Mohon tunggu...
Michael  Turnip
Michael Turnip Mohon Tunggu... Koki - Chef Turnip

Saya Seorang Chef, dari dapur dan dari memasak saya bisa mengajarkan kepada anak anak saya tentang sebuah proses, tidak hanya menikmati hasil di meja makan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Lembaga Pemasyarakatan, Semoga Bisa Memasyarakatkan

15 November 2019   08:31 Diperbarui: 15 November 2019   08:31 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mendengar kata lembaga pemasyarakatan atau yang biasa kita sebut LP , kita pasti berfikir itu adalah tempat di mana orang orang yang melanggar hukum menjalani hukuman dan mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka perbuat. Dan tentu nya kita juga berfikir mereka akan mendapat pembinaan dan layanan yang baik selama menjalani proses hukum. karena mereka semua mempertanggung jawabkan apa yang sudah mereka perbuat.

Dari proses yang panjang sampai mereka di sidangkang dan hakim yang menjadi asisten Tuhan yang memutuskan berapa lama mereka akan menjalani hukuman yang akan di berikan hakim itu. Suka tidak suka senang tidak senang adil atau tidak adil semua keputusan ada di tangan hakim. Semoga hakim bisa benar benar mewakili Tuhan di bumi ini, khusus nya di bumi Indonesia yang sedikit banyak nya masyarakatnya  sudah tidak mempercayai hukum  karena hukum bisa di beli oleh sebagian orang. Tidak ada satu pun diantara kita yang mau berada didalam nya kalau tidak karena kita bersalah atau karena kita melanggar hukum.

Kita setuju semua yang bersalah dan melanggar harus di hukum sesuai pasal pasal yang sudah di tentukan. Saya bukan orang hukum dan juga bukan orang yang suka bermain main dengan hukum.

Suatu kali saya berkunjung ke LP membesuk saudara yang terjerat kasus hukum, Hakim belum memutuskan berapa lama dia akan menjalani hukuman karena belum di sidangkan. Jadi dia hanya sebagai tahanan titipan. Pengalaman nya dalam LP itu di luar dugaan saya, selama ini saya berfikir yang namanya lembaga pemasyarakatan tentu akan memasyarakatkan orang orang yang berada di dalam nya.

Karena pada dasarnya pungsi Lembaga Pemasyarakatan itu adalah membentuk dan membina orang orang yang berada di dalam nya agar kelak bila sudah bebas mereka bisa menjadi warga negara yang baik, menjadi manusia yang seutuhnya dan tidak mengulangi perbuatannya. Agar semua nya itu bisa terlaksana dan sesuai harapan tentu nya di butuhkan peran penting Pemerintah dalam membina para tahanan, agar para sipir juga memperlakukan para tahanan sama rata dan adil, tidak pandang miskin atau kaya, pejabat atau artis, haruslah di perlakukan sama.

Fasilitas yang ada di dalam LP seperti kamar tahanan atau sel, kamar mandi, toilet dan air, juga makanan sangat tidak memanusiakan manusia, pengakuan saudara yang saya besuk sangat memperhatinkan dan mengharukan, satu sel yang berukuran kucil bisa di isi 15-20 orang, tidak bisa di bayang kan bagaimana mereka tidur, jangankan untuk tidur berselonjor kaki pun kemungkinan sangat sulit, belum lagi fasilitas toilet dan kamar mandi nya. Begitu juga makanan yang ada di buat asal asalan tanpa memikirkan gizi dan kebersihannya.

Tadi nya saya berfikir ya wajar saja namanya juga tahanan yang menjalani hukuman sudah sepantas nya mereka mendapat kan hal semacam itu. Agar mereka bisa merasakan hukuman dan tidak mengulangi lagi perbuatan nya, Jika di bikin enak layak nya hotel kemungkinan banyak yang ingin kembali fikir saya dalam hati.

Lain jika para tahanan memiliki keluarga yang mampu dan uang mereka bisa sedikit nyaman dalam tahanan, apa lagi kalau yang di tahan pejabat atau artis tentu tidak sama pasilitasnya dengan masyarakat biasa, karena mereka memiliki banyak uang. Atau karena keluarga  bisa membantu dengan mengeluarkan uang untuk kamar sel yang sedikit layak, untuk makanan yang sedikit enak, akan tetapi bagaimana dengan para tahanan yang keluarga mereka tidak mampu  atau mereka tidak di perhatikan kelurga, mereka harus kuat bertahan dan membiasakan diri dengan keadaan yang tidak memanusiakan itu.

Saya senang dan bangga membaca tulisan Bebas pungli yang di tulis besar besar dalam sepanduk di gerbang masuk LP. Dan bagi  pengunjung yang ingin membesuk atau mengunjungi keluarga tidak di pungut biaya dan di beri waktu 2-3 jam untuk bisa melihat dan mengobrol bersama kelurga di tempat yang sudah di sediakan. Tapi setelah waktu berkunjung habis dan bel berbunyi para tahanan harus siap siap kembali ke sel mereka masing masing, dan di saat saya akan pergi di situ pula saudara saya meminta uang kepada saya, dia berkata setelah kunjungan ini akan ada sejumlah uang yang akan saya setorkan atau berikan ke petugas di tiap tiap pos, agar saya bisa lancar menjalani proses ini dan mendapat perlakuan yang layak, dia berkata seperti itu.

Saya langsung berpikir lantas untuk apa tulisan bebas pungli itu di tulis besar besar tapi nyatanya tidak sesuai dengan yang di tulis. Memang tulisan itu ada benar nya kami pengunjung tidak di pungut biaya tapi yang kami kunjungi di LP itu yang nanti nya akan di minta atau harus menyetor ke oknum petugas yang piket. Menurut saya sebenarnya itu sama saja pungli, pungli yang di atur dengan baik. Karena dari mana uang para tahanan itu kalau tidak dari kami kelurga

Dari yang saya lihat dan saya dengar dari saudara yang menjalani hukuman itu, sangatlah beda dengan para tahanan koruptor, di mana tahanan koruptor memiliki fasilitas yang baik, layak dan benar benar sangat manusiawi. Bukan kah pemerintah sudah memiliki anggaran untuk itu, untuk memfasilitasi LP agar bisa benar benar menjadi lembaga pemasyarakatan yang layak memasyarakatkan.

Semoga saja para oknum yang tidak bertanggung jawab bisa sadar dan mempunyai hati nurani. Agar bisa memperlakukan para tahanan sama rata apa pun kasus yang mereka jalani, dan semoga pemerintah bisa lebih bijaksana, hukum bisa di jalankan dengan sebaik baik nya tanpa mengenal siapapun dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun