Mohon tunggu...
Citra Melati
Citra Melati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Perempuan pembelajar

@cmelati86

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia Itu Sederhana

31 Desember 2020   23:03 Diperbarui: 29 April 2021   06:52 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari kebahagiaan dari hal sederhana. | freepik.com

Siapakah orang pertama yang kau beri kebahagiaan? Apakah itu orang tua, anak, suami, saudara, teman, atau orang lain? Orang pertama yang pantas kau bahagiakan adalah diri kamu. 

Siapa lagi yang bisa membahagiakan kamu jika bukan dirimu sendiri. Ini bukan egois, ini adalah self-love belajar menghargai dan menghormati diri sendiri sehingga kita punya martabat sebagai manusia untuk dihargai dan dihormati, belajar untuk menciptakan kebahagiaan diri sendiri, kebahagiaan diri adalah tanggung jawab diri sebelum ke orang lain. 

Kita tak akan pernah tahu sifat asli manusia bisa menenangkan bisa juga sangat mengecewakan karena berbagai sebab sehingga bisa meracuni hidup kita. Kekecewaan ini yang biasanya mendatangkan kemurungan sehingga tidak mencintai diri sendiri karena tidak merasa dicintai. 

Oleh karena itu sangat penting sekali menerima diri apa adanya dan mencintai diri sepenuh hati meski orang lain tak suka, karena hakikatnya orang yang mencintai kita adalah orang yang mencintai kita apa adanya tanpa syarat dan tak akan menyakiti. 

Walaupun pernah menyakiti kita, mereka akan menyesali dan meminta maaf, seandainya kita melakukan kesalahan, mereka akan mengingatkan kita dengan kelembutan bukan dengan jalan kedengkian.

Sebenarnya bahagia itu sederhana. Sebagai makhluk sosial, kita ingin membahagiakan orang lain. Banyak bersyukur, sehat fisik dan mental bahagia itu anugerah yang luar biasa. Berbagi kebahagiaan pertama yang pertama kali adalah ke diri sendiri. Take and give artinya kita memberi cinta orang lain, mereka membalas cinta pula. Kita membahagiakan mereka, mereka juga bahagia dan respect ke kita. 

Sudah bahagia kah dengan hal hal sederhana? "Jangan lupa bahagia." Kalimat tersebut tampak sederhana tapi terkadang orang lupa membahagiakan diri sendiri ataupun jarang sekali orang menanyakan kabar apakah kita bahagia atau tidak. 

Heath Ledger, serang aktor Hollywood terkenal yang sukses memainkan peran Joker, tetapi tak lama kemudian setelah itu meninggal dunia diakibatkan pengaruh dosis obat obatan berlebihan demi menjaga profesionalitas karirnya sehingga dia lupa dengan kondisi fisik dan mentalnya. 

Itu salah satu contoh orang sukses tetapi sayangnya berakhir tragis, masih ada beberapa deretan orang sukses tetapi berakhir bunuh diri atau meninggal karena kelelahan bekerja seperti penyanyi Kurt Cobain, pengusaha tas branded Kate Spade, ceo indonesia, artis korea Choi Sulli, dan beberapa sederatan orang sukses lainnya. 

Disamping menjaga kesehatan fisik, bahwa betapa pentingnya menjaga kesehatan mental, karena kesehatan mental menjadi isu yang serius.

Heath Ledger berkata, "Semua orang yang kamu temui selalu bertanya apa pekerjaanmu, sudah menikah atau belum, punya rumah atau tidak, seolah hidup adalah sebuah daftar belanjaan. 

Tapi tidak ada orang yang bertanya apakah kamu bahagia." Kutipan tersebut memberi makna bahwa kita tak akan pernah tahu dalam lubuk hati manusia dengan segala pencapaian, kerja keras, dan jerih payahnya untuk mencapai kesuksesan ternyata tidak mendatangkan kebahagiaan karena suatu alasan, untuk itu penting menjaga perasaan orang untuk tidak menyakiti. 

Kita bisa menjadi manusia seutuhnya, jika kita sudah bahagia. Makna bahagia adalah saling membahagiakan. Bukankah hidup adalah keseimbangan?

Jika kita bahagia tetapi bahagia diatas penderitaan orang lain, itu bukan kebahagiaan melainkan penindasan. Bahagia hanya untuk keuntungan dan kepentingan sendiri sendiri merupakan keegoisan dan perampasan hak kebahagiaan orang lain. 

Lihat saja pejabat korup yang bahagia jalan jalan ke luar negri, beli tas mahal sedangkan rakyat miskin dan kelaparan karena pakai uang rakyat atau pembabatan hutan habis habisan oleh perusahaan demi profit besar yang merugikan warga penghuni dan satwa liar serta merusak ekosistem alam. Karena itu pentingnya menyuarakan akan hak keadilan kita kepada orang orang yang telah menindas.

Kebahagiaan adalah perasaan yang dipupuk untuk saling mencintai dan menyayangi satu sama lain dimana ketulusan jalan beriringan. Sebelum berbagi kebahagiaan pastikan diri anda bahagia. 

Berbagi kebahagiaan tidak usah muluk muluk dulu, yang paling pertama dan sederhana adalah kebahagiaan diri kita kemudian dilanjutkan dengan mewujudkan kebahagiaan orang yang disekitar kita. Kebahagiaan juga bisa lewat sikap. Memberi senyum saling sapa adalah berbagi kebahagiaan juga yang bisa dilakukan setiap hari. 

Memberi dukungan kepada teman yang sedih. Saling memberi semangat kepada sesama. Mau mendengar keluh kesah teman. Saling peduli dan gotong royong sesama. itu semua merupakan perwujudn rasa kebahagiaan. 

Bagaimana bisa bahagia jika isinya egois inginya menang sendiri tanpa mempedulikan perasaan orang, pertengkaran dan perdebatan tiada henti. Memberi kebahagiaan mulailah dari diri sendiri yang sederhana dan sehari hari.

Berbagi kebahagiaan untuk diri sendiri. Merawat tubuh dan pikiran adalah dua hal yang tidak terpisah, saat makan sehat maka diimbangi dengan pikiran yang positif dan bahagia, menjaga kewarasan bisa melalui membaca, menyanyi, bermain musik, menulis, berkebun, dan tidak begadang. 

Menikmati liburan, slow living, meditasi, grounding, bersenda gurau, dan selalu dikelilingi aura positif dari orang sekitar merupakan aktivitas untuk menciptakan kebahagiaan. Meskipun kadang orang negatif jadi inspirasi dan pelajaran dalam hidup tapi jangan dibiarkan berlarut merusak kebahagiaan hidup kita.

Sering kita tidak asing dengan kata kata seperti "Gitu aja cengeng, cowok kok nangis, sudah besar kok nangis," tanpa mencari tahu akar penyebab dia menangis, manusia itu punya perasaan, merasa, punya hati, orang lain dengan mudah mengata ngatai, bawaanya grusak grusuk, antipati tidak ada empati. 

Seperti manusia sudah hilang rasa ke-manusian-nya, tanaman saja bisa stres apalagi manusia, tanaman akan bahagia dan tumbuh baik bila diperdengarkan kata kata baik apalagi manusia sebagai makhluk sempurna yang seharusnya lebih baik akal budi pekertinya dengan sesama.

Menginvestasikan diri dengan menjadi berdaya juga tampaknya diperlukan karena dengan kita berdaya kita juga bisa menjadi lebih berkembang dan positif untuk menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain. Versi bahagia orang bermacam macam. Bahagia menjadi diri sendiri. Bagaimana bisa bahagia apabila masih mengintimidasi dan membandingkan diri dengan orang lain. Bagaimana bisa membahagiakan orang lain kalau diri sendiri susah.

Suka merundung atau bully padahal orang yang suka membully terkadang licik jikalau dibalik diperlakukan tidak baik juga tidak mau,  juga sakit hati, bahkan kalau dilawan nangis juga. Body shaming atau menghakimi fisik orang seperti, " ih kok gendut, kok hitam kulitnya, dsb. 

Karena sakit hati omongan orang, sepertinya orang yang suka ngatai-ngatain harus dilawan supaya sadar karena otaknya sakit, sangat disayangkan banyak orang tidak mencintai fisiknya sampai bela belain operasi plastik. 

Mengejar kebahagiaan yang tak ada putusnya karena omongan orang, manusia menjadi tidak bisa bebas dan bahagia, tidak mencintai diri sendiri padahal setiap manusia diciptakan berbeda dan tidak ada standar kecantikan, itu hanya stigma masyarakat, media, dan iklan yang sudah mengakar kuat. 

Bisakah berbicara yang menenangkan layaknya suara air mengalir pegunungan? Jangan berbicara isinya penuh dengan duri beracun yang menusuk. Banyak hantaman judgement orang sekitar bahkan kerabat sendiri, seperti " kok belum kerja, kapan nikah, anaknya kok kurus, dsb  kalau istilahnya gini kan bacot. 

Penting menciptakan boundaries atau jarak kepada orang orang toxic atau kalau perlu lebih baik cut hubungan jika dirasa sudah keterlaluan, karena bahagia kita tergantung dengan lingkar pengaruh orang di sekeliling kita apakah membuat kita semakin jadi orang lebih baik atau buruk. Penting untuk memprioritaskan kebahagiaan diri dan berdolah supaya terhindar dari orang jahat. Biasanya orang jahat/negatif akan membawa kesialan hidup diri sendiri.

Bagaimana bahagia jika berkata saja menyakitkan, bahagia adalah ketentraman dan ketenangan hati. Bagaimana bahagia jika saling menghakimi, menghasut, menuding, mencemooh, mencibir, membicarakan kejelekan orang, menyakiti orang lain? Bukan kah lebih baik diam, diam itu emas apabila tidak membicarakan hal yang tidak baik, tidak ada manfaatnya, atau ghibah. Ini berarti pentingnya menjaga lisan karena kesia sian belaka yang menimbulkan dosa, lebih baik berbicara seperlunya saja yang ada manfaatnya.

Berbagi kebahagiaan mulai dari yang kecil, sederhana, apa yang ada di sekitar kita kepada sesama, kalau tidak bisa membahagiakan, paling tidak menyakiti sesama. Meringankan duka beban orang lain atau menyantuni orng kurang mampu juga memberikan kebahagiaan sendiri.

Bahagia adalah hak dan keharusan hakiki keberadaan manusia di bumi, selama manusia tidak menganggu hak kebahagiaan orang lain.

Bahagia bukan berarti bersenang senang menghamburkan uang untuk membeli barang konsumtif bukan fungsional hanya karena tren dan mengimpress orang lain. 

Terkadang kabahagiaan terusik karena keribetan buatan manusia sendiri, contoh hal tidak wajar atau berlebihan misalnya mau pergi ke warung sebelah masih bingung pake make up lengkap, maskara, nyocokin warna baju, sandal, sepatu, dll. atau merayakan hari raya umat beragama sering kali dirayakan dengan budaya beli barang konsumtif seperti banyak baju, yang akhirnya nyampah kain gombal ga kepake. 

Di sisi lain terkadang boros membuang uang dan menumpuk barang tidak terpakai, sedangkan masih banyk orang yang butuh makan, ga butuh baju.

Bahagia bukan bersenang senang diatas penderitaan orang lain atau merugikan orang lain. Bahagia adalah bebas mengekspresikan apa yang mengganjal di hati, bahagia adalah ketika dikelilingi banyak orang yang positif dan mencintai. Bahagia adalah hak kita dipenuhi setelah memenuhi kewajiban. Bahagia adalah menjadi manusia bebas dan merdeka. Bahagia adalah kita bisa makan enak dan sehat, beribadah khusuk, serta punya tempat berlindung yang nyaman.

Tuhan sudah memberikan karunia Nya melalui alam yang mengayomi dan menghidupi kita. Itu semua murah bahkan gratis. Jadilah, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan. Tapi kenyataannya sekarang banyak orang kelaparan dan miskin. 

Bagaimana tidak, air yang mulanya bersih jadi kotor dan tercemar karena pembangunan industri yang tidak selaras alam. Maka kita perlu mengeluarkan biaya yang sudah tidak gratis lagi untuk minum air bersih, kalau tidak mau sakit karena minum air yang sudah kotor. Ketika memenuhi kebutuhan hidup seperti air minum bersih saja, sudah tidak menjadi sederhana dan terkadang menjadi barang mewah.

Bagaimana bisa bahagia jika makan saja susah? Bagaimana bisa bahagia jika hak dasar manusia telah direnggut oleh kaum penindas? Bahagia adalah ketenangan secara lahir batin dipenuhi. Dimana saat ini, kebutuhan dasar dan bahan pangan sehat serba mahal.

Kita bisa makan dan minum cukup, makanan yang sehat, air yang bersih, menghirup udara segar, punya tempat berteduh, selaras dengan alam, hal tersebut adalah bentuk perwujudan rasa syukur manusia untuk menjaga alam sebagai makhluk khalifah di bumi. Kita ambil hasil bumi untuk memenuhi kebutuhan hidup, kita pun juga harus merawatnya. Semua terkoneksi dan kembali ke asal. 

Berbagi kebahagiaan dengan lingkungan. Merawat, menyiram, memangkas tanaman. Kebahagiaan itu perlu maintenance (perawatan) agar tidak layu dan mati. Kebahagiaan tidak akan muncul jika tidak diciptakan. Dengan merawat kita telah memelihara kebahagiaan. 

Sebagian besar orang desa yang jauh dari modernisasi, mereka begitu bahagia dengan kesederhanaan. Air sawah yang masih bening, bisa untuk cuci muka sekarang penuh dengan sampah plastik. 

Dulu jaman nenek kita, sampah yang berbahan alam seperti daun pisang, kulit jagung, atau sisa makanan dibuang ke tanah dimakan sama ayam. Apa yang dilakukan tidak merusak bumi, maka bumi akan baik, manusia pun jadi sehat. Sehat secara lahir dan batin. Bukankah itu semua sederhana? Kenapa sekarang menjadi rumit?

Kebahagiaan tercipta apabila yang kuat membela yang lemah, bukan menindas. Yang pandai mengajari yang bodoh bukan menggurui atau minteri. Disitulah penyebab terusiknya ketentraman dan kedamaian kemaslahatan hidup manusia. 

Apa yang marak terjadi hari ini adalah krisis moral, dimana orang yang berbeda dihujat, beda paham jadi baku hantam. Kapan damainya? Kapan bahagianya?

Terkadang rasa muak memberikan kebahagiaan ke orang lain ternyata hasilnya mengecewakan dengan pengorbanan dengan apa yang sudah dilakukan ternyata sia sia, karena tidak ada rasa penghargaan yang ada malah caci maki, penghinaan, kita tak mengharap balas jasa hanya ingin dihargai. Sepertinya manusia tak bisa berharap kepada manusia, tapi manusia masih punya harapan diri sendiri. Ketika harapan disandarkan kepada manusia menjadi pupus. 

Ricky Elson, pencipta mobil listrik. Ketika ada anak bangsa yang berrpestasi, mencintai negaranya, ingin memberikan sumbangsih negaranya, ternyata tidak dihargai karena tidak ada duitnya, malah di negara lain lebih dihargai, malah yang peduli hanya mentri Dahlan Iskan, dan Ricky lebih memilih kembali ke Indonesia beternak domba dan berbagi kebahagiaan dengan masyarakat desa sekitar dengan memanfaatkan ilmunya.

Dengan pemahaman dan sinergi positif antar manusia, individualistik mencintai diri sendiri otomatis akan menularkan kebahagiaan di sekitar. kesenjangan ekonomi yang melebar malah menciptakan kecemburuan yang menimbulkan orang menjadi tidak bahagia, orang menjadi egois tidak peduli dengan orang lain dan menciptakan peningkatan kriminalitas.

Indeks kebahagiaan akan terlihat apabila warganya tidak ada yang kelaparan, kesetaraan tidak ada kesenjangan sosial, tidak ada kriminalitas merasa aman, tidak ada huru hara, dll.

Lihatlah sebagian besar orang barat yang kebanyakan notabene individualistik artinya mereka punya privasi artinya tidak mengganggu, juga tidak ingin diganggu tapi bukan berati cuek dengan lingkungan sekitar malah mereka lebih menghargai orang lain, sangat peduli dengan alam secara mendetail. 

Tidak meributkan hal remeh mencampuri kehidupan orang dan menghargai perbedaan, karena banyak hal yang lebih esensial untuk dikerjakan daripada hal receh untuk diperdebatkan. Sehingga bisa dikatakan mereka lebih maju dan menjadi warga yamg lebih bahagia. Maksudnya disini kita ambil sisi positif dari kebiasaan barat yang patut ditiru.

Berikut lagu indonesia raya jarang atau tidak dikumandangkan di bait 2,

Stanza II

Indonesia Tanah Yang Mulia,

Tanah Kita yang Kaya,

Di sanalah Aku Berdiri,

Untuk Slama-lamanya,

Indonesia Tanah Pusaka,

Pusaka Kita Semuanya,

Marilah kita Mendoa,

Indonesia Bahagia,

Kalimat lirik terakhir Indonesia bahagia yang menjadi tujuan para pahlawan kita yang telah, memperjuangkan dengan gigih kemerdekaan bahkan nyawa sekalipun untuk menjadikan indonesia bahagia. Sudah berbahagia kah Indonesia saat ini?

Peduli dan berbagi merupakan bentuk kebahagiaan tersendiri. Manusia merasa bahagia jika berbagi. Orang yang bahagia apabila jiwa dan raga sehat, makan tercukupi, sandang pangan, papan dan pendidikan yang layak, tingkat kebahagiaan akan meningkat. Bisa ditengok negara negara dengan indeks kebahagiaan.

Kelihatan utopis sih, tapi kenapa tidak? Lebih baik optimis bisa daripada pesimis, tapi tidak sekedar kata bijak seperti politisi yang mengumbar janji tanpa aksi nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun