Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mempersiapkan Masa Depan Prima bersama Jaringan PRIMA

24 Juli 2019   23:46 Diperbarui: 24 Juli 2019   23:59 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prioritaskan menabung sebelum mengalokasikan dana ke pos-pos lainnya. (sumber foto: www.jaringanprima.co.id)

Bing beng bang. Yok kita ke bank. Bang bing bung. Yok kita nabung. Tang ting tung hey. Tau tau kita nanti dapat untung.

Generasi 90-an tentunya pernah mendengar lagu tersebut. Lagu anak yang memberi pesan pentingnya menabung. Saat kecil saya, kakak, dan adik diberikan celengan oleh orangtua. Mereka tak pernah bosan mengingatkan kami untuk menyisihkan uang jajan. Tak terasa celengan yang terbuat dari tanah liat itu semakin berat. Tiba waktunya dipecahkan. Uang logam berhamburan. Tak terkira jumlahnya.

Pengalaman itu menjadi bekal bagi saya dalam menjalani hidup. Menabung sebagai sebuah kebiasaan dan dilakukan secara rutin merupakan langkah menuju keuangan yang sehat. Cukup dengan mengalokasikan 10% dari penghasilan setiap bulannya. Kegiatan menabung sebaiknya tidak dilakukan setelah menunggu ada sisa penghasilan. Sebagai contoh, seorang pemilik toko bisa mengambil 10% dari keuntungan per harinya atau freelancer mengambil 10% dari penghasilan per project yang dikerjakan.

Pengeluaran setiap orang per bulannya dapat dibagi ke dalam empat pos, yaitu investasi atau tabungan (10%-30%), cicilan utang seperti utang rumah atau utang mobil (maksimal 30%), pengeluaran rutin seperti membayar tagihan listrik atau uang sekolah anak, serta lifestyle.

Banyak keluarga di Indonesia yang memiliki keuangan tidak sehat karena memandang sebelah mata arti sebuah tabungan. Mereka cenderung membeli apapun karena suka, bukan karena butuh seperti orang jaman dulu. Padahal apapun pekerjaan dan penghasilan seseorang, tetap butuh perencanaan keuangan yang kokoh.

Masyarakat perkotaan tidak lepas dari lifestyle, pilihan yang tidak wajib dilakukan. Namun kecenderungannya dalam kehidupan masyarakat Indonesia, lifestyle menjadi keharusan. Sebagai contoh, tidak perlu menjadi member fitness club hanya untuk berolahraga, cukup jogging di sekitar rumah.

Permasalahannya, sebagian besar orang menempatkan lifestyle dalam skala prioritasnya, bukan di investasi atau tabungan. Lifestyle berkaitan erat dengan peer pressure atau tekanan dari lingkungan sekitar. Orang tidak sadar bahwa ia berada dalam gaya hidup yang tidak mampu dipenuhi. Misalnya, belanja menggunakan kartu kredit padahal sebenarnya utang kartu kredit sudah banyak.

Sebaiknya orang itu jujur kepada diri sendiri dan menerima kenyataan. Sejatinya kartu kredit itu memudahkan sebab tidak perlu menenteng uang cash ke manapun. Asalkan kartu kredit digunakan secara bijak. Prinsipnya, berani ambil kartu kredit, berani bayar. Maka untuk menghindari utang kartu kredit yang menumpuk, lunasilah tagihan 100%, bukan minimum payment.

Kondisi keuangan yang sehat membuat seseorang bisa melakukan aktivitas yang disenangi tanpa mengganggu alokasi biaya untuk masa depan. Sebagai contoh, seseorang yang hobi belanja. Ia dibantu konsultan finansial menyusun perencanaan keuangan, sehingga ketika ia menerima gaji segera dibagi ke dalam pos-pos. Dengan cara tersebut, ia masih bisa memuaskan hobi belanjanya tanpa mengabaikan tanggung jawab melunasi cicilan apartemen, cicilan mobil, biaya hidup sehari-hari, dan menabung.

Investasi bisa dilakukan dalam bentuk reksadana dan emas. Sebelum mengambil reksadana, ketahuilah tujuan finansial. Reksadana pasar uang untuk tujuan finansial 5 tahun, reksadana pendapatan tetap (5-10 tahun), reksadana campuran (10 tahun), dan reksadana saham (15 tahun).

Reksadana adalah alat investasi yang paling mudah untuk pemula, bisa dimulai dari Rp 100 ribu/bulan. Kita bisa membelinya di manajer investasi atau bank yang menjual reksadana. Disarankan untuk mempelajari reksadana sebelum membeli produknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun