Hal yang begitu berharga buat saya ketika diberi kesempatan untuk memberikan bekal kepada 200 anak Pondok Pesantren dan Panti Asuhan. Mereka semua adalah calon penerus bangsa, yang sebagian besar merupakan anak dari keluarga menengah kebawah dan jarang sekali berpergian keluar daerahnya apa lagi keluar negeri.
Singapore, Malaysia, Thailand yang notabene Negara tetangga masih asing untuk mereka. Tempat di luar negeri yang cukup familiar di telinga mereka hanya mekah dan madinah, itu karena keduanya menjadi tujuan setiap umat muslim untuk menunakan ibadah haji.
Mereka inialah sebenarnya yang harus dibelaki banyak hal untuk mengadapi “Masyarakat Ekonomi Asean” yang sudah dimulai sejak akhir tahun 2015. Masyarkat Ekonomi Asean adalah pembentukan pasar tunggal di kawasan Negara Asia Tenggara, diamana perdagangan, tenaga kerja, dan social budaya Negara ASEAN menajadi satu. Anak – anak ini yang jauh dari informasi dunia luar dan tindak mengetahui persaingan mendapatkan kesempatan kerja dan peluang ekonomi di era globalisasi ini.
Saya berpesan 3 hal kepada mereka :
- Miliki cita – cita yang besar
Kemana kita fokus disitu energy kita mengalir. Tujuan kuat dengan memiliki cita – cita adalah agar energy hidup tercurah kepada cita – cita / visi hidup. Cita – cita membuat kita memiliki arah dan jalan yang jelas harus seperti apa kita menjalani hidup. Orang – orang bisa suskes seperti Bill Gates, Stive Jobs, Nelson Mandela, Soekarno memiliki ini.
- Kuasai lebih dari satu bahasa
Bahasa bukan lagi sebuah ilmu yang harus dipelajari dan ujian setelahnya, melainkan sesuatu yang wajib dikuasai untuk mendapatkan ilmu. Buku adalah jendela dunia, bagaimana kita bisa membuka jendela dunia jika bahasa didalamnya tidak kita pamahi?. Bahasa Inggris bukan lagi menjadi bahasa asing, karena kita memasuki era “Global Village”. Bahasa Arab bukan lagi menjadi bahasa orang timur tengah, karena kitab suci kita berbahasa Arab. Tidak ada alas an lagi untuk tidak mempelajari banyak bahasa.
- Kuasai lebih dari satu skill / kemampuan
Menjadi Ustazd atau Ustazdah tidak hanya butuh bisa membaca Al – Quran atau Hadist, tetapi mereka juga butuh ketrampilan untuk menyampaikannya kepada orang lain (Public Speaking). Apakah itu cukup? Tidak! mereka juga butuh kemampuan untuk mengajar santri – santrinya (Teaching), mereka juga butuh kemampuan untuk bisa menghibur santri – santrinya (Ice Breaking) agar bisa mudah mendapatkan pelajaran. Memiliki lebih dari satu skill merupakan syarat wajib untuk bertahan dalam “Masyarakat Ekonomi Asean”
Dengan tiga hal ini bisa menjadi modal untuk menghadapi “Masyarakat Ekonomi Asean” dan Global Village.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H