Junjung tinggi sportivitas. Demikian salah satu pesan yang ditangkap dari Kejuaraan Nasional Tenis Meja Bali Open 2018. Selain sebagai ajang mendulang prestasi, event tersebut diharapkan mampu menjadi wadah yang ideal dalam mempublikasikan perkembangan koperasi dan UKM di seluruh Indonesia.
Kejuaraan Nasional Tenis Meja Bali Open 2018 diselenggarakan pada 30 Juni-2 Juli 2018 di GOR Lila Bhuana, Denpasar. Turnamen tersebut diadakan oleh Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) Bali bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UKM dan Polda Bali. Nomor yang dipertandingkan, sebagai berikut beregu antarkoperasi, beregu antarmedia, ganda 100 plus, tunggal putra junior nasional, tunggal putri junior nasional, tunggal putra kadet se-Bali, tunggal putri kadet se-Bali, tunggal putra pemula se-Bali, dan tunggal putri pemula se-Bali.
Ketua PTMSI Bali Bintang Puspayoga, menyampaikan terdapat 349 peserta yang mengikuti kejuaraan Bali Open 2018 termasuk 41 koperasi. Total hadiah mencapai Rp 171 juta dan puluhan doorprize berupa barang elektronik. Suasana di GOR Lila Bhuana cukup ramai. Pasalnya banyak orangtua dan keluarga yang menonton dan menemani buah hatinya selama pertandingan, khususnya di kategori pemula dan kadet. Dukungan penuh dari keluarga tersebut merupakan langkah positif untuk para atlet yang berpotensi meraih prestasi. Kesuksesan pelaksanaan kejuaraan Bali Open 2018 dan prestasi yang diraih para atlet dinilai Bintang sebagai bentuk kerja keras semua pihak.
PTMSI Badung mendominasi kejuaraan Bali Open 2018 dengan lima atlet tampil sebagai juara, yaitu Iwan Falsafah yang meraih juara 1 kategori tunggal putra pemula, Diandra (juara 2 kategori tunggal putri pemula), Andi Satria (juara 1 kategori tunggal putra kadet), Divani (juara 3 bersama kategori tunggal putri kadet), dan Komang Krisna (juara 3 bersama kategori tunggal putra junior). Sementara itu di kategori beregu antarkoperasi, Kopkar Tirtaasih meraih juara 1, Koperasi Kami Jaya Sejahtera (juara 2), serta KPN Dharma Wiguna dan Koperasi Kuta Mimba B (juara 3).
Daya tarik dari dari Kejuaraan Bali Open 2018 adalah kategori ganda 100 plus, yakni jumlah umur peserta ganda lebih dari 100 tahun dan salah satunya bukan atlet. Petrus mengapresiasi kejuaraan Bali Open 2018. Menurutnya event tersebut baik dalam mencari dan menumbuhkan bibit-bibit olahragawan. Sebagai informasi, tenis meja di Bali memiliki keunikan tersendiri. Tenis meja menjadi alat pemersatu dan ajang silaturahmi serta olah raga yang banyak digeluti masyarakat. Hampir di setiap banjar terdapat sarana olah raga tenis meja.
Bintang berharap di masa mendatang diselenggarakan semakin banyak event yang serupa dengan kejuaraan Bali Open 2018 baik di tingkat lokal maupun nasional. Dengan demikian mampu melahirkan atlet tenis meja berstandar nasional dan internasional. Namun demikian impian tersebut terkendala dengan pembinaan atlet tenis meja sejak usia dini. Hal tersebut terkait dengan budaya masyarakat Bali yang tidak terbiasa merantau. Orangtua sulit melepaskan anaknya yang hendak berguru ke luar negeri. Kendala lainnya adalah pendidikan formal yang harus ditempuh para atlet. Menjadi tantangan bagi pengurus PTMSI untuk mencari solusi yang tepat.
Pemberdayaan
Kejuaraan Bali Open 2018 tidak bisa dilepaskan dari sosok Bintang. Istri Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga itu memiliki nama lengkap I Gusti Ayu Bintang Darmawati. Ia dikenal sebagai olahragawati di kalangan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE) atau perkumpulan para istri menteri. Bagi Bintang, tenis meja bukan sekadar olah raga, juga hobi yang ditekuninya sejak gadis. Sebagai mantan atlet tenis meja andalan Denpasar, ia rindu bermain tenis meja secara serius. Bintang menilai tenis meja butuh latihan intensif dan harus dilakukan dengan penuh konsentrasi. Pasalnya bolanya kecil dan pantulannya cepat.
Selain memiliki 10 meja tenis di rumahnya di Bali, Bintang mempunyai sebuah meja tenis di rumah dinas menteri. Terkadang ia bermain tenis meja di waktu senggang bersama keluarga atau kolega. Bintang terus mengasah kemampuanya. Hingga saat ini gaya permainannya tak berubah. OASE fokus pada program pendidikan, kesehatan, pelayanan, dan kepedulian sosial. Organisasi tersebut bertujuan memberi manfaat kepada banyak orang serta mewujudkan Indonesia yang berkarakter khususnya dalam konteks keluarga. Untuk itu Bintang aktif dalam kegiatan OASE, antara lain penyuluhan kanker serviks ke berbagai daerah serta mengunjungi pusat pelatihan perkoperasian dan kewirausahaan melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional.
Diperlukan sinergi berbagai pihak untuk melakukan pembinaan dan pengembangan pelaku UKM, baik dalam hal pemasaran, manajemen, permodalan, peningkatan mutu produk, hingga pemanfaatan teknologi informasi. Dengan demikian pelaku UKM mampu bersaing baik di pasar domestik maupun global.
Pelaku UKM di daerah harus lebih kreatif dalam memanfaatkan internet untuk memasarkan produk. Selain itu mereka harus memahami keinginan pasar, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA harus dijadikan peluang dalam mengembangkan pasar, terutama melalui e-commerce. Permasalahan klasik yang selama ini membelit pelaku  UKM adalah permodalan. Kesulitan tersebut sebenarnya telah teratasi dengan adanya Kredit Usaha Rakyat. Peluang pembiayaan tersebut bisa dimanfaatkan oleh pelaku UKM.
Dalam pandangan Bintang, perempuan sangat potensial untuk menjadi wirausaha sukses yang mandiri dan inspiratif. Telaten, mandiri, dan pantang menyerah merupakan modal perempuan dalam menjalankan dan meningkatkan skala usaha. Banyak perempuan Indonesia yang telah membuktikan diri menjadi wirausaha sukses. Peran perempuan sangat strategis dalam mendukung pengembangan kewirausahaan dan koperasi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H