tibalah aku disebuah bilik
lirih matapun mengarah delik
apalah aku siapakah dirimu
pikirmu akan apa pilihku
sebuah langkah yg perlahan
meniti pada sebuah tujuan
5 tahun mendatang sebuah kemenangan rakyat,
makmurkah atau kian meratap
demi rakyat teriakmu,
demi kesejahteraan rayumu,
berdiri kokoh dibawah terik mentari,
seolah kau makhluk hakiki seorang pemimpin bestari
hingga kami meyakini
dirimu lah utusan ilahi
berlaku selayak ksatria membumi,
berhati kasih bak nabi
hingga masa itu terjadi
tak sanggup kami berkata-kata,
demi negeri terangmu pada kami,
untuk negara sampai kami tak berdaya
kini
terperangahlah aku berserta rakyat-rakyatmu,
saat jari-jari itu menunjuk kesegala arah tanpa menengok,
betapa rendahnya semua ketika engkau duduk dikursi nomor satu,
hilang ingatanmu kini lantang serta rayumu hanya sebuah olok-olok,
Sindang Laut, 14 Febuari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H