Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan NTT melalui Du'Anyam

8 Desember 2018   23:32 Diperbarui: 9 Desember 2018   01:33 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Du'Anyam ingin menggarap market millenial. (sumber foto: www.instagram.com/duanyam)

Kipas anyaman, salah satu merchandise Asian Games yang diproduksi Du'Anyam. (foto dokumentasi pribadi)
Kipas anyaman, salah satu merchandise Asian Games yang diproduksi Du'Anyam. (foto dokumentasi pribadi)
Juan  mencontohkan straw hat dengan material pandan yang dikombinasikan dengan  pattern Asian Games. Tantangannya adalah menampilkan desain Asian Games  agar terlihat lebih bright. Ada pula kipas anyaman yang sangat berguna  menghalau panas saat menonton pertandingan di Asian Games. Keterlibatan  Du'Anyam dalam Asian Games semakin menyemangati para ibu untuk  menganyam. Dalam prosesnya Du'Anyam bekerja sama dengan 17 desa yang  memiliki 150 ibu penganyam. Anyaman dalam bentuk tikar yang dikirim dari  Flores ke Jakarta bisa mencapai 2.000-3.000 lembar setiap bulannya.  "Tentunya meningkatkan income mereka sebanyak 40%," tutur Juan.

Market Millenial

Produk  Du'Anyam terbagi menjadi living dan style. Produk tersebut tidak hanya  dijual retail, juga B2B baik di company maupun hotel yang penyerapannya  lebih besar dan penjualannya kontinu. Beberapa produk yang telah  dihasilkan Du'Anyam, diantaranya bags, clutches, indoor slippers, sampai  wallet. Du'Anyam juga bekerja sama dengan brand seperti Cotton Ink dan  Contempo agar bisa diterima market millenial. Selain itu usaha tersebut  pernah tampil di Jakarta Fashion Week 2014 dan meraih INACRAFT Awards  2018 Category Natural Fibers.

Visi Du'Anyam pada 2020 adalah  menjadi top supplier kerajinan anyaman yang unik, berkualitas, dan  berdampak sosial. Tidak hanya masyarakat Indonesia yang mengenalnya,  juga masyarakat di negara lain. Selain itu Du'Anyam ingin memberdayakan  2.000 perempuan perajinan dan meningkatkan pendapatan sebanyak 30%.  Tentunya dengan mengedepankan tiga pilar, yakni pemberdayaan perempuan,  peningkatan kesehatan, dan promosi budaya.

Tidak hanya di Flores,  Du'Anyam juga melakukan ekspansi pasar ke Sidoarjo, Papua (Nabire dengan  anyaman dari kulit kayu) dan Berau (anyaman dari rotan). Tujuannya  adalah memenuhi kapasitas produksi. Ketika menghadapi permintaan yang  tinggi, bisa dialihkan ke daerah lain. Apalagi setiap daerah memiliki  ciri khas anyaman masing-masing. Potensi tersebut dinilai bagus oleh  Du'Anyam dalam menampilkan produk-produk lokal Indonesia. Du'Anyam  mencoba mengangkat anyaman ke level yang lebih tinggi, contohnya di  bidang hospitality atau properti dalam bentuk hiasan dinding di hotel  dengan mengangkat budaya Kalimantan. "Demand handicraft, home decor itu  selalu ada. Ini kesempatan untuk UMKM," kata Juan.

Rencananya pada  Januari 2019 mendatang dilaunching website Du'Anyam. Website tersebut  dilatari daya beli masyarakat terlebih generasi millenial yang sangat  signifikan. Melalui website orang lebih mudah mengakses produk Du'Anyam.  Produk Du'Anyam telah diekspor ke beberapa negara, seperti Amerika,  Belgia, Korea, Australia, Jepang, dan Denmark. "Tentunya cara tersebut  sangat membantu ekonomi para ibu. Kini mereka bisa memperoleh  penghasilan Rp 1 juta-Rp 1,5 juta," kata Juan.

Bertumbuh

Juan  menyampaikan, selama kurang lebih lima tahun berdiri Du'Anyam telah  melewati banyak tantangan. Mengapa Du'Anyam mampu memenuhi pesanan  minimum 500 bahkan 2.000 pieces produk untuk hotel misalnya? Semua itu  melalui proses. Sebenarnya setiap UKM punya kesempatan yang sama untuk  menjadi pemegang lisensi merchandise Asian Games 2018 atau event  lainnya. Semuanya kembali kepada keuletan tim dan persiapan SDM.

Menyinggung  kendala permodalan yang kerap dialami UKM, Juan menyarankan UKM mencoba  project-project kecil. Ia mencontohkan project hotel atau corporate  yang telah ditempuh Du'Anyam. Strateginya adalah mencoba di atas limit  kapasitas usaha. Meskipun ada beberapa kekurangan, semua itu akan bisa  ditangani dengan baik. "Harapannya 70% produk Du'Anyam bisa terserap  oleh pengunjung Asian Games," kata Juan.

Du'Anyam ingin menggarap market millenial. (sumber foto: www.instagram.com/duanyam)
Du'Anyam ingin menggarap market millenial. (sumber foto: www.instagram.com/duanyam)
Awalnya Du'Anyam hanya  menjual slipper, sekarang ada 250 item produk dengan fungsi, bentuk, dan  konsep yang berbeda. Juan menilai, mendirikan usaha saja sudah sulit  apalagi mendirikan usaha sosial. Peningkatan income itu pasti, tapi  peningkatan sosial perlu diraih juga. Visi Du'Anyam pada 2020 adalah  brand Du'Anyam lebih dikenal tidak hanya di dalam negeri juga luar  negeri. "Ketika orang datang ke Indonesia ingin mencari anyaman, brand  yang terlintas pertama kalinya adalah Du'Anyam," ujar Juan.

Juan  memandang kendala terbesar adalah shipping. Pasalnya Du'Anyam bekerja di  remote area. Apalagi saat ekonomi bergejolak, harga shipping menjadi  fluktuatif, misalnya pengiriman dari Berau ke Jakarta. Tantangan yang  dihadapi UMKM tersebut perlu dipecahkan dengan pikiran kreatif dan  global. "Melalui kehadiran kami langsung di masyarakat setidaknya mereka  punya harapan untuk hidup. Itu yang membuat Du'Anyam bertumbuh sampai  sekarang," ujar Juan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun