Arsik  adalah makan khas Batak Toba Samosir, Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Makanan yang berbahan dasar ikan mas yang dibumbui kuning dan rempah-rempah khas asalnya seperti Andaliman, kincung, bawang batak dan bumbu lainnya.Â
Bagi masyarakat Batak makan ini bukan sekedar makanan biasa, namun juga memiliki filosofi dan nilai-nilai tersendiri. Arsik biasanya disajikan untuk upacara adat tertentu.Â
Walaupun demikian, bukan berarti makan ini tidak  bisa dikonsumsi sehari-hari, kita bisa menikmati dan membuatnya kapan saja.Â
Sebagai contoh, tidak harus menunggu acara adat berlangsung di tanah Batak jenis makan ini sangat populer.
Di acara adat Batak selalu ada Arsik, baik acara pernikahan, kelahiran seorang anak dan acara acara lainnya. Masyarakat Batak sangat menjujung tinggi adat istiadat, serasa kurang afdol rasanya jika di acara adat Batak tidak ada Arsik.Â
Untuk ikan mas sendiri, banyak dijumpai di pasar pasar tradisional atau yang biasa di sebut pajak. Sebutan pajak di Sumatra Utara dapat diartikan pasar; jadi biasa untuk pasar pagi atau pajak pagi. Dan bahkan banyak sebagian penduduk Toba membudidayakannya atau membuat tambak di sekitaran danau.
Masyarakat Toba dan Samosir khususnya, mereka sangat memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Tak jarang bila kita berkunjung atau pulang kampung, bagi orang Batak yang merantau, sekarang banyak kita jumpai tambak-tambak ikan.
Sebagian dari tambak-tambak itu sudah diatur pemerintah setempat agar tidak mencemari danau itu. Ada danau yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk membuat tambak.
-
sumber gambar: cookpad.com
Kembali pada Arsik, arsik ikan mas sebenarnya sama dengan masakan ikan mas lainnya yang di bumbui kuning. Atau, biasa kita jumpai di warung-warung makan banyak dijual pedagang dengan varian yang berbeda-beda, tapi tetap menggunakan ikan mas yang berbumbu kuning.Â
Yang membedakan dari arsik batak adalah bumbu khas daerah asalnya yang jarang atau sulit dijumpai di daerah lain, khususnya Pulau Jawa. Sebagian orang Batak yang merantau ke luar Sumatra akan sangat sulit menemukan bahan bumbu untuk membuat arsik yang benar-benar asli.Â
Karena bahan dasar arsik itu terdiri dari Andaliman, kincung dan bawang batak atau biasa disebut lengkiok. Ada 3 jenis bahan dasar untuk pembuatan arsik ini dan jarang dijumpai di pasar-pasar tradisional di Jawa --kalaupun ada hanya di pasar tertentu yang penjualnya biasanya orang Batak sendiri.
Sebagai contoh, karena tinggal di Jakarta maka saya bisa  membeli bahan-bahan untuk arsik itu di pasar tradisional Senen. Itupun belum tentu ada saya harus memesannya terlebih dahulu ke penjual agar si penjual bisa menyiapkannya jauh-jauh hari.Â
Mungkin si penjual juga memesan bahan yang saya butuhkan dari daerah asal nya, karena itu di perlukan waktu yang lumayan lama menurut saya.
Saya adalah seorang tukang masak atau chef dari Batak karena saya orang Batak. Sebagai seorang chef saya bisa membuat masakan apa saja, tapi tidak dengan masakan yang satu ini (Arsik) karena tidak bisa disebut arsik jika tidak ada tiga bahan dasar yang sudah saya sebutkan tadi.Â
Suatu hari saya mempunyai ide bagaimana saya membuat arsik tanpa andaliman saya mencoba mengganti andaliman dengan jenis yang lain yang pedas nya hampir mendekati andaliman.Â
Saya menggantinya dengan Zenchuan pepper atau sejenis lada dari Jepang atau Cina. Akan tetapi rasanya jauh berbeda dari arsik yang aslinya.Â
Di sini saya ambil kesimpulan dan patut berbangga pada bangsa Indonesia khusus nya pada Batak yang memiliki keunikan tersendiri dari kuliner atau masakan khas daerahnya, yang tidak bisa di samain ke asliannya.
Di abad modern saat ini, di mana semua serbah canggih dan cepat, saya atau orang orang Batak yang merantau keluar dari tanah Batak sudah bisa menemukan ketiga bahan arsik tersebut tanpa harus jauh jauh pulang ke daerah asal hanya untuk mendapatkan andaliman, kincung dan bawang batak itu.Â
Di Jakarta atau daerah lain di Jawa yang pada umumnya banyak orang Batak tinggal, biasanya ada dijual di pasar pasar tradisional, walau jumlahnya terbatas dan tidak banyak tapi lumayanlah bisa untuk membuat arsik tidak perlu jauh jauh untuk pulang kampung.
Bagi sebagian orang Batak menu arsik ini adalah makanan favorit yang setiap saat selalu di rindukan selain makan khas Batak lain nya. Maka tak jarang di saat orang Batak pulang ke kampung halaman menu ini lah yang pertama kali di cari selain menu menu lain nya.Â
Begitu juga pada saat akan kembali ke tanah rantau tak jarang sebagian orang Batak membawa bumbu bumbu utama dari Arsik dan bahan bahan makanan lain nya yang susah ditemukan di tanah perantauan. Sudah pasti oleh-oleh yang dibawa dari kampung halaman adalah Andaliman, kincung, dan lain-lainnya.
Di Jakarta sendiri untuk masakan arsik sudah banyak di jumpai di rumah makan khusus Batak, yang biasa di sebut Lapo. Di lapo atau rumah makan Batak sudah pasti ada dijual menu yang namanya Arsik ikan mas.
Untuk jenis Bumbu bumbu pelengkap lainnya selain andaliman, kincung dan bawang batak bisa di jumpai dengan mudah dan umum bisa digunakan untuk memasak jenis apa saja, bumbu bumbu lain untuk membuat arsik seperti kunyit, cabai, bawang, asam gelugur dan lainnya mudah di dapat dan dibeli.
Tidak ada alasan bagi kita untuk melupakan kampung halaman dengan begitu banyak nya sumber daya alam yang kita miliki, kecintaan saya pada Indonesia dan pada tanah Batak membuat saya di manapun saya berada, bekerja dan memasak selalu saya menyelipkan menu menu Khas daerah dari seluruh Nusantara.
Untuk saya perkenalkan pada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan warisan kuliner, rempah-rempah dan adat istiadat yang selalu ada kaitan nya dengan makanan.Â
Semoga kita semua selaku orang Indonesia selalu melestarikan dan menjaga sumber daya alam kita, itu adalah tanggung jawab kita untuk menjaganya agar kelak anak cucu kita bisa mewarisinya.
Siapa lagi kalau  bukan kita yang menjaga dan melestarikan makanan khas daerah kita masing masing. Semoga dengan kecintaan kita kepada masakan masakan daerah di Indonesia bisa menambah kecintaan kita pada Indonesia dan sekaligus melestarikannya, menjaga sumber daya alamnya.
Terimakasih saya ucapkan kepada Kompasiana yang telah memberi kesempatan pada saya untuk menulis. Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang memberi saya kekuatan untuk bisa menulis.
Terimakasih untuk semua pembaca di Kompasiana.
Dan saya mohon maaf untuk semua, khususnya untuk suku Batak, apabila ada tulisan saya yang salah dan tidak berkenan. Semoga Tuhan memberkati kita semua.
Salam,
Chef Turnip
Gdynia, Poland. 17- 10 - 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H