Dalam ekosistem logistik atau ekosistem e-commerce, e-commerce tidak akan bisa berjalan tanpa kurir. Logistik, warehousing, kurir, sampai customs adalah bagian penting di e-commerce. Nilai perdagangan logistik atau e-commerce Indonesia pada 2020 diprediksi USD 130 miliar, artinya logistik dan e-commerce akan terus tumbuh. Oleh karena itu berjualan online adalah pilihan yang luar biasa.
Apa yang dibutuhkan online seller untuk masuk ke marketplace? Kecepatan atau percepatan delivery, keamanan, insurance (kerusakan, kehilangan atau keterlambatan) atau garansi, trace and tracking, serta go international.
Rata-rata online seller khawatir produknya tidak sampai atau rusak hingga produknya tidak laku. Ada dua kebutuhan UKM, yaitu packaging dan pricing (ongkos kirim yang bisa ditekan). Dua kebutuhan tersebut merupakan solusi yang diberikan logistik. Seller terkadang malas ke counter maka logistik menawarkan layanan pick up gratis sampai ke rumah.
Point of sales lainnya adalah logistik sekarang berlomba-lomba memperbanyak gerai penjualan untuk menarik e-commerce di seluruh Indonesia. Seller yang sudah terintegrasi dengan marketplace harus bersamaan dengan marketplace yang terintegrasi dengan logistik. Solusinya adalah service yang paling cepat.
Terkait perluasan jaringan delivery ke seluruh Indonesia, pemerintah berusaha memperkecil ongkos kirim logistik dengan menekan biaya logistik sehingga mempermudah pelaku usaha. Selain itu pemerintah berusaha menurunkan dwelling time yang saat ini 5 jam di bandara. Saat ini pemerintah tengah menyiapkan roadmap sistem logistik nasional mengingat e-commerce yang dipandang sebagai prospek ekonomi dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H