Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Thai Alley, The Real Taste of Thailand

12 Maret 2016   19:53 Diperbarui: 12 Maret 2016   20:05 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nikmati petualangan kuliner Thailand bersama Thai Alley (Photo Credit: Rahab Ganendra)"][/caption]Rindu Thailand? Atau ingin merasakan keajaiban yang ditawarkan Thailand? Thai Alley mengajak Anda menjelajahi rasa otentik makanan Thailand. Dijamin perut dan hati terpuaskan dengan bahan-bahan berkualitas.

Sawaddi Kha!

Pada 5 Maret 2016 lalu Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) menghadiri  KPK Gerebek 21 di Thai Alley, Pacific Place 5th Floor. Selain mencicipi kelezatan kuliner khas Thailand, ada beberapa games seperti livetweet competition dan instagram photo competition untuk mengakrabkan peserta. Ini adalah pengalaman pertama saya mengikuti acara yang diadakan KPK. Memasuki restoran Thai Alley, pemandangan pertama yang dijumpai adalah gerobak penjual minuman. Konsep open air membuat suasana terasa santai.

[caption caption="Menyeruput Thai Tea yang menyegarkan (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Kami disambut oleh Marketing Executive Thai Alley Ambar Arum. Di meja telah terhidang minuman selamat datang yaitu Thai Tea. Es teh dengan campuran susu yang sangat menyegarkan diri di tengah udara Jakarta yang cukup panas siang itu.  Thai Tea ini sangat populer, tidak hanya di Thailand, juga di negara Asia Tenggara lainnya termasuk Indonesia. Ketika mengetahui minuman yang ada di depan mata adalah Thai Tea, awalnya saya tidak berminat menyentuh. Pasalnya saya sendiri sebenarnya tidak menyukai aroma susu, rasa penasaran mendorong mencicipinya. Saya cukup terkejut sebab rasa susunya tidak terlalu dominan. Tak hanya itu Thai Tea ini tidak terlalu manis, sesuai dengan lidah saya.

Setelah minum Thai Tea, tubuh ibarat ponsel yang selesai diisi baterai. Siap menerima pemaparan mengenai Thai Alley. Ambar menjelaskan, pendirian Thai Alley terinspirasi oleh suasana di pinggiran jalan Bangkok, ibukota Thailand. Ketika itu founder Thai Alley yang gemar travelling berkunjung ke Bangkok dan menemukan the real taste of Thailand justru datang dari pinggir jalan. “Tastenya lebih nendang ketika makan di pinggir jalan,” tutur Ambar.

Experience itulah yang dibawa ke Jakarta. Thai Alley berdiri tahun  2012. Saat itu di Jakarta belum ada model restoran Thailand yang casual seperti Thai Alley. Beberapa restoran Thailand mengusung konsep fine dining. Tamu yang datang harus berpakaian rapi. Berbeda dengan para tamu yang bertandang ke Thai Alley bebas mengenakan pakaian apapun. Bahkan ada beberapa tamu yang terlihat memakai sandal.

[caption caption="Thai Alley menawarkan konsep street food (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Selain itu Thai Alley menawarkan  konsep street food. Konsep  itu semakin kuat dengan  interior ala street, seperti  tiang listrik, pagar kawat, hingga meja dan kursi dari kayu vintage. Menurut Ambar, ornamen-ornamen itu sengaja ditampilkan untuk memberi nuansa street. Termasuk bahan-bahan dasar makanan di Thai Alley dan para chef didatangkan dari Thailand untuk menjaga keotentikan taste  Thailand. Ambar menyampaikan, menu unggulan di Thai Alley pastinya Tom Yam yang  sangat populer. Best seller lainnya adalah Pad Thai. “Tidak ada rasa yang berbeda antara satu outlet dengan outlet lainnya karena  bahan-bahan dan standar memasak sudah disamakan,” ujar Ambar.

[caption caption="Si kecil bisa menikmati santapan bersama keluarga dengan baby feeding chair yang disediakan Thai Alley (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Kami menyaksikan tamu yang datang tidak hanya berasal dari keluarga, juga ada sekelompok orang dalam lingkaran pertemanan. Thai Alley menyediakan ruangan berkaca yang dapat diisi dengan acara yang lebih privat, misalnya ulang tahun atau kumpul keluarga. Anda yang membawa balita tak perlu khawatir sebab Thai Alley menyediakan baby feeding chair.

[caption caption="Thai Alley juga menyediakan menu untuk si kecil (Foto: dokumentasi pribadi) "]

[/caption]Tentunya si kecil bisa menikmati santapan bersama keluarga karena Thai Alley menyiapkan menu Deknoi Kids Meal, free toy for every purchase. Jam operasional Thai Alley adalah pukul 10.00-22.00. Dengan demikian cocok dijadikan santap siang, santai sore, atau santap malam. Dilengkapi dengan jaringan wifi yang lancar, Thai Alley juga cocok dijadikan lokasi pertemuan bisnis. Terlebih letaknya di tengah kota Jakarta yang mudah diakses dari segala penjuru.

Pedas dan Asam

Ketika pertama kali travelling ke Bangkok pada Juni 2014, saya terpikat dengan rasa kuliner Thailand yang didominasi rasa pedas dan asam. Tak asing di lidah saya. Saat itu saya mencicipi Kaao Raad Gaeng (nasi kari dengan sayur dan lauk). Walaupun dijajakan di kios pinggir jalan, rasanya sungguh menggoda. Apalagi ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Selain itu makanan favorit saya selama menghabiskan liburan empat hari tiga malam di Bangkok adalah Khao Niew Mamuang (mango sticky rice). Meskipun terasa aneh ketan dimakan bersama mangga, sampai sekarang jejak rasanya masih tertinggal. Gurih dan manis berpadu menjadi rasa yang aduhai.

[caption caption="Yam Mamuang, sensasi asam pedas (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Menu-menu yang disajikan pada KPK Gerebek 21 ini sungguh mengingatkan saya akan semua memori indah yang terangkai di Bangkok. Apa sajakah menu-menu itu? Dibuka dengan Yam Mamuang atau salad mangga yang sekilas terlihat seperti rujak serut. Menu itu berisikan serutan mangga muda, kacang mede, kacang tanah, hingga cabe. Seperti menu Thailand pada umumnya, Yam Mamuang ini terasa asam pedas walaupun terselip sedikit rasa manis dari gula jawa. Karena tak tahan dengan rasa asam yang agak menggigit, segera saya kunyah kacang mede yang ditaburkan di atas mang

[caption caption="Gai Hor Bai Toey, spicy renyah (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Selanjutnya terhidang Gai Hor Bai Toey, ayam goreng yang dibungkus daun pandan. Karena daun pandannya juga digoreng, warnanya menjadi hijau tua dan mengering. Daging ayamnya terasa empuk dengan bumbu yang menurut pihak Thai Alley menggunakan bumbu rahasia. Saat dicoba, banyak bumbu rempah yang sulit dijelaskan satu per satu. Penambahan kecap wijen semakin mempertegas rasa.

[caption caption="Pad Thai, gurih asin yang tak henti menagih lidah untuk mencicipi (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Menu ketiga adalah Pad Thai (Thai noodle). Sekilas terlihat seperti kwetiau dengan ukuran mie yang lebih tipis. Mie itu digoreng bersama telur dan daging ayam. Uniknya di sisi Pad Thai ini dihidangkan kacang tanah goreng yang ditumbuk kasar, jeruk nipis, dan tauge mentah yang segar. Tak lupa semangkuk kecil nam pla (kecap ikan) yang dihiasi dengan irisan cabe rawit. Pertama kali menyuap Pad Thai, saya jatuh cinta. Betapa tidak, ada begitu banyak rasa yang beradu; gurih dan asin dengan tauge mentah sebagai penawar.

[caption caption="Tom Yam Talay, menghangatkan suasana (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Menu yang ditunggu-tunggu, Tom Yam Talay (tom yam seafood) yang dihidangkan dalam panci kecil. Seperti namanya, produk  laut berkualitas seperti ikan nila, udang, cumi, hingga jamur champignon. Diperkuat dengan kuah panas yang tentunya asam pedas. Tak terasa nasi yang disendokkan ke piring terus bertambah seiring dengan limpahan kuah Tom Yam Talay, berpadu dengan lauk lainnya. Jika jamuan makan ini diselingi dengan obrolan, tak perlu khawatir Tom Yam Talay menjadi dingin. Sebab panci itu dilengkapi dengan kompor spiritus yang membuat makanan tetap hangat.

[caption caption="Pad Kraprao Neua, hidangan daging yang unik (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Petualangan rasa belum berakhir. Pelayan membawakan  sepiring Pad Kraprao Neua (minced beef), daging sapi cincang yang dimasak dengan rempah-rempah, cabe, dan daun basil. Ketika dicicipi, sekilas seperti tumis daging. Daun basil sendiri rasanya tidak beda jauh dengan daun kemangi yang memancarkan rasa yang begitu kuat. Tidak butuh waktu lama untuk melumat daging sapi karena telah dicincang menjadi potongan yang lebih kecil. Sangat cocok dimakan dengan nasi hangat atau pendamping Pad Thai.  

[caption caption="Beragam promo mengundang Anda segera melangkahkan kaki ke Thai Alley (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]

Varian Menu

Ketika membuka buku menu Thai Alley, saya menemukan beragam hidangan yang menggugah selera. Lengkap dari snack hingga dessert. Pilihan snack, Tod Man Pla (Thai Fish Cake), makanan yang sangat populer di Thailand dan banyak dijajakan oleh street vendor. Soup, Tom Yam Goong (traditional Thai soup with jumbo king prawn, mushrooms, and lemongrass). Grilled&fried, Gai Tod Sod Tom Yam (tender chicken in crispy batter with tom yam paste). Vegetable, Goong Pad Nam Prik Gapi (stir fried long beans and prawn with spicy shrimp paste). Dessert: Man Cham (sweet cassava topped with coconut cream). Tak ketinggalan pilihan minuman, Sabai Sabai (Thai caprioska with ginger).

[caption caption="Kati Sod, es krim dalam batok kelapa dengan beragam topping (Foto: dokumentasi pribadi)"]

[/caption]Tentunya varian menu itu memberikan banyak pilihan kepada tamu. Ditambah Thai Alley sering memberikan promo. Promo yang saat ini sedang berlangsung adalah Buy One Get One Free, Senin sampai Jumat pukul 15.00-17.00. Berlaku hingga tanggal 31 Maret. Sebagai penutup acara, diadakan lomba menghias dessert Kati Sod, es krim dalam batok kelapa dengan beragam topping. Topping itu terdiri dari  jagung, kacang merah, kacang tanah, kolang kaling, dan ubi.

Secara keseluruhan pengalaman mencicipi makanan Thailand di Thai Alley memuaskan. Makanannya benar-benar otentik Thailand, tidak ada perbedaan rasa dengan di negara asalnya. Bahan yang digunakan sangat bermutu baik. Suasana Thai Alley sangat nyaman baik untuk acara formal maupun informal. Kebersihannya terjaga dengan baik, tidak terlihat sampah. Para pelayan melayani dengan cekatan. Tidak perlu menunggu waktu lama, hidangan sudah tersaji. Saya merekomendasikan siapapun menikmati otentisitas rasa Thailand di Thai Alley. Mari luangkan waktu Anda berkunjung ke Thai Alley.

Terima kasih KPK dan Thai Alley untuk undangannya. Khob Khun Kha!

 

Harga makanan:

Thai Tea Rp 29 ribu

Yam Mamuang Rp 45 ribu

Gai Hor Bai Toey Rp 58 ribu

Tom Yam Talay Rp 115 ribu

Pad Thai Rp 72 ribu

Pad Kraprao Neua Rp 80 ribu

*Harga belum termasuk service charge dan tax 17,5 persen

 

Outlet Thai Alley:

Pacific Place - 5th Floor

Gandaria City - South Lobby

Puri Indah Mall - 2nd Floor

Summarecon Mall Serpong - Broadway Lobby

Mall Kelapa Gading rencananya pada Mei mendatang

 

Website: http://culinaryconcepts.asia/

Email: thaialley@culinaryconcepts.asia

Twitter, Facebook, Instagram: thaialley

[caption caption="Terima kasih KPK dan Thai Alley (Photo Credit: Rahab Ganendra)"]

[/caption]

[caption caption="Kompasianer Penggila Kuliner"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun