Mohon tunggu...
Karya Raksa
Karya Raksa Mohon Tunggu... Sales - Pedagang

Kegiatan diluar sarat dgn kejenuhan dan keberingasan.. disini kita bisa menuangkan sesuatu dgn perasaan tanpa khawatir tipu daya. Hanya itu saja membuat dunia ini tidak menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Fajarku Terlewat

22 September 2022   10:25 Diperbarui: 22 September 2022   10:26 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bening embun itu sesegar kelipan
Seperti pancaran cahaya Tak mengusik mata Udara yang memanjakan paru paru
Memandati alam kerinduan Pati-pati kehijauan Menghibur kelopak mata Yang menjuntai tak mampu menahan pedih nya peristiwa Keegoan kerap terlihat dilatar panggung dunia
Kumpulan kumpulan manusia bergumul memecah tekinya dunia mengolah bahasa untuk menipu sesamanya
Manusiakah itu dipandangan..? Atau segerombolan Nasar dalam hati tetap tak mengerti bagaimana bisa kau hidup berterbangan hinggapi tubuh yang terkulai
Bisa jadi tubuh itu saudaramu sendiri Yang beriktikad untuk mengasih remah-remah rejeki walaupun pada masanya terkotori hilang ternoda oleh durjana oleh batin yang penuh kotoran

Duduk ku kini sambil meratapi
Kupegang teguh diri
Tak sabar ingin ku jumpai
Fajarku yang masih suci
Jangan kau nodai

Kesambi, 22 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun