Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

#1: Kegagahan Sebuah Lagu

30 Mei 2022   12:38 Diperbarui: 30 Mei 2022   12:52 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini adalah tulisan pertama dari seri "Diari anak rantau" yang baru saja aku mulai. Sejujurnya, seri ini adalah seri dadakan, hal yang dulu tidak pernah terpikirkan, namun langsung timbul dalam pikiranku. Tujuan seri ini hanyalah bercerita, aku hanya mencurahkan apa pun yang ada dalam pikiranku. Rasanya hidup ini sangat luas, banyak hal yang kutemukan setiap hari. Dengan kesenangan ber-gibah dan meneliti secara mandiri, aku akhirnya menjumpai hal-hal menarik, yang rasanya perlu diungkapkan. Jika kuungkapkan pada manusia, aku takut ia merasa menjadi objek dalam curahan itu, untuk itu, aku mencoba mencurahkannya pada kalian, pembaca yang sedikit tapi berarti, semoga kalian tertarik membaca tulisan ini.

Beberapa hari yang lalu, aku dan teman-temanku melakukan perjalanan ke sebuah tempat wisata di kota kami. Perjalanan ini adalah perjalanan yang unik karena sebelumnya kami tak pernah melakukan perjalanan secara beramai-ramai. Setelah berbagai persiapan dilakukan, akhirnya kami pun berangkat. Kami melakukan perjalanan dengan menggunakan motor. Kami bersyukur karena beberapa teman kami sudah memiliki motor sehingga kami tak perlu menyewa yang tentunya akan menambah pengeluaran kami.

Kami mulai berangkat pada pukul 8 pagi. Aku bersama dengan teman lelakiku yang cukup pendiam. Aku sudah mengenalnya sekitar tiga tahun, namun aku masih belum terlalu dalam mengenali setiap seluk beluk hidupnya. Ia pendiam, sama seperti aku. Sifat pendiam kami bertemu di atas sepeda motor. Ia yang tidak tahu atau mungkin enggan untuk membuka percakapan, menjadi bingung. Begitu juga dengan aku. Akhirnya, kami mencoba untuk berbicara dengan imajinasi kami masing-masing. Diam dan hanya berbicara sesekali untuk membahas yang terkesan basa-basi. Tapi, kami menikmati perjalanan kami

Lalu, sebuah hal pun terjadi. Hal yang sudah sering kami lakukan jika kami melakukan perjalanan, namun tidak pernah kusadari dengan dalam. Kami bernyanyi. Satu hal yang bisa menyatukan kami dalam perjalanan adalah lagu. Dia menyenangi lagu, begitu juga dengan aku. Mungkin, dari antara kami berdua, aku yang paling suka dengan lagu. Dalam perjalanan, kadang ia menyanyikan sebuah lagu yang ia sukai lalu aku tahu lagu itu dan ikut bernyanyi bersamanya. Dalam beberapa lagu, kami lakukan secara bersama-sama. Kadang, kami juga menyanyikan beberapa lagu yang aku senangi.

Pada perjalanan ini, aku akhirnya sadar ternyata satu hal yang dapat menyatukan kami adalah lagu. Lagu bukan hanya karya yang dapat menyenangkan banyak orang, menghibur banyak orang, namun lagu juga ternyata mampu menyatukan dua orang yang berbeda menjadi satu. Indahnya sebuah lagu. Pada perjalanan sebelum-sebelumnya, kami juga sering bernyanyi bersama, namun aku belum sadar kalau lagu bisa menyatukan kami.

Aku tidak tahu, apakah ia menyadari hal yang sama, hanya saja, sekarang aku sudah tahu, jika kami sedang bingung hendak membicarakan apa pun, kami akan bernyanyi bersama-sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun