Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dedikasi Seorang Bidan bagi Sesama

17 Juli 2022   22:34 Diperbarui: 17 Juli 2022   22:56 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan terus berkembang. Setiap harinya selalu muncul hal baru yang perlu dipelajari. Bersama IndiHome, sosok berikut tak kenal lelah menggali ilmu di usia senja demi misi kemanusiaan bagi sesama.

Bidan Maria, demikian sehari-hari ibu saya dipanggil. Sejenak meneropong ke masa lalu.

Tahun 1960, Adonara, Nusa Tenggara Timur. Maria yang masih duduk di bangku SD terpikat dengan seorang perawat di kampungnya. Ia selalu ramah dan rajin melayani orang-orang sakit.

Maria pun tergerak mengikuti jejaknya. Pada 1977 ia lulus dari pendidikan bidan di Yogyakarta.

Tahun 1979 Maria menjalani profesi sebagai bidan di sebuah rumah sakit di Jakarta. Pada Januari 2008 selepas pensiun beliau membuka praktik bidan mandiri di Sunter, Jakarta Utara. Panggilan jiwa menjadi penyemangatnya untuk terus melangkah, menjalani profesi ini.

Bagi Maria, bidan itu melebihi profesi. Melayani orang-orang sekitar dimulai dari hal-hal kecil. “Senyum, sapa, salam, sopan santun, sabar. Tak lupa selalu ucapkan terima kasih,” kata Bidan Maria yang telah menginjak usia 71 tahun.

Bidan Maria tak pernah alpa memberikan semangat kepada setiap pasien yang datang. Bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Setiap hari harus dinikmati, baik suka duka maupun untung malang dilewati dengan senyum, bukan dengan merengut. “Satu hal yang perlu diingat, tidak semua orang yang ditolong itu memiliki uang. Terpenting, dia sembuh, kita senang,” ujar Bidan Maria.

Di tengah kesibukannya, Bidan Maria aktif dalam PKK RW dengan keterlibatannya di posyandu lansia dan posyandu bayi/balita. Beliau juga menyempatkan diri berinteraksi dengan masyarakat, khususnya menengah ke bawah atau lansia yang hidup sendiri.

Terkadang Bidan Maria berkunjung ke rumah orang sakit, seperti penderita diabetes dan stroke atau ibu pasca operasi caesar. Beliau mengukur tensi seraya mendengarkan curahan hati mereka.

Bidan Maria memposisikan dirinya sebagai pendengar yang baik. Semua itu baginya adalah panggilan jiwa yang tak mengharapkan imbalan. Melihat senyum di wajah orang sakit yang didatanginya memunculkan kebahagiaan tersendiri.

Melayani orang-orang sekitar dimulai dari hal-hal kecil. (foto dokpri)
Melayani orang-orang sekitar dimulai dari hal-hal kecil. (foto dokpri)

IndiHome yang dimiliki Telkom Indonesia menawarkan layanan triple play, mencakup internet, tv, dan telepon. Bidan Maria menyampaikan, sejak tahun 1994 keluarganya menjadi pelanggan telepon Telkom Indonesia. Alasan utama keluarganya menjadi pelanggan setia Telkom Indonesia dan IndiHome hingga sekarang adalah layanan bantuan IndiHome di call center 147 saat terjadi gangguan. “Laporan konsumen cepat ditanggapi customer service dengan menjadwalkan kedatangan teknisi segera ke rumah. Saya terkesan akan hal itu,”kata Bidan Maria.

Seiring berjalannya waktu pada 2018 Bidan Maria berlangganan internet dari IndiHome dengan koneksi stabil walaupun diakses secara bersamaan dan dalam keadaan cuaca apapun. Kecepatan internet hingga 300Mbps diakui beliau sangat membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Saat ini Bidan Maria mengaktifkan layanan internet fair usage 2.0 speed 40 Mbps. Sebelumnya beliau menikmati layanan internet dengan kecepatan 30 Mbps. “Karena lokasi praktik menyatu dengan rumah, saya merasa didukung oleh IndiHome,” tutur Bidan Maria yang juga berlangganan TV interaktif IndiHome dengan aneka channel yang menarik dari bulan Mei lalu.

Bidan Maria memberikan ilustrasi perihal dirinya yang dituntut organisasi profesi menghadiri seminar. Apalagi di masa pandemi, seminar tersebut diselenggarakan secara daring. Tentunya kegiatan yang bertujuan meningkatkan keahlian dan keterampilan itu perlu didukung jaringan internet yang memadai. 

“Ada berbagai tema webinar yang wajib diikuti, antara lain optimalisasi tumbuh kembang anak di era 4.0, tatalaksana kegawatdaruratan kehamilan dan bayi baru lahir, pelatihan manajemen menyusui, hingga peranan bidan dalam membangun keluarga berencana dan kesehatan reproduksi,” ujar Bidan Maria.

Indihome sebagai internetnya Indonesia dengan jangkauan nasional juga membantu Bidan Maria dalam menjalin komunikasi dengan rekan-rekan seprofesi melalui whatsapp group. Medium tersebut juga dimanfaatkan untuk saling bertukar informasi terkait profesi kebidanan. 

Bidan Maria juga memaksimalkan fungsi whatsapp group untuk bersilaturahmi dengan teman-teman almamater dan institusi pekerjaan terdahulu. “Sebenarnya saya gaptek, bersyukur anak-anak membantu saya saat mengikuti webinar atau mengoperasikan smartphone,” kata Bidan Maria sambil tersenyum.   

Bidan Maria memandang, perubahan pola hidup khususnya saat pandemi memacu dirinya mengembangkan kemampuan dan keilmuan. Beliau mencontohkan, laporan antenatal (kehamilan), postnatal (kelahiran), intranatal (persalinan), KB, dan imunisasi kini harus dikirim melalui surat elektronik. “Walaupun adanya perbedaan generasi yang jauh, saya berusaha mengikuti peralihan tersebut yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan saya,” ujar Bidan Maria.

Hoax versus Fakta 

Sepanjang Agustus 2018 sampai awal 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat 9.546 hoax yang tersebar di berbagai platform media sosial di internet. 

Saat berpraktik, Bidan Maria kerap ditanya perihal hoax seputar kehamilan. Beliau bersyukur telah berlangganan IndiHome. Dengan demikian manfaat internet semakin dirasakannya, salah satunya kemampuan memilah jutaan informasi guna mendapatkan hasil yang kredibel.

Bicara mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan, apakah Anda pernah mengalami kebingungan? Terlalu banyak informasi yang diterima membuat kita berpikir, ini mitos atau fakta? Mana yang benar dan mana yang tidak?

Bidan Maria merasa didukung IndiHome dalam menjalani profesi kebidanan. (foto dokpri)
Bidan Maria merasa didukung IndiHome dalam menjalani profesi kebidanan. (foto dokpri)

Hoax didefinisikan sebagai berita atau informasi bohong yang biasanya sengaja diciptakan untuk membuat disinformasi atau mengambil keuntungan tertentu. Hoax ingin menghadirkan rasa tidak aman atau menciptakan dukungan untuk kelompok tertentu.

Hoax seputar kesehatan itu tidak terhitung jumlahnya yang justru kurang mendapat perhatian atau kurang dikritisi. Informasi yang beredar biasanya diterima mentah-mentah atau disebarkan tanpa memikirkan konsekuensinya. Oleh karena itu masyarakat diharapkan waspada dan cerdas dalam menggunakan internet dan media sosial.

Di satu sisi kecenderungan orang berbagi informasi karena sharing is caring. Permasalahannya,  sharing ini tidak difilter. Di sisi lain, berbagi informasi merupakan bentuk kepedulian terutama kepada orang-orang tersayang. Oleh karena itu dibutuhkan edukasi untuk bertanggung jawab menyebarkan informasi.

Prinsip pertama dalam mendeteksi informasi itu hoax atau bukan adalah kehati-hatian. Lakukan check dan recheck dan jangan menelan mentah-mentah informasi yang diterima. Ingat, kita memiliki sarana yang tak terbatas untuk melakukan check. Kita juga harus aktif mencari kebenaran dan menyalakan radar hoax.

Prinsip kedua, memotong rantai distribusi hoax. Hoax itu paling banyak disebarkan di media sosial termasuk di aplikasi pesan (terutama WhatsApp). Salah satu cara informasi bohong itu tidak menyebar lebih jauh adalah menahan diri untuk tidak mendistribusikanya.

Prinsip ketiga, periksa sumber. Saat ini kita mendapatkan berkah internet yang luar biasa. Informasi dapat diakses dengan mudah di internet. Kalau kita menerima informasi, sebaiknya perhatikan kredibilitas sumber, apakah mencantumkan situs yang bisa diakses.

Prinsip keempat, periksa redaksi. Hal tersebut berhubungan dengan situs yang seolah-olah kredibel. Bila tidak ada susunan redaksi, situs itu tidak bisa dijadikan referensi.

Prinsip kelima, gunakan akal sehat. Jika menerima informasi yang agak aneh, waspada dan hati-hati adalah cara yang paling efektif.

Dibutuhkan kewaspadaan dan kecerdasan dalam memilah informasi seputar kehamilan itu hoax atau fakta. (foto dokpri)
Dibutuhkan kewaspadaan dan kecerdasan dalam memilah informasi seputar kehamilan itu hoax atau fakta. (foto dokpri)

Di bawah ini Bidan Maria memaparkan hoax atau mitos yang selama ini diterimanya dari pasien. Tak lupa beliau menguraikan fakta yang penting diketahui. 

Mitos: bayi yang lahir pada usia kehamilan tujuh bulan dipandang lebih kuat dibandingkan bayi yang lahir pada usia kehamilan delapan bulan.

Fakta: berat badan bayi yang lahir pada usia kehamilan tujuh bulan tentunya lebih kecil dibandingkan bayi yang lahir pada usia kehamilan delapan bulan. Daya tahan tubuhnya tidak seprima bayi yang lahir pada kehamilan delapan bulan.

Mitos: konsumsi buah duren pada ibu hamil akan menimbulkan perdarahan saat persalinan.

Fakta: buah duren mengandung alkohol tinggi sehingga tidak boleh dikonsumsi ibu hamil. Perdarahan pada ibu hamil tidak ada hubungannya dengan konsumsi buah duren.

Mitos: ibu hamil yang makan terung akan menyebabkan bayi kecil atau loyo seperti terung.

Fakta: terung mengandung zat besi untuk menaikkan HB. Terung itu baik dikonsumsi ibu hamil, sementara bayi kecil akibat konsumsi makanan dengan zat gizi yang kurang.

Mitos: pada malam hari menjelang persalinan ibu hamil membawa sapu lidi aren dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk mengusir setan.

Fakta: belum terbukti.

Mitos: ibu hamil tidak boleh melilitkan handuk di leher. Nanti anak yang dilahirkan bisa mengalami lilitan tali pusat.

Fakta: lilitan tali pusat terjadi karena tali pusat terlampau panjang atau anak lincah, sering bergerak selama dalam kandungan.

Mitos: ibu hamil minum minyak kelapa supaya licin saat persalinan.

Fakta: minyak kelapa untuk tenaga, bukan untuk pelicin karena minyak kelapa masuk dari mulut, keluar lewat anus. Bayi keluar lewat jalan persalinan.

Mitos: syukuran atau selamatan untuk ibu hamil dengan usia kandungan tujuh bulan tidak boleh dilakukan pada tanggal 7, sebaiknya 17 atau 27 untuk menghindari anak lahir prematur.

Fakta: anak lahir prematur disebabkan trauma atau faktor lain.

Mitos: ibu hamil tidak boleh tidur siang, dikhawatirkan muncul banyak lemak di tubuh bayi (tidak bersih).

Fakta: lemak pada bayi berfungsi sebagai penghangat, bukan dipengaruhi oleh ibu hamil yang tidur siang.

Mitos: ibu hamil tidak boleh duduk di depan pintu, nanti anak sulit keluar saat dilahirkan.

Fakta: anak sulit keluar mungkin karena panggul sempit atau mulasnya tidak bagus.

Mitos: suami ibu hamil tidak boleh memancing, nanti bayinya cacat atau bibirnya sumbing.

Fakta: bibir sumbing atau bayi cacat dipengaruhi pembelahan sel.

Mitos: ibu hamil jangan makan cabai, nanti melahirkan bayi botak.

Fakta: bayi botak bukan karena cabai tapi karena konsumsi gizi yang kurang.

Mitos: supaya anak cantik atau tampan, ibu hamil dianjurkan melihat orang-orang cantik atau tampan.

Fakta: tidak demikian sebab anak hasil perpaduan genetik orangtua.

Mitos: sebelum melahirkan ibu makan kuning telur mentah untuk tenaga.

Fakta: ibu muntah setelah makan telur mentah.

Mitos: ibu yang suka dandan akan melahirkan anak perempuan sementara ibu dengan kondisi sebaliknya akan melahirkan anak laki-laki.

Fakta: jenis kelamin bukan karena hal itu.

Mitos: ibu yang suka makan di luar rumah saat hamil akan melahirkan anak yang mengikuti hal yang sama.

Fakta: memang demikian. Mungkin karena faktor psikologis, kebiasaan yang dilakukan oleh ibu saat hamil akan terulang ketika anak beranjak besar.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun