Mohon tunggu...
Karya Raksa
Karya Raksa Mohon Tunggu... Sales - Pedagang

Kegiatan diluar sarat dgn kejenuhan dan keberingasan.. disini kita bisa menuangkan sesuatu dgn perasaan tanpa khawatir tipu daya. Hanya itu saja membuat dunia ini tidak menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jari Sakti

14 Februari 2024   08:00 Diperbarui: 14 Februari 2024   08:12 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tibalah aku disebuah bilik
lirih matapun mengarah delik
apalah aku siapakah dirimu
pikirmu akan apa pilihku

sebuah langkah yg perlahan
meniti pada sebuah tujuan
5 tahun mendatang sebuah kemenangan rakyat,
makmurkah atau kian meratap

demi rakyat teriakmu,
demi kesejahteraan rayumu,
berdiri kokoh dibawah terik mentari,
seolah kau makhluk hakiki seorang pemimpin bestari

hingga kami meyakini
dirimu lah utusan ilahi
berlaku selayak ksatria membumi,
berhati kasih bak nabi

hingga masa itu terjadi
tak sanggup kami berkata-kata,
demi negeri terangmu pada kami,
untuk negara sampai kami tak berdaya

kini
terperangahlah aku berserta rakyat-rakyatmu,
saat jari-jari itu menunjuk kesegala arah tanpa menengok,
betapa rendahnya semua ketika engkau duduk dikursi nomor satu,
hilang ingatanmu kini lantang serta rayumu hanya sebuah olok-olok,

Sindang Laut, 14 Febuari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun