Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segenggam Tanah Liat

20 Januari 2023   08:40 Diperbarui: 20 Januari 2023   08:48 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pernahkah kamu berkaca

Menemukan jantung yang retak oleh pikiran manusia

Menemukan tipisnya kulit manusia

Yang terurai karena dinginnya darah dan air mata

Mencium bau busuk

Dari mimpi-mimpi yang tertimbun oleh luapan emosi

Kami manusia tanpa suci

Hanya teranggap bagai segenggam tanah liat

Yang rapuh, walau diukir begitu rupa

Di tubuh kami tersurat segala luka

Di bibir kami tercipta segala derita

Dan jiwa kami, kosong melompong

Sangat indah untuk melolong

Manusia penuh luka dan derita

Berkelana dalam lumpur yang hina

Dan tertawa dalam segala siksa di dunia

Kami manusia lemah

Tolonglah, lepaskan pedang itu

Agar kami bisa lepas dari segala amarah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun