Pelatihan dan Edukasi Pembuatan Portofolio Berbasis Website untuk Keripik Samiler di Desa Ngembat Mojokerto oleh Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya
Mojokerto, 13 Juli 2024 -- Dalam rangka meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pemasaran produk unggulan daerah, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya melaksanakan kegiatan pelatihan dan edukasi pembuatan portofolio berbasis website bagi para pengusaha keripik samiler di Desa Ngembat, Mojokerto. Keripik samiler, yang merupakan salah satu produk khas desa ini, diharapkan dapat lebih dikenal luas melalui pemanfaatan teknologi digital berupa website.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini melibatkan beberapa mahasiswa dari berbagai jurusan di UNTAG Surabaya. Mereka bekerja sama dalam memberikan pelatihan yang komprehensif mulai dari pengenalan dasar teknologi informasi hingga implementasi praktis dalam pembuatan website. Acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari Kepala Desa Ngembat, Bapak Sutris, yang menyampaikan apresiasinya atas kepedulian dan kontribusi para mahasiswa dalam memajukan ekonomi desa.
Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN UNTAG Surabaya atas inisiatif ini. Dengan adanya pelatihan ini, kami berharap para pengusaha keripik samiler dapat lebih mudah mempromosikan produknya," ujar Sutris dalam sambutannya.
Desa Ngembat, sebuah desa terpencil yang berbatasan dengan kawasan hutan, memiliki potensi besar di sektor UMKM. Salah satu UMKM yang berperan penting adalah Kerupuk Samiler. Sayangnya, pemasaran yang terbatas dan ketergantungan pada tengkulak membuat produk ini kurang dikenal luas.
Menanggapi masalah tersebut, sekelompok mahasiswa berinisiatif mengajukan program kerja yang bertujuan meningkatkan pemasaran Kerupuk Samiler melalui edukasi dan pembuatan website. Edukasi akan difokuskan pada pentingnya pemasaran digital dan pengelolaan website, yang akan dipandu langsung oleh para mahasiswa.
Latar Belakang Program
Program ini dilandasi oleh observasi langsung di lapangan yang menemukan beberapa masalah utama:
Pembeli produk Kerupuk Samiler hanya tengkulak, sehingga pemasaran menjadi terbatas.
Produk belum memiliki desain logo yang menarik.
Kurangnya pemasaran karena keterbatasan akses informasi dan teknologi.