Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Peluang Bisnis bagi Pelaku UKM Melalui TEI 2018

5 November 2018   07:01 Diperbarui: 5 November 2018   18:39 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TEI 2018 memfasilitasi dan mewadahi pelaku UKM untuk bertemu langsung dengan buyer. (foto dokumentasi pribadi)

Pemasaran produk UD Ester Mandiri dilakukan melalui pameran yang diselenggarakan, diantaranya oleh dinas pariwisata dan dinas koperasi. Penjualan produk tersebut dalam jumlah kecil telah mencapai Perancis, Australia, dan Belanda. Selain itu produk dipasarkan di delapan galeri di Manado. Lukas menilai pasokan cinderamata berciri khas Manado terbilang kurang. Pasalnya perajin yang memiliki skill baik juga sangat kurang. Padahal bahan baku kelapa melimpah di wilayahnya. Lukas juga mengakui peralatan yang didatangkan dari Jawa ke Manado mengalami kenaikan harga. "Di Manado hanya ada enam sampai tujuh perajin yang masih eksis," tutur Lukas.

Lukas selama ini hanya fokus pada kebutuhan pasar lokal. Setelah mengikuti TEI, ia mendapat pencerahan bahwa ada kebutuhan dari pasar luar negeri. Mereka menyukai desain natural dan simpel serta multifungsi. Lukas menilai produk Indonesia berkualitas. Sayangnya keunggulan tersebut tidak diiringi kemampuan SDM dan kapasitas produksi. Lukas berharap pemerintah memberikan bantuan terkait peralatan dan pelatihan. "Harapannya usaha saya ke depan menjadi lebih baik," tutur Lukas.

Memfasilitasi UKM

Blasius Bratta mendirikan Furnistic Woodworking pada 2016. Blasius menyediakan produk souvenir(talenan dan gantungan kunci), craft (nampan), dan furniture (home decor serta meja dan kursi). Furnistic Woodworking berawal dari hobi. Blasius gemar membuat craft, salah satunya lampu duduk dari batang kayu. Produk tersebut ditampilkan di Facebook. Ternyata banyak orang yang berminat. Kemudian Blasius membuat varian lainnya, yakni furniture. Peminatnya ternyata ada. "Akhirnya saya memutuskan keluar dari pekerjaan di EO dan berkonsentrasi di usaha ini sampai sekarang," kata Blasius.

Blasius Bratta memulai usaha yang berawal dari hobi. (foto dokumentasi pribadi)
Blasius Bratta memulai usaha yang berawal dari hobi. (foto dokumentasi pribadi)
Sehari-hari Blasius dibantu tiga karyawan freelance. Jumlah karyawan mengikuti pesanan yang diterima. Ia pernah dibantu lima karyawan. Blasius menyampaikan, produk yang paling diminati adalah home decor rak buku. Blasius mengggunakan mahoni, pinus, jati belanda, atau jati solid sebagai bahan baku produknya. Semua bahan tersebut diperoleh di Magelang.

Pemasaran produk selain melalui online, yakni Facebook dan Instagram, juga pembagian brosur dan kartu nama di pameran. Pameran yang pernah diikuti Blasius, diantaranya Jateng Fair di Pemalang dan Magelang Expo. Tak hanya itu, Blasius memanfaatkan rumahnya sebagai lokasi display produk. Produk Furnistic Woodworking tidak hanya menjangkau Bandung, Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta juga Malaysia dan Singapura. "Pembeli terbanyak berasal dari Magelang dan sekitar Yogyakarta," kata Blasius.

TEI 2018 memfasilitasi dan mewadahi pelaku UKM untuk bertemu langsung dengan buyer. (foto dokumentasi pribadi)
TEI 2018 memfasilitasi dan mewadahi pelaku UKM untuk bertemu langsung dengan buyer. (foto dokumentasi pribadi)
Blasius yang berpartisipasi di TEI untuk pertama kalinya memandang respon buyer cukup bagus. Mereka berminat pada produknya. Selanjutnya Blasius akan menindaklanjuti dengan mengirimkan katalog via email. Buyer menilai Furnistic Woodworking itu unik dan berkualitas. Selain itu harganya berani bersaing. Furnistic Woodworking dipasarkan dengan harga mulai Rp 10 ribu untuk souvenir sampai jutaan rupiah untuk furniture. Blasius membebaskan pembelinya mengajukan desain sendiri.

Selama mengikuti TEI, Blasius memandang banyak sekali perajin yang berkompeten baik di kotanya sendiri maupun kota-kota lain di Indonesia. Hal itu menantangnya untuk terus berkarya. Selain itu Blasius menilai Kemendag telah bekerja dengan sangat baik. Kementerian berusaha mengangkat pelaku UKM, terutama mereka yang baru muncul. Kementerian memfasilitasi dan mewadahi pelaku UKM untuk bertemu langsung dengan buyer.

Buyer menilai Furnistic Woodworking itu unik, berkualitas, dan harganya bersaing. (foto dokumentasi pribadi)
Buyer menilai Furnistic Woodworking itu unik, berkualitas, dan harganya bersaing. (foto dokumentasi pribadi)
Pelajaran yang diperoleh Blasius selama di TEI, antara lain mengetahui minat dari setiap buyer mengingat perbedaan selera pasar dari masing-masing negara. Selain itu ia lebih memahami regulasi dan standar produk yang diinginkan. Hal itu menjadi penyemangat untuk menaikkan level produk.

Blasius berencana meningkatkan produksi, baik dalam hal kualitas dan kuantitas. Tak hanya itu, ia berniat membenahi workshop sesuai standar yang ada dan memperluas pasar, tidak hanya di lingkup Indonesia juga internasional. "Dekranasda Kota Magelang sangat mendukung pelaku UKM dengan memfasilitasi semua kebutuhan kami selama pameran, termasuk pelatihan," ujar Blasius.

Siap Ekspor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun