Dua UKM berikut membuktikan bahwa membangun usaha dengan basis budaya lokal bukan hal yang mustahil. Mereka yakin usaha tersebut mampu menggerakkan dan memperkaya khazanah budaya serta membawa kesejahteraan.
Pada Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 yang mengangkat tema Teja Dharmaning Kauripan, Api Spirit Penciptaan penulis berkesempatan mewawancarai dua pelaku UKM di stand Dekranasda Kabupaten Badung. Acara yang  berlangsung pada 23 Juni-21 Juli 2018 di Institut Seni Indonesia Denpasar tersebut dibuka oleh Presiden Joko Widodo. PKB merupakan agenda rutin tahunan Pemerintah Provinsi Bali. PKB diadakan dengan tujuan mewadahi aktivitas dan kreativitas para seniman dalam mendukung program pemerintah terkait pengembangan nilai-nilai seni budaya Bali. PKB merupakan media dan sarana untuk menggali dan melestarikan seni budaya sekaligus meningkatkan kesejahteraan.Â
(Alm) Ida Bagus Mantra menggagas dan memprakarsai PKB pada 1979. Saat itu PKB tak ubahnya pesta rakyat. Setiap tahun PKB memberikan kesempatan untuk menampilkan karya seni terbaik, termasuk kesenian klasik yang hampir punah. Penyelenggaraan PKB dari tahun ke tahun menampilkan tema yang berbeda-beda. PKB mendorong masyarakat Bali selalu beraktivitas dan berkreativitas untuk menghasilkan karya cipta dan seni. Mereka mengembangkan gagasan-gagasan baru untuk mengimbangi distribusi budaya asing sebagai akibat globalisasi. Pembukaan PKB tidak hanya diikuti oleh seniman lokal, juga seniman dari daerah lain. PKB diisi oleh berbagai kegiatan, antara lain lomba gender wayang remaja, parade gong kebyar, parade drama gong, parade wayang kulit babad, hingga sajian tari musikal.Â
Usaha Bali Candle Craft (BCC) didirikan pada 2013. Misi BCC adalah menggerakkan dan memperkaya khazanah budaya serta menjadi bagian dari penjaga kelestarian alam dengan memproduksi karya seni yang bermanfaat dan ramah lingkungan. Karyawan BCC Eka menyampaikan, sang pemilik melihat peluang yakni spa yang membutuhkan lilin aeromaterapi. Selain spa, produk didistribusikan ke hotel-hotel di Bali.Â
Pemasaran dilakukan dengan mendatangi hotel dan spa serta online melalui media sosial Instagram. Melalui pemasaran digital, BCC telah merambah  Jepang. "Setiap tahun ada dua kali pengiriman ke Jepang. Itu berlangsung sejak lima tahun yang lalu," kata Eka yang ditemui penulis pada 30 Juni 2018.
Respon pasar di Jepang cukup bagus. Eka menilai penyebabnya di sana banyak spa. BCC tidak sendiri, banyak lilin aeromaterapi dari Bali yang dipasarkan di Jepang. Sementara itu pasar dalam negeri kurang antusias terhadap candle craft. Masyarakat membandingkan produk tersebut dengan lilin berharga murah yang dijual di warung. "Mereka tidak melihat dari nilai seninya. Itu tantangannya," kata Eka.
BCC yang terbuat dari bahan alami  yaitu lebah dan olahan kelapa dengan tambahan aeromaterapi bisa bertahan 4-5 hari. Aeromaterapi yang digunakan, diantaranya sandalwood, lemongrass, hingga vanilla. Rata-rata semua aroma diminati konsumen, seperti lavender dan cempaka. Aroma yang dicampur ke dalam lilin berkualitas baik dan tahan lama. BCC mengelola limbah produksi dengan memanfaatkannya sebagai produk olahan daur ulang yang masih memiliki nilai seni dan manfaat. Â
Sumbu BCC aman dinyalakan karena bebas merkuri. Selain itu BCC menggunakan pewarna yang aman dan tahan terhadap sinar ultraviolet. Setiap produk BCC disertai label dengan standar internasional yang berisi keamanan dalam penggunaan. Sebelum dipasarkan setiap lilin harus lolos uji sample.
Semua produk yang dihasilkan BCC dibuat oleh masyarakat lokal Bali. Dalam prosesnya mereka mengimplementasikan tradisi sehingga menjaga keutuhan seni Bali itu sendiri. Eka menjelaskan, usaha lilin aeromaterapi di Bali bisa dihitung dengan jari. Mungkin hanya dua atau tiga usaha. Oleh karena itu pemilik BCC antusias membangun bisnis. Walaupun skalanya masih kecil, pemilik yakin bisa. "PKB ke-40 adalah kesempatan pertama kami mengikuti pameran. Kami UKM yang mewakili Dekranasda Kabupaten Badung. Pengunjung heran saat melihat produk BCC," ujar Eka.Â
Menurut Eka, prospek pasar candle craft sendiri cukup besar. Lilin aeromaterapi selain mempunyai aspek dekoratif yang menambah kenyamanan dan keindahan ruangan juga bisa menjadi pilihan untuk souvenir dalam segala perayaan. BCC berencana melakukan inovasi produk dan menambah desain. Namun sebelumnya mereka melihat minat pasar. Sementara itu desain bergantung pada pesanan atau selera dan inspirasi pemilik. "Candle craft ini fungsional. Wadahnya selain keramik, juga gelas dan keben," kata Eka.
Terinspirasi Pengalaman
Di tempat yang sama penulis menemui Komang Rina. Bersama suaminya, ia memiliki usaha 'Vicowayan' dan 'Bali Blackgarlic'. Vicowayan dengan produk VCO telah berjalan selama dua tahun. Sebelum menjalani usaha ini, suami Komang mengalami buang air besar berdarah berhari-hari. Ia sempat berkonsultasi ke dokter. Keluhannya pulih sebentar. Namun lima hari kemudian penyakit itu kambuh hingga sang suami dilarikan ke UGD. Mengetahui kondisi itu, temannya datang dari Karangasem membawa VCO yang diproduksi sendiri. Setelah mengonsumsi tiga botol VCO, ia sembuh.
Terinspirasi dari pengalaman tersebut, Komang dan suami memulai usaha. Pemasaran produk Vicowayan dan Bali Blackgarlic sebatas pameran dan media online yakni Facebook dan Instagram. Produk masih didistribusikan di Bali. Komang belum melakukan titip jual produk atau membuka toko. "Dijalani saja dulu," tutur Komang.Â
Komang menilai blackgarlic mudah dibuat. Terkadang ia mengajari pelanggannya yang mengidap diabetes untuk membuat sendiri. Dengan demikian pelanggan tersebut bisa mengirit biaya. Proses pembuatan blackgarlic memakan waktu dua minggu. Bawang putih cukup dimasukkan ke dalam oven atau didiamkan di magic com selama dua minggu. "Vicowayan dijual dengan harga Rp 100 ribu, sementara itu Bali Blackgarlic Rp 150 ribu," kata Komang.Â
Urgensi Penyalur KUR
Kementerian Koperasi dan UKM terus mengupayakan bertambahnya koperasi penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Saat ini baru ada dua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang telah disetujui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penyalur KUR, yaitu KSP Kospin Jasa di Pekalongan, Jawa Tengah dan Kopdit Obor Mas di Maumere, Nusa Tenggara Timur.Saat ini terdapat 20 koperasi di Indonesia yang telah mendaftar sebagai penyalur KUR ke OJK. Sayangnya beberapa dari koperasi itu terhambat di Non Performing Loan (NPL). Untuk menjadi penyalur KUR, KSP tersebut harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain KSP Â harus sehat dan berkinerja baik, melakukan kerjasama dengan perusahaan penjamin dalam penyaluran KUR, memiliki sistem informasi kredit program, serta melakukan perjanjian dengan Kuasa Pengguna Anggaran.
KSP Dana Prima di Bali sudah memenuhi persyaratan tersebut tapi belum bisa menyepakati rasio NPL yang ditetapkan OJK. Oleh karena itu Kementerian Koperasi dan UKM terus berkomunikasi dengan KSP Dana Prima. Sangat disayangkan kalau ada KSP yang tidak memanfaatkan kesempatan sebagai penyalur KUR. Pasalnya hal itu menguntungkan para anggota untuk mengembangkan usaha.
Pemerintah telah menunjukkan keberpihakannya kepada pelaku UKM dengan meningkatkan target penyaluran KUR tahun ini dari Rp 110 triliun menjadi Rp 120 triliun. Hingga 31 Mei 2018, realisasi penyaluran KUR sebesar Rp 57.617 triliun atau 49,40% dari target yang disalurkan sebesar Rp 116,63 triliun kepada 2.201.005 debitur. Untuk Provinsi Bali realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp 2,24 triliun dengan jumlah debitur mencapai 59.477 pelaku UKM. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah, diantaranya menambah jumlah bank penyalur, menambah perusahaan penjamin, dan mengikutsertakan Lembaga Keuangan Bukan Bank termasuk KSP sebagai penyalur KUR.
Bali Candle Craft
Jl. Kemulan III No. 9, Br. Kemulan, Ds. Jagapati, Abiansemal, Badung, Bali
No. HP: 081999411400 / 081239893000
WhatsApp: 08123985344
Instagram: @balicandle_mycandle
Email: mycandle31@gmail.com
Vicowayan dan Bali Blackgarlic
WhatsApp: 081246255557
Facebook: Vicowayan
Instagram: @setiawanwayan5802
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H