Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menuju Keunggulan Ekonomi Indonesia 2019

20 November 2018   15:10 Diperbarui: 20 November 2018   19:33 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ki-ka) Moderator, Kepala Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi, Corporate Secretary&Chief Economist BNI Ryan Kiryanto, dan Business Development&Sales Officer Du'Anyam Juan Firmansyah. (foto: dokumentasi Novitania)

Menurut Ryan, ada tiga sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi, yakni sektor pertanian, manufaktur (industri), dan perdagangan besar, kecil maupun menengah. Tiga sektor tersebut menyerap kredit terbesar, artinya ekonomi Indonesia berjalan pada tracknya. Kalimantan Timur mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup terhambat karena dampak harga batu bara. Daerah dengan pertumbuhan kredit yang kuat dipastikan memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Segmen apa yang perlu diwaspadai? Perbankan harus ekstra hati-hati dalam membiayai sektor perdagangan, konstruksi, dan pertambangan. Sektor yang tidak bermasalah menjadi target pasar dalam pembiayaan perbankan. Pulau Jawa relatif stabil karena semua kegiatan ekonomi baik manufaktur maupun jasa ada di sana. Selain itu infrastruktur di Jawa relatif lebih baik dibanding di luar Jawa. "Pembangunan ekonomi di luar Jawa juga semakin baik sebagai dampak dari program pemerintah yang tidak jawasentris," kata Ryan.

Ryan mengemukakan beberapa hal yang mengganggu pasar Indonesia. Pertama, disrupsi pasar keuangan dengan keguncangan rupiah. Kedua, perlambatan ekonomi China. Patut dicermati bahwa China adalah mitra dagang paling utama Indonesia dalam produk ekspor maupun impor. Ekonomi China yang melambat akan berefek negatif pada Indonesia. Setiap 1% perlambatan ekonomi China akan mempengaruhi perlambatan ekonomi Indonesia 0,2%. Oleh karena itu pemerintah harus mencari pasar lainnya, seperti Timur Tengah atau Afrika.

Bencana alam juga mengganggu perekonomian. NTB dan Sulawesi Tengah diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi yang tidak sebagus tahun sebelumnya. Pesta demokrasi juga mendorong kegiatan ekonomi masyarakat, melalui pembelian bermacam-macam atribut kampanye yang menggerakkan private consumption dan konsumsi rumah tangga. "Yakinlah, pertumbuhan ekonomi tidak akan terganggu dengan kegiatan politik. Buktinya setiap periode lima tahunan terjadi pertumbuhan ekonomi selalu lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi di tahun-tahun tidak ada kegiatan politik," ujar Ryan.

Pemberdayaan Ekonomi

Du'Anyam, UKM pemegang lisensi souvenir resmi Asian Games 2018 bekerja bersama kaum ibu penganyam di enam kecamatan di Flores. Produk Du'Anyam dibuat dari daun lontar. Du'Anyam didirikan dengan latar belakang isu kesehatan. Tahun 2013 tim Du'Anyam menemukan kasus ibu yang mengalami kekurangan gizi. Penyebabnya sangat kompleks, salah satunya adalah kesulitan sosial ekonomi. Masyarakat bergantung pada musim saat bertani. Kalau gagal panen mereka tidak mendapatkan apapun. Akses uang tunai juga sangat terbatas. Sistem barter masih terjadi. Makan saja sulit, apalagi kesehatan. "Kita melihat ibu-ibu di sana sudah terbiasa naik turun bukit ke ladang walaupun hamil 8 bulan," kata Juan.

Di satu sisi tim menemukan kearifan lokal berupa tradisi menganyam dari generasi ke generasi yang belum diberdayakan. Hanya golongan tua yang menjalankan aktivitas tersebut. Di sisi lain pohon lontar tumbuh liar di Flores. Ada potensi menumbuhkan kearifan lokal dan sumber daya alam dengan akses market yang sudah ada. Selama ini problemnya adalah ketiadaan akses market. Tim Du'Anyam memberikan masukan dalam hal desain. "Semula hanya ibu berusia 60-70 tahun yang menganyam, sekarang kami berusaha mencari generasi muda. Tujuannya menambah orang yang menganyam," ujar Juan.

Tim Du'Anyam juga melakukan pemberdayaan ekonomi perempuan. Harapannya dengan menganyam, mereka memiliki akses uang tunai yang lebih mudah. Mereka tidak perlu repot-repot bertani menjelang persalinan, cukup menganyam di rumah. Penghasilannya mungkin lebih besar dibanding bertani. Tidak hanya peningkatan ekonomi, juga peningkatan gizi.

Produk Du'Anyam terbagi menjadi living dan style. Produk tersebut tidak hanya dijual retail, juga B2B. Dalam perhelatan Asian Games 2018 diproduksi 60 ribu pieces merchandise yang habis terjual. Rencananya pada Januari 2019 mendatang dilaunching website Du'Anyam. Website tersebut dilatari daya beli masyarakat terlebih generasi millenial yang sangat signifikan. Melalui website orang lebih mudah mengakses produk Du'Anyam. Produk Du'Anyam telah diekspor ke beberapa negara, seperti Amerika, Belgia, Korea, Australia, Jepang, dan Denmark. "Tentunya cara tersebut sangat membantu ekonomi para ibu. Kini mereka bisa memperoleh penghasilan Rp 1 juta-Rp 1,5 juta," kata Juan.

Tidak hanya di Flores, Du'Anyam juga melakukan ekspansi pasar ke Sidoarjo, Papua (Nabire dengan anyaman dari kulit kayu) dan Berau (anyaman dari rotan). Tujuannya adalah memenuhi kapasitas produksi. Ketika menghadapi permintaan yang tinggi, bisa dialihkan ke daerah lain. Apalagi setiap daerah memiliki ciri khas anyaman masing-masing. Potensi tersebut dinilai bagus oleh Du'Anyam dalam menampilkan produk-produk lokal Indonesia. Du'Anyam mencoba mengangkat anyaman ke level yang lebih tinggi, contohnya di bidang hospitality atau properti dalam bentuk hiasan dinding di hotel dengan mengangkat budaya Kalimantan. "Demand handicraft, home decor itu selalu ada. Ini kesempatan untuk UMKM," kata Juan.

Awalnya Du'Anyam hanya menjual slipper, sekarang ada 250 item produk dengan fungsi, bentuk, dan konsep yang berbeda. Produk Du'Anyam telah memasuki hotel, corporate, industri, hingga kementerian. Setiap bulan Du'Anyam mampu memproduksi 5.000 pieces. Juan menilai, mendirikan usaha saja sudah sulit apalagi mendirikan usaha sosial. Peningkatan income itu pasti, tapi peningkatan sosial perlu diraih juga. Visi Du'Anyam pada 2020 adalah brand Du'Anyam lebih dikenal tidak hanya di dalam negeri juga luar negeri. "Ketika orang datang ke Indonesia ingin mencari anyaman, brand yang terlintas pertama kalinya adalah Du'Anyam," ujar Juan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun