Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Inovasi dari Asian Games 1962

17 September 2018   01:49 Diperbarui: 17 September 2018   03:00 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Semanggi, jembatan modern pertama di Indonesia. (sumber foto: www.indosport.com)

Awalnya Soekarno membangun GBK dengan luas 279 hektar sebagai sarana berolahraga dan kebudayaan. Kini GBK memiliki luas 136 hektar. Penyusutan luas itu disebabkan penjualan dan penyewaan lahan. Area GBK bergeser menjadi kawasan komersial, diantaranya Hotel Mulia dan Hotel Atlet Century Park.

GBK dibangun dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS. Dana sebesar itu menjadikan GBK sebagai stadion sepak bola terbesar sekaligus satu-satunya stadion yang berstandar internasional di Indonesia. Saat itu Indonesia dekat dengan Uni Soviet. Kedekatan itu dimanfaatkan Soekarno untuk tujuan pembangunan. Walaupun Indonesia sebagai negara baru sudah berhasil mengadakan Konferensi Asia Afrika, dalam bidang finansial Indonesia harus mencari sumber pendanaan pembangunan. GBK dibangun pada 8 Februari 1960 dan diresmikan pada 24 Agustus 1962. Dalam proses pembangunannya, Soekarno mencontoh stadion di Uni Soviet.

Perubahan Nama

Simbol kelima, TVRI. Jika tidak menjadi tuan rumah AG 1962, TVRI tidak akan didirikan dan Indonesia sebagai bangsa akan tertinggal di bidang teknologi informasi. Menyambut AG, selain dibangun sarana olah raga juga sarana komunikasi berupa stasiun TV. TVRI dibangun sebagai penunjang dan pusat informasi AG walaupun masih hitam putih. TVRI menjadi bagian penting dari teknologi pertelevisian. Program TVRI yang menjadi identitas bangsa, misalnya Dunia Dalam Berita dan Aneka Ria Safari.

Tanggal 25 Agustus 1962 menandai pertama kalinya TVRI mengudara, menyiarkan berita  pembukaan AG.  TVRI menjadi media yang penting pada masa itu. Pasalnya masyarakat di kampung masih mengandalkan radio, belum semua wilayah di Indonesia mendapat siaran TVRI. Ketika penyiar RRI menyerukan gol, semua orang berteriak. Mereka bergelora, bersemangat, dan bersukaria bersama.

TVRI menjadi bagian penting dari teknologi pertelevisian. (sumber foto: www.timesindonesia.co.id)
TVRI menjadi bagian penting dari teknologi pertelevisian. (sumber foto: www.timesindonesia.co.id)
Pembeda GBK dengan stadion lainnya adalah technical temu kunci. Gelang-gelang penyangga berfungsi menjaga atap karena GBK berbentuk lingkaran. GBK merupakan salah satu karya anak bangsa yang menjadi kekayaan dan karakteristik Indonesia. Prestasi tersebut kurang sejalan dengan tidak diakuinya penyelenggaraan AG 1962 oleh dunia internasional. Penyebabnya kedekatan Indonesia dan Uni Soviet sebagai negara donatur dan situasi perang dingin. Selain itu Indonesia menolak delegasi Israel karena tidak ada hubungan diplomatik dan tekanan dari China.

Sikap Soekarno tersebut tidak disukai Komite Olimpiade Internasional yang memandang perlu ada pemisahan antara politik dan olah raga. Lantas Soekarno menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) sebagai tandingan olimpiade. GANEFO yang diikuti negara-negara berkembang diadakan pada 10-22 November 1963.

Pada masa orde baru, nama GBK diganti menjadi Gelora Senayan. Perubahan nama tersebut diatur dalam Keppres Nomor 4 Tahun 1984 tentang Badan Pengelola Gelanggang Olahraga Senayan. Presiden Abdurrahman Wahid pada 17 Januari 2001 melalui Keppres Nomor 7 Tahun 2001  mengembalikan nama menjadi GBK. Pertimbangannya adalah aspirasi yang berkembang di masyarakat untuk menghormati dan mengabadikan nama presiden pertama  Indonesia sekaligus penggagas dibangunnya GBK di kawasan Senayan.

*Artikel ini merupakan lanjutan dari artikel berikut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun