Peran pemerintah untuk berkolaborasi dan mendukung kemandirian sekolah-sekolah di NTT sangat diperlukan dengan cara : tidak menambah sekolah ataupun menambah ruang kelas untuk sekolah-sekolah negeri. Yang harus dilakukan peningkatan kompetensi para pendidik dan tenaga kependidikan, supaya para siswa meningkat kualitasnya. Secara bertahap (20% pertahun) menarik guru atau kepala sekolah ASN yang ditempatkan di sekolah swasta supaya mereka berjuang untuk mandiri dan berkompetisi dengan sekolah negeri. Bantuan ASN di sekolah swasta membuat lemah lembaga dalam meningkatkan kualitas diri dan tanggung jawab gereja. Dengan demikian pemerintah bebannya berkurang untuk gaji ASN dan mendorong sekolah swasta dalam pengembangan sumber daya manusianya. Pemerintah dan Sinode (lembaga keagamaan) berkolaborasi untuk memberi penguatan berupa mindset change dalam melakukan pengajaran keagamaan, karena pendeta memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat.
Pernyataan mas Nadiem bahwa ijazah dan gelar sering kali tidak linier atau tidak menjamin kompetensi, kelulusan tidak menjamin kesiapan berkarya, akreditasi tidak menjamin mutu, masuk kelas tidak menjamin belajar, itu semua terjadi di sebagian besar di NTT dan bahkan saya mengatakan Guru Penggerak tidak mampu menggerakkan proses pembelajaran di kelas, Kepala Sekolah Penggerak tidak mampu membangun ekosistem merdeka belajar.Â
Mas Nadiem harus hadir di tengah-tengah masyarakat NTT biar tahu secara langsung bukan hanya sekadar laporan dari bawahannya saja, diskusi dengan siswa dan guru-guru tanpa didesain pihak tertentu sehingga memiliki empati yang tinggi dan memberikan solusi yang tepat. Pejabat datang harusnya menjadi mystery guest untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
NTT menantikan kehadiran mas Nadiem untuk mendorong transformasi budaya mendidik dan kolaborasi antara kemendikbudristek dengan gereja. Mas Nadiem harus punya hati untuk "kesetaraan" pendidikan di wilayah NTT yang sangat membutuhkan sentuhan tersendiri. Seperti nyanyian anak-anak sekolah saat menyambut saya "selamat datang bapak, selamat datang bapak, kami ucapkan (2X), salam, salam, terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama-sama..."
Selamat datang mas Nadiem di Nusa Tenggara Timur!
Dr. Pramudianto, PCC
Professional Coach for Education
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H