Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

UKM Naik Kelas bersama GO-FOOD

3 Juni 2018   23:52 Diperbarui: 4 Juni 2018   00:21 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayam Asap De Harmony dengan rasa yang unik. (foto dokumentasi pribadi)

Terima kasih GO-FOOD. Hanya GO-FOOD yang bisa membawa UKM seperti kami ke mana pun. Dari Bandung ke pusat kota Jakarta. GO-FOOD membantu memperluas pemasaran. Ayam Asap De Harmony yang semula hanya dikenal di lingkungan kampus kini menjangkau umum.

Demikian ungkapan Penanggung Jawab Ayam Asap De Harmony Eko Prasetyo saat ditemui penulis di gelaran  Hari Kuliner Nasional (Harkulnas) GO-FOOD pada 7 Mei 2018 lalu. Tyo demikian ia biasa disapa menyampaikan, usaha Warung De Harmony dimulai pada 2009. Resep ayam asap tidak sengaja ditemukan. Saat itu owner meninggalkan ayam Bali di samping ayam yang tengah dibakar. 

Ayam Bali yang ditutupi genteng itu terkena asap dari ayam di sebelahnya. "Malamnya dia ingat. Dibaui kemudian digoreng. Ternyata lebih enak dari ayam bakar," kata Tyo.

Tyo menjelaskan, 1 kg ayam dengan enam potongan paha dan dada direndam bumbu selama 3 jam. Selanjutnya diasap selama 6 jam dan dioven setengah jam. Setelah itu distock di dalam freezer dan mampu  bertahan satu minggu. Ayam itu sebenarnya bisa dimakan setelah dioven atau digoreng. 

Proses itu dilakukan sehari sebelum dijual. Warung De Harmony selain menjual ayam asap juga ayam bakar, ayam goreng, aneka sambal, dan menu lainnya. "Menu yang bervariasi mengakomodasi customer yang misalnya tidak suka ayam asap bisa makan ayam goreng," kata Tyo.

Partisipasi Ayam Asap De Harmony di Hari Kuliner Nasional GO-FOOD. (foto dokumentasi pribadi)
Partisipasi Ayam Asap De Harmony di Hari Kuliner Nasional GO-FOOD. (foto dokumentasi pribadi)
Warung De Harmony awalnya berlokasi di dekat Universitas Parahyangan (Unpar). Pada 2017 membuka outlet kedua di dekat ITB. Tahun ini rencananya dibuka outlet ketiga di dekat STT Telkom. Cukup jauh rentang waktu pembukaan outlet kedua. Pasalnya pihak Warung De Harmony mengingingkan usaha ini berjangka panjang. Produk yang ditawarkan berbeda dari usaha lainnya. "Mungkin di Bandung hanya kami yang menjual ayam asap. Maka ditulis pelopor ayam asap. Kalau orang cari ayam asap ke Warung De Harmony," ujar Tyo.

Mengapa memilih berjualan di sekitar kampus? Menurut Tyo, cara itu lebih mudah dan menguntungkan. Pihak Warung De Harmony mencari lokasi dengan traffic pejalan kaki yang tinggi. Selain bisa makan di tempat, ditawarkan layanan delivery yang praktis. Pasalnya banyak mahasiswa yang malas  keluar kost.   

Penjualan tertinggi dipegang outlet Warung De Harmony cabang Unpar. Tyo mengenang lima bulan pertama outlet itu sempat sepi. Pasalnya tidak mudah memperkenalkan  makanan. Luar biasa perjuangannya. Saat itu omsetnya hanya Rp 3 juta sehari. Sekarang omsetnya Rp 12-15 juta sehari. "Di Bandung sendiri satu paket ayam asap dihargai Rp 21 ribu, harga yang cukup mahal untuk kantong mahasiswa. Daya beli mahasiswa cukup tinggi," ujar Tyo.

Keunggulan lain yang dihadirkan Warung De Harmony adalah rasa ayam asap yang unik. Bukan ayam bakar, apalagi ayam goreng. Tekstur dagingnya berbeda setelah diasap.selama hampir 10 tahun beroperasi, Warung De Harmony mengusung konsep happy dan friendly. Tidak hanya customer yang senang makan di sana, karyawan pun senang bekerja. Selain itu menjalin pertemanan tidak hanya antarkaryawan, juga customer.

Total terdapat 35 karyawan Warung De Harmony. Tiga outlet yang ada membeli ayam dari dapur produksi walaupun berada dalam satu usaha. Tujuannya adalah laporan keuangan lebih teratur dan aliran dana lebih jelas. Tyo menyampaikan, pembelian ayam dari suplier dalam sehari bisa mencapai 1.000 potong. "Kami memilih suplier untuk menjaga kualitas," tutur Tyo yang awalnya bergabung sebagai tenaga marketing di Warung De Harmonys.

Membuka Jalan

Tyo mengutarakan, owner Warung De Harmony memiliki visi menjadi KFC-nya Indonesia. Targetnya dikenal di seluruh Indonesia, tidak hanya di Pulau Jawa. Berbeda dengan KFC yang sudah punya nama, Warung De Harmony tengah membangun nama. Warung De Harmony, hanya cabang Unpar sementara dua cabang lainnya belum didaftarkan, baru empat bulan bergabung di GO-FOOD. 

Namun usaha itu dua tahun sebelumnya dilisting pihak GO-FOOD tanpa sepengetahuan mereka. Warung De Harmony tidak dikenakan charge artinya harga yang ditawarkan di GO-FOOD dan outlet itu sama. Tyo menduga cara itu dilakukan GO-FOOD supaya Warung De Harmony bergabung. "Kami memperoleh customer baru. Mungkin itu bonus," tutur Tyo.

Dari penjualan di GO-FOOD dalam satu minggu omset mencapai Rp 20 juta. Kemudian perwakilan dari GO-FOOD menawarkan Warung De Harmony untuk bergabung. Kini pembelian produk melalui GO-FOOD dikenakan charge 20%. Warung De Harmony merasa terbantu sejak bergabung sebagai merchant GO-FOOD. Ada peningkatan omset sebesar 25%. Selain itu mereka tidak perlu melakukan  cara pemasaran konvensional, misalnya membagikan brosur yang dipandang kurang efektif. "GO-FOOD menawarkan perhitungan dan hasil yang transparan dan jelas," kata Tyo.

Mengingat Warung De Harmony tidak punya divisi marketing, mereka berharap GO-FOOD  bisa membantu memasarkan. Pihak GO-FOOD menyambut baik sebab mereka saling membutuhkan. GO-FOOD memberikan opsi voucher. 'Luar biasa,' ungkap Tyo. GO-FOOD berkomitmen menjadikan UKM naik kelas. Ada inisiatif GO-FOOD dalam merangkul UKM. "Beberapa bulan terakhir saya berpikir bagaimana mengenalkan ayam asap. Sulit jika menempuh cara konvensional. GO-FOOD konsisten, mendatangi kami dan menanyakan apa yang perlu dibantu," ujar Tyo.

Kemudahan bertransaksi. (foto dokumentasi pribadi)
Kemudahan bertransaksi. (foto dokumentasi pribadi)
Selama ini customer Warung De Harmony adalah mahasiswa. Tyo melihat keterlibatan di Harkulnas GO-FOOD pada 5-13 Mei 2018 dilatari penjualan dan rating yang bagus. Pihak penyelenggara telah menyediakan booth gratis di GBK berikut peralatan. Warung De Harmony hanya membawa bahan baku. Sejak hari pertama tanggapan pengunjung cukup bagus. "Mereka penasaran dengan ayam yang diasap. Sebab selama ini ikan yang sering diasap. Begitu mampir dan mencoba, mereka pasti membeli," ujar Tyo.

Di Harkulnas GO-FOOD Warung De Harmony menawarkan paket nasi, ayam asap, dan sambal matah dengan harga Rp 30 ribu sementara paket nasi, ayam asap, dan sambal terasi dihargai Rp 28rb. Mayoritas customer menggemari sambal matah. Penggunaan sambal matah dilatari kunjungan owner ke Bali. Sambal itu lantas dimodifikasi. Tyo menyampaikan, resep dengan dosis yang minimum memberikan hasil yang lebih efektif. "Saya bilang ke pihak GO-FOOD, kami bersedia diundang ke event di kota lainnya supaya bisa memperkenalkan ayam asap. Apalagi di Pulau Jawa masih bisa dijangkau dengan kendaraan via darat," ujar Tyo.

Selama perhelatan Harkulnas GO-FOOD, Warung De Harmony ingin fokus pada pengenalan produk kepada warga Jakarta. Apalagi usaha itu basisnya di Bandung. Harapannya ayam asap bisa dikenal semua kalangan. Anak kecil sampai orangtua mengetahui produk asli Indonesia, tidak mencontek dari luar dan menggunakan rempah-rempah Indonesia. Hal tersebut membuktikan Indonesia tidak kalah jago, tidak kalah kreatif dari orang luar.

Jangkauan Luas

Selain intens menyebarkan info promosi melalui WhatsApp setiap harinya pada pukul 11 dan pukul 17, Warung De Harmony juga berpromosi di Instagram. Warung De Harmony di Bandung sendiri beroperasi pada pukul 08.00-21.00. Banyak cara pemasaran yang dilakukan. Namun menurut Tyo hanya GO-FOOD yang bisa membawa Warung De Harmony ke manapun, salah satunya ke GBK yang berada di pusat kota dan didatangi orang dari segala penjuru.

Selama setahun ke depan Warung De Harmony mengikuti GO-FOOD Festival di GBK. Tyo berpesan kepada customer jika ingin mencicipi kembali ayam asap bisa memesannya melalui aplikasi GO-FOOD. "Enaknya di sini transaksi pakai GO-PAY. Laporan dan transaksinya," kata Tyo.

Menjangkau pasar yang lebih luas berkat GO-FOOD. (foto dokumentasi pribadi)
Menjangkau pasar yang lebih luas berkat GO-FOOD. (foto dokumentasi pribadi)
Tyo mengaku membawa stock 150 potong ayam dari Bandung untuk seminggu ke depan. Namun selama dua hari sudah terjual 120 potong ayam. Setiap dua hari akan dikirim stock ayam dari Bandung. Tyo senang sebab pengunjung Harkulnas GO-FOOD berasal dari umum. Bahkan ada lulusan Unpar yang bekerja di Jakarta sengaja mendatangi booth Warung De Harmony. "Dia tidak masalah dengan harga padahal jauh dengan harga di Bandung. Kami sendiri mengikuti standar harga di Jakarta," ujar Tyo.

Tyo menceritakan, Warung De Harmony di Bandung ramai saat makan siang termasuk layanan delivery. Memang saat ini delivery mengalami penurunan sejak bergabung dengan GO-FOOD tapi tidak drastis. Sebelum bergabung dengan GO-FOOD omset delivery mencapai Rp 4 juta sehari. Sejak menjadi merchant GO-FOOD omsetnya mencapai Rp 5 juta sehari. Layanan delivery yang selama ini hanya menjangkau kawasan sekitar Unpar dan ITB kini menembus radius 25 km.

Adanya penurunan layanan delivery memunculkan rencana pembentukan divisi baru. Tujuannya meningkatkan omset dan memperkenalkan produk melalui motor toko (moko) yang beroperasi di manapun. Cara tersebut dinilai lebih praktis. Ayam De Harmony mencontoh metode pemasaran tahu bulat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun