Selama ini dalam pandangan orang, belajar online akan ditinggalkan sendiri. Nyatanya ada kontrol. Peran guru atau dosen tetap sangat penting. Walaupun kuliahnya online, dosen tetap ada. Beliau memimpin diskusi dalam live chat yang bisa ditentukan waktunya. Seminggu sekali dosen akan menjawab pertanyaan para siswa. Sementara itu ada forum, tempat siswa bisa bertanya kapan pun. Kuliah online tidak menggantikan dosen. Namun membuat pekerjaan dosen lebih mudah.
Novis menjelaskan empat kriteria program online, yakni harus berkualitas, biaya harus terjangkau, accessible (harus bisa diikuti oleh siapa pun dan di lokasi manapun), dan social goal (walaupun online tetap bisa berinteraksi dengan teman dan dosen). Rencananya HarukaEdu akan menyediakan beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Beasiswa itu kerja sama dengan universitas partner.
Teknologi di Indonesia semakin maju, kecepatan internet semakin stabil. Sebenarnya pemerintah juga melihat permasalahan pendidikan Indonesia. Maka pada masa Wapres Boediono dibuat pengajaran online di seluruh Indonesia. Waktu itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyusun cetak biru pengembangan sistem pengajaran online berbahasa Indonesia. Pemerintah memandang ada kebutuhan ke arah sana. Sebagai tindak lanjutnya, dibuat Permen Dikbud RI Nomor 24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh. Disebutkan perguruan tinggi yang telah memiliki akreditasi A atau B boleh mendirikan atau melakukan kuliah jarak jauh atau kuliah online atau kuliah e-learning serta boleh bekerjasama dengan pihak ketiga. Bahkan pemerintah memberikan grant ke universitas yang membuka online learning.
Selanjutnya pada Maret 2016 Dikti mengeluarkan Panduan Pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh 2016. Sangat jelas pemerintah mendukung sekali pendidikan online. Sebab pendidikan online memberi kesempatan kepada orang yang ingin kuliah lagi serta melanjutkan kuliah tanpa harus meninggalkan pekerjaan, karier, dan keluarga. Menariknya dikatakan multi entry, multi exit. Jadi orang bisa masuk, keluar, masuk lagi, keluar. Latar belakangnya, ketika bekerja prioritas utamanya bukan pendidikan melainkan pekerjaan. “Misalnya terlalu sibuk pergi dulu, kalau tidak terlalu sibuk kuliah lagi. Itu berlangsung sampai 10 tahun,” kata Novis, pemegang gelar MBA, Finance&Investment The George Washington University-School of Business.
Relevansi
Batasan 10 tahun itu menjawab pertanyaan mereka yang tiba-tiba berhenti kuliah karena pekerjaan atau masalah keluarga yang membuat mereka tidak bisa melanjutkan pendidikannya. Sementara mereka ingin mendapatkan gelar sarjana. Selain itu membantu putra-putri daerah yang biasanya mencari pendidikan yang lebih baik di Pulau Jawa. Namun dalam pelaksanaannya tidak mau pulang ke daerah asal. Kuliah e-learning membuat mereka bisa belajar dari daerah asal dan bermanfaat bagi daerahnya tanpa harus tergoda oleh kota-kota sentral. Novis menegaskan HarukaEdu bukan universitas atau lembaga pendidikan. HarukaEdu bekerjasama dengan lembaga pendidikan yang telah memiliki ijin, yakni The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, Universitas Wiraswasta Indonesia (S1 Manajemen), dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (S1 Akuntansi).
Terkait fenomena banyak kampus yang tidak memperhatikan kebutuhan masa depan para lulusannya, HarukaEdu berupaya membuat silabus yang lebih relevan. Seperti salah satu universitas partner yang membuka program S1 Manajemen, HarukaEdu menyarankan mata kuliah digital marketing. Pasalnya digital marketing semakin penting di Indonesia, semakin banyak orang yang butuh social media marketing. “Tapi kita tidak bisa mengubah kurikulum atau silabus universitas yang bersangkutan. Kami berusaha memasukkan trend yang sedang berkembang,” ujar Novis, pemegang gelar Master Information System Development The George Washington University-School of Business.
Sistem yang dibuat HarukaEdu akan dishare oleh berbagai universitas. Hal itu yang menyebabkan biaya kuliah murah. Content pun dibuat satu kemudian dipakai bersama-sama dengan universitas partner. Targetnya biaya kuliah online ini seharusnya lebih murah daripada offline. Novis menceritakan sebagian siswa yang ditanya mengenai HarukaEdu menilai kuliah online tidak lebih mudah tapi lebih fleksibel. Selain kuliah online, HarukaEdu membuka kelas-kelas online gratis. Contohnya, technopreneurship dengan mengundang pendiri Tokopedia untuk sharing online. Sebenarnya banyak orang Indonesia yang sukses itu senang sekali berbagi. Namun alasannya tidak ada waktu. “Kami bilang, jangan khawatir kami yang datang ke kantor dan merekam. Ternyata banyak yang mau,” kata Novis.