Mohon tunggu...
Dewi M Rangkuti
Dewi M Rangkuti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

@cmahrani

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kelas Inspirasi Medan #2 : Pendidikan Bangsa Tanggung Jawab Siapa?

9 Maret 2015   06:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya mau jadi dokter, bu." ucap salah satu murid. Lalu saya merespon, "mau jadi dokter apa?"

hehe... belum tau mau jadi dokter apa, bu." jawabnya sambil tertawa kecil.

"Cita-cita kalian akan kalian tulis di kertas kecil yang akan dibagikan. Sebelumnya juga harus menuliskan nama masing-masing."

Kami memberi kesempatan pada semua murid di kelas untuk menuliskan cita-cita mereka lalu ditempel pada tempat yang disediakan, telah dibingkai sehingga dengan mudah mereka bisa memajang di kelas masing-masing juga disisipkan foto tim kelompok 4 bersama guru-guru SDN 067954. Semoga kalian setiap hari selalu memandang tulisan cita-cita kalian hingga terus menempel dalam ingatan.

---

Ada empat kelas yang saya masuki pada hari itu. Membantu anak-anak untuk lebih mengenal jenis uang. Kertas dan logam. Ada berapa uang kertas dan berapa uang logam yang berlaku. Yang bisa dikeluarkan dari kantong untuk membeli sesuatu. Jelas anak-anak lebih memperhatikan ketika membahas yang disebut uang. Di masing-masing kelas yang saya masuki, ketika saya menginstruksikan untuk melihat uang masing-masing di dalam kantong mereka, begitu semangat serentak menoleh ke kantong masing-masing untuk melihat, mengeluarkan bahkan ada yang menyodorkan uangnya agar bisa dipakai sebagai contoh. Dari informasi yang kami dapatkan ketika mensurvei sekolah, murid rata-rata memiliki uang jajan yang banyak. Sebab guru mengatakan mereka sengaja diberi uang jajan lebih agar cukup untuk jajan sarapan. Pagi hingga siang ya jajan di sekolah. Orang tua mereka tidak menyempati untuk memasak sarapan. Para orang tua kebanyakan adalah penjual makanan yang mulai berjualan malam hingga subuh baru tiba di rumah. Untuk anak SD sudah tentu terlalu banyak jika memegang uang jajan lima puluh ribu rupiah. Bukan kebanyakan dari mereka memiliki uang jajan sebesar itu, tetapi ada beberapa. Dengan media pembelajaran saya tentang uang, mereka cepat menunjuk dan menyebutkan nomor berapa uang jajan mereka (sebelumnya saya sudah memberi nomor untuk masing-masing gambar uang). Ketika melirik macam-macam uang logam, ada diantara mereka yang sedikit tersenyum menandakan ketidaktertarikan bahkan langsung berucap, "cuma dikit dapat jajan itu, bu." dilanjutkan tawa oleh teman-temannya.

Tidaklah penting bagi saya berapa uang jajan masing-masing diantara mereka. Namun, penting bagi saya mengajak mereka untuk lebih giat menabung. Berapapun uang jajan ke sekolah baiknya disisihkan untuk ditabung. Ayo Menabung!!

Di luar dugaan, ketika diajak untuk berinteraksi mengenai tabungan mereka bersemangat menjawab apa kegunaan menabung, berapa banyak uang yang ditabung, dan hendak dibelikan apa saja uang tabungan itu nantinya. Bangga anak-anak ternyata sudah memiliki tabungan masing-masing di rumah. Ini ditandai dengan ketika saya bertanya siapa saja yang sudah ada celengen di rumah masing-masing, dengan semangat mereka mengacungkan jari dan berlomba berucap, "saya ada, bu." "waaah... hebat ya masih SD sudah punya tabungan," lanjut saya.

Selain itu, hal lain yang saya perkenalkan kepada mereka yakni bagaimana menulis. Menulis apa dan penulis itu apa? Memang masih sangat sedikit mereka yang merespon ketika mendengarkan pengutaraan saya mengenai penulis.

---

[caption id="attachment_354726" align="aligncenter" width="700" caption="inilah kami tim kelompok 4 KI Medan #2"]

14258564121017715762
14258564121017715762
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun