Asian Games 1962 menghadirkan kemajuan yang luar biasa dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Beragam inovasi yang menjadikan Indonesia terdepan pada masa itu.
Guna menyambut Asian Games (AG) 1962, Presiden Soekarno membangun lima infrastruktur atau simbol, yakni Monumen Selamat Datang, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, Gelora Bung Karno (GBK), dan TVRI. Pada 5 Agustus 2018 lalu Komunitas Ngojak mengadakan event 'Napak Tilas Asian Games 1962' yang diikuti 55 peserta.
Jembatan Semanggi berlokasi di persimpangan Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Soebroto. Proyek ini dibangun tahun 1961 pada masa jabatan Menteri Pekerjaan Umum Soetami. Beliau juga bertindak sebagai arsitek. Daun semanggi dinilai Soekarno mengandung simbol persatuan dari suku-suku yang ada di Indonesia.
Soekarno menyukai simbol yang melambangkan keindahan. Sebagai penikmat seni, beliau sangat pemikir. Dinamakan 'semanggi' sebab bentuknya menyerupai daun semangggi. Daun tersebut merupakan salah satu inspirasi Soekarno. Beliau melihatnya sebagai sumber nutrisi nabati untuk rakyat kecil pada masa itu.
Jembatan Semanggi adalah  jembatan modern pertama di Indonesia selain jembatan Ampera di Palembang. Jembatan ini murni asli Indonesia yang menggunakan teknik beton. Keunikannya, jika ada bagian yang rusak cukup bagian itu yang diganti dan jembatan tetap berdiri. Pada waktu itu rata-rata jembatan dibangun dengan teknik besi palang.
Di dekat Jembatan Semanggi dibangun tol dalam kota pertama di Indonesia oleh pemerintah pada masa itu sebagai jalur bebas hambatan. Titik awalnya di Cawang dan berakhir di  Tomang. Bicara Semanggi tak lepas dari Tragedi Semanggi dengan rangkaian peristiwa Semanggi I dan Semanggi II. Jembatan Semanggi adalah salah satu tempat bersejarah yang berkaitan dengan peristiwa reformasi di Indonesia. Jembatan tersebut berada tidak jauh dari  Universitas Atma Jaya dan Universitas Trisakti yang menjadi markas peristiwa tersebut. Jembatan Semanggi adalah penghubung kawasan utara-selatan dan kawasan barat-timur.Â
Infrastruktur AG 1962 lainnya adalah Bypass, jalan lingkar luar pertama di Indonesia yang dirancang Soekarno. Jalan tersebut menghubungkan daerah-daerah luar di pusat Jakarta, seperti Cempaka Putih,Rawamangun dan Kebon Nanas supaya lebih berkembang. Bypass adalah salah satu rencana Soekarno dalam membangun Jakarta.
Pada 1960-an Jakarta hanya punya Stadion Ikada dengan daya tampung 15 ribu penonton. Butuh kompleks olah raga baru dengan kapasitas yang lebih besar. Lantas Soekarno memilih Senayan dan daerah sekitarnya sebagai lokasi dibangunnya GBK. Bicara perubahan, sebelum dibangun GBK terdapat empat kampung, yakni Senayan, Petunduan, Bendungan Udik, dan Pejompongan.
Stadion Utama GBK dahulu adalah Kampung Petunduan. Kampung itu benar-benar hilang. Tercatat 60 ribu warga korban penggusuran memperoleh ganti rugi dan dipindahkan ke Tebet. Namun mereka tidak bertahan lama. Pasalnya warga sulit menjalankan aktivitas sebelumnya, seperti bertani, berdagang, dan membuat kerajinan tangan. Selain itu warga sulit beradaptasi. Mereka merasa dimata-matai perampok hingga memutuskan pindah ke Bekasi dan Depok. Dampak AG 1962 adalah migrasi besar-besaran yang menjadikan warga Betawi terpinggirkan.Â
Salah satu adegan serial televisi Si Doel Anak Sekolahan memperlihatkan babe yang mengajak Doel yang baru diwisuda sebagai insinyur berziarah ke GBK. Ia menunjukkan tanah leluhurnya kepada anaknya. Ia juga masih mengingat lokasi rumahnya.