Jadilah satu murid perempuan tampil bernyanyi di depan kelas setelah saya mengiyakan.
"Bu, saya juga mau nyanyi ya, bu".
"Bu, saya juga".
Berlomba-lomba mereka mengacungkan jari ke atas ingin segera dianggukan untuk maju ke depan kelas, tak beda murid perempuan pun dengan murid laki-laki. Saya mengiyakan, lalu mereka bergantian nyanyi di depan kelas bagi yang kelihatan berantusias mengacungkan jari. Yang berdiri di depan dengan semangatnya berusaha memerdukan suara, lalu yang duduk di bangku masing-masing pun tepuk tangan semangat mengiringi nyanyian teman.
Lagu yang dinyanyikan tak banyak berbeda. Ternyata hanya itu-itu saja. Garuda Pancasila... Pelangi Pelangi... Satu Nusa Satu Bangsa... Tak penting lagunya, yang penting kami bisa tampil di depan kelas..hehe...
Saat masih ada temannya bernyanyi, tiba-tiba seorang murid perempuan bergerak medekati saya. "Bu, nanti saya nyanyi lagi ya ke depan". Hmm... matanya mengisyaratkan ketidaksabaran sebab sudah menyimpan satu lagu dan ingin segera tampil kembali. "waah... iya," kata saya. Tak ingin kalah, lalu temannya yang lain pun melakukan hal yang sama.
Ada yang berbeda. "Bu, saya mau nyanyi ke depan tapi berdua sama teman ya, bu". pinta murid.
"Saya juga mau nyanyi sama dia ya, bu" pinta seorang murid lagi dari arah kanan sambil menunjukkan wajah temannya yang padahal sedang duduk tenang menikmati nyayian. Jelas ini spontanitas ingin tampil kembali di depan kelas. Sudah dapat dipastikan pula yang lainnya akan melakukan hal yang sama.
Lalu, tiba-tiba berdesak-desakan mereka maju ke depan kelas. Ternyata ketidaksabaran mereka muncul sehingga depan kelas dikerumuni anak-anak satu kelas itu.
[caption id="attachment_354724" align="aligncenter" width="700" caption="foto bersama guru dan murid kelas 2 SDN 067954"]
"Lho, kalau semua nyanyi siapa yang mendengarkan?" kata saya. Seperti tak memperdulikan, mereka ramai ke depan kelas menimbulkan kerusuhan. Waduuh, saya bingung. Kelas menjadi ribut. Secepat mungkin mencari trik bagaimana menenangkan suasana kelas. Ternyata tak berhasil, bahkan guru mereka sendiri yang mendampingi saya di kelas juga kualahan. Ada yang dorong-dorongan, ada yang ejek-ejekan sambil saling menertawai, ada yang menjerit seperti memanfaatkan waktu untuk bermain-main dan tak disangka langsung ada yang merajuk kembali duduk menyendiri. Memang ya kata ibu guru mereka ada satu di kelas yang suka merajuk seketika.