Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

#2: Bahayanya Lingkungan Buruk

30 Mei 2022   14:24 Diperbarui: 30 Mei 2022   14:39 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pikir pendapat yang mengatakan bahwa manusia itu dipengaruhi oleh lingkungannya hanyalah sebatas teori dan pemahaman saja, namun aku salah. Itu benar-benar terjadi.

Sebelumnya, aku tidak pernah benar-benar menyadari kuasa lingkungan pada pertumbuhan dan perubahan seseorang hingga aku merasakan dan melihatnya sendiri.

Aku adalah seorang lelaki yang lembut. Tidak bermaksud membanggakan maupun merendahkan, namun hingga saat ini, aku merasa aku masih menjadi seorang lelaki lang lembut. Lembut yang aku maksud dalam hal ini adalah tidak menyenangi kekerasan dalam bentuk apa pun. Tidak suka bertindak kasar, tidak suka berkata kasar, bahkan perkataan dalam bentuk bentakan juga menjadi hal yang mengerikan bagiku.

Namun, itu dulu. Sekarang, aku sudah menjadi orang yang cukup tidak lembut lagi. Dalam artian, sekarang aku sudah mulai sering berkata kasar, sering berkata dan membentak dan tidak merasa asing lagi dengan kekerasan. 

Perubahan tersebut terjadi karena lingkunganku. Aku memiliki lingkungan yang tidak mengenal kelembutan. Aku memiliki teman yang terbiasa dengan kekerasan, sehingga ketika aku bersama-sama dengan dia, aku mengikuti apa yang dia lakukan, apa yang dia katakan, dan apa yang dia pikirkan. Dan lama-kelamaan, aku juga hendak meniru apa yang dia lakukan.

Baru-baru ini, hal yang lebih kentara juga terlihat. Aku memiliki satu orang teman lagi. Temanku ini adalah orang yang lembut pada awalnya (walaupun tidak selembut aku), namun aku tahu bahwa dia juga tidak senang dengan kekerasan. 

Namun, akhir-akhir ini, temanku ini sering bersama dan bergaul dengan temanku yang ‘biasa’ dengan kekerasan, sehingga aku mulai melihat perubahan di temanku yang lembut ini. 

Jika ia (Teman L) bersama dengan teman yang sering bertindak kasar (Teman K), ia juga melakukan hal yang sama. Jika teman K berkata kasar, teman L juga ikut-ikutan. Jika teman K ribut, maka teman L juga akan ikut-ikutan. Teman L selalu menyalin apa pun yang dilakukan oleh teman K.

Namun, kisahnya berbeda jika teman L tidak bersama dengan teman K. Teman L akan menjadi sama seperti semula jika ia tidak bersama dengan teman K. Ia kembali menjadi orang yang lembut, yang tidak ribut, dan yang selalu memberikan dampak positif.

Sungguh, kuasa lingkungan itu sangat besar. Namun, di lain sisi, kita harus paham atas apa yang kita alami dan hadapi. Mengenai teman L dan teman K di atas, kita tidak bisa mengontrol apa pun yang mereka lakukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun