Dunia anak-anak SD lebih ada ketertarikan ketika diajak bermain sambil belajar. Hal itu juga yang merupakan pengalaman sekaligus pembelajaran penting bagi saya bagaimana harus bersikap di depan anak-anak seusia mereka. Bagaimana caranya menyatu di dunia mereka. Tugas kami para inspirator pada hari itu memang mengajak untuk bermain, bernyanyi dan tak lupa pula menyisipkannya dengan belajar. Kehadiran kami diharapkan memiliki nilai tersendiri bagi para murid, para guru dan tak lupa perkembangan lingkungan sekolah tersebut. Tak cukup hanya pada hari itu, kami berharap akan melanjutkan kunjungan kami melihat kembali bagaimana perkembangan SDN 067954 itu yang kami sempat menjadi bagian darinya.
Banyak hal yang bisa menjadi perhatian saya pribadi melihat situasi kondisi di SDN 067954 tersebut. Terlepas dari kegiatan menginspirasi di KI Medan, saya cukup prihatin dengan keadaan sekolah negeri di kota ini. Tentu termasuk kota besar, provinsi yang memiliki potensi alam cukup baik sebab memiliki wilayah kabupaten/kota lumayan banyak sehingga memungkinkan provinsi ini kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Namun tak seperti yang dibayangkan, sekolah ini memiliki cerita tak ubahnya dengan sekolah yang ada di desa-desa. Apalah yang membedakannya? Hanya posisi saja. Mungkin akses anak-anak ke jalanan perkotaan. Jujur, saya miris mendengarnya pertama kali dari apa yang sudah banyak diceritakan oleh bapak kepala sekolah mereka.
Bukanlah dari sekolah yang kami kunjungi saja melihat dan mendengar keadaan yang cukup memprihatinkan. Bahkan pada saat Refleksi Kelas Inspirasi Medan yang dilaksanakan pada hari itu juga masing-masing tim kelompok berbagi cerita, tak ubahnya sekolah-sekolah mereka juga butuh diperhatikan.
Siapa yang bertanggung jawab atas hal tersebut? Apakah sepenuhnya ditanggung oleh Kepala Sekolah? Guru-Guru mereka? Atau masih mengharapkan tangan pemeritah terus merangkul mereka dari waktu ke waktu setiap saat?
Tidaklah sepenuhnya hanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan tenaga pendidik saja memajukan pendidikan bangsa. Melainkan bagi setiap kita yang terdidik juga bertanggung jawab akan peningkatan mutu pendidikan negeri ini. Dalam bentuk apapun kita masih tetap bisa berperan. Tidak dalam bentuk materi, mungkin menyisihkan waktu melangkah menghampiri mereka. Menatap wajah mereka, memperhatikan mata-mata mereka dan merespon bahasa tubuh mereka yang mengisyaratkan bahwa "kami masih haus ilmu, pak/bu!"
Tanpa membeda-bedakan mereka, berasal dari keluarga siapa dan bagaimana latar belakang kehidupan mereka. Satu waktu nanti akan ada satu bahkan lebih diantara mereka yang bakal berjuang demi pendidikan diri sendiri berharap menjadi bagian untuk memimpin negara ini, paling tidak di wilayah mereka sendiri. Bisa saja.
Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh saya dapat berdiri di depan murid-murid SD sebagai inspirator yang menjadi objek untuk terus diperhatikan di depan kelas. Satu hari yang begitu bermakna.
Daan.. tentu bangga kegiatan ini telah kami jalani dengan didampingi oleh adik-adik fasilitator hebat kami, Eka (Mahasiswi Farmasi), Adrian (Mahasiswa Kedokteran), Fahmi (Mahahasiswa Perbankan Syariah). Terimakasih kepada kalian. Fotografer dokumentasi tim yang oke punya, Norman (Karyawan Lion Air), Rezha (Freelance Fotografer) serta videografer Hadi (Staff Admin di PTS) pastinya sudah sangat membantu untuk mengabadikan momen-momen acara sehari Kelas Inspirasi Medan #2 dalam tim kami. Kalian semua hebaaat..
[caption id="attachment_354728" align="aligncenter" width="700" caption="terimakasih kepada Kelas Inspirasi - Indonesia Mengajar. senang sudah menjadi bagian dari kalian."]
"Satu Hari Mengajar, Seumur Hidup Menginspirasi".
Terimakasih Kelas Inspirasi Medan. Maju terus Kelas Inspirasi - Indonesia Mengajar. Semoga sukses dengan program-program terbarunya, kami yakin akan selalu terinspirasi dari kalian.