Kenyataan yang lebih terlihat sekarang, menjadi konsumen aktif saja masyarakat Indonesia sudah cukup bangga. Hanya mengandalkan rupiah sudah pasti dapat langsung menikmati produk hasil inovasi bergengsi padahal milik negara lain.
Banyaknya permasalahan dalam produksi kopi dalam negeri tentu ada harapan kepada pemerintah kelak lebih aware keadaan. Bukan menjadi hal yang tidak penting bahwa kopi Indonesia akan lebih mendunia lagi. Juga bukan petani yang selalu disalahkan, tetapi mungkin lebih diharapkan pada pihak kedua (pengusaha), ketiga (pemerintah) demi menghasilkan komoditi dan atau merek produk kopi pilihan asal Indonesia. Hingga pada akhirnya kita sebagai rakyat Indonesia menjadi sangat bangga memiliki produk dalam negeri berkualitas tinggi.
Diharapkan semoga kita di masa mendatang dapat menikmati racikan kopi nikmat dari biji-biji kopi Indonesia berkualitas tinggi hasil inovasi anak negeri. Karena memiliki kopi yang mendunia jelas membanggakan.
Kopi Indonesia ya kopi Sumatera...
-------
Referensi:
- kompasiana.com (06 Okt 2012), oleh: Piere Barutu - Obrolan Petani Kopi Sumatera Utara.
- kompasiana.com (19 Des 2013), oleh: Tjipta Dinata Effendi - Kopi Luwak Termahal di Dunia - Peluang Bisnis.
- kompasiana.com (21 Feb 2014), oleh: Burhan Turnip - Starbucks dan Kopi Indonesia.
- kompasiana.com (19 Feb 2014), oleh: Syukri Muhammad - Ketika Rasa Kopi Diekspor.
- kompasiana.com (22 Feb 2014), oleh: Patrick S. Hutapea - Indonesia Punya Kopi, Starbucks Punya Nama.
- energitoday.com (05 Agst 2013) - Sebanyak 80% Petani Kopi Sumatera Utara Adalah Wanita.
- wikipedia.com (2013) - Kopi Sumatera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H