Ibu, pahlawan kecimu mulai melemah Bu
Pedangnya kini sudah berkarat
Termakan oleh peluh dan segala tombak hidup
Hujan begitu kejam Ibu, mengikis nadi-nadi di jiwaku
Mentari juga menjadi menjijikkan
Sinar-sinar panasnya membakar cinta di hatiku
Ibu, anakmu melemah tak berdaya
Kulitnya lelah dengan masa
Jiwanya rindu pada semesta dalam rahimmu
Tak ada bencana, tak ada derita
Tak ada mulut tetangga yang terus menganga
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!