Kita sering mendengar istilah isoflavon. Sebenarnya apasih isoflavon itu? Mari kita pelajari bersama… ^_^
Isoflavon merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan flavonoid. Flavonoid  mempunyai 15 atom C yang menyusun konfigurasi diphenylpropane skeleton sebagai struktur dasarnya. Isoflavon adalah senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tumbuh-tumbuhan terutama leguminosa. Sebagai produk metabolit sekunder, isoflavon ini tidak terlalu dibutuhkan oleh tanaman, namun memiliki manfaat sebagai cadangan nutrisi bagi tanaman.
 Isoflavon dapat ditemukan dalam bentuk glikosida dan bentuk aglikonnya di alam. Bentuk glikosida (terikat dengan gula) berupa daidzin, genistin, glisitin, acetyldaidzin, dan acetylgenistin. Sedangkan, bentuk aglikonnya yaitu daidzein, genistein, dan glisitein.
Sifat fisiologis aktif dari senyawa isoflavon antara lain antifungi, antioksidan, antihemolisis, dan antikanker. Konsumsi isoflavon sejumlah 1.5-2.0 mg/kg BB/hari berfungsi sebagai antikanker pada tubuh (Wang & Murphy, 1994).
Studi epidemiologi di Jepang menemukan bahwa konsumsi isoflavon bermanfaat mengurangi konsentrasi kolesterol serum pada hiperkolesterolemia sehingga dapat menurunkan insiden kanker payudara (Aldercreutsz, 1998 & Golberg, 1996).
Coward, Barnes, Setchell 2 dan Barnes (1993) menyatakan bahwa isoflavon dan glikosida dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostat pada pria. Hal ini sejalan dengan penelitian Makarinec et al (2006) yang membuktikan bahwa asupan isoflavon pada konsumsi kedelai dapat menurunkan 14% serum PSA (prostate specific antigen) pada responden laki-laki dalam penelitian.
Penelitian lain menemukan bahwa komponen biokimia ini potensial untuk mencegah penyakit jantung (Anthony, Clarkson, & Williams, 1998), menghambat perkembangan atherosklerosis sehingga dapat mencegah penyakit kardiovaskular (Golberg, 1996), meningkatkan densitas massa tulang sehingga mencegah osteoporosis (Anderson & Carner, 1997), dan mereduksi sindrom pascamenopouse pada wanita (Knight, Wall, & Eden, 1996).
Kandungan isoflavon pada kacang-kacangan yang telah diteliti antara lain pada kacang kedelai (Glycine max), kacang koro (Phaseolus lunatus), dan kacang panjang (Vigna angularis) (Harborne, 1996).
Isoflavon mempunyai struktur kimia hampir sama dengan estrogen. Isoflavon sering disebut fitoestrogen atau estrogen nabati (Pakasi 2000). Wanita Asia yang makanannya rata-rata mengandung 60-100 mg isoflavon, hanya sedikit mengalami keluhan menopause. Menopause terjadi akibat adanya penurunan kadar estrogen pada wanita (Winarsi, 2004).
Setchell dan Aedin (1999) mengemukakan bahwa senyawa fitoestrogen dalam isoflavon dapat berfungsi mengatasi masalah menopause seperti hot flushes (semburan panas dari dada sampai wajah), mencegah penyakit kardiovaskuler, dan osteoporosis. Isoflavon menstimulasi aktivitas osteoblastik (pembentukan sel-sel tulang) melalui aktivitas reseptor-reseptor estrogen dan meningkatkan produksi hormon pertumbuhan: insulin-like growth factor -1 (IGF-1) sehingga membantu pembentukan tulang (Herman, 2001).
Penelitian menyebutkan bahwa kedelai utuh dan isoflavon daidzein yang telah dimurnikan mempunyai kemampuan yang hampir sama dalam menurunkan tekanan darah tinggi (Liu et al. 2015). Berikut disajikan data kandungan isoflavon pada berbagai macam bahan makanan.
Tabel 1. Kandungan Isoflavon dalam Makanan
Total Isoflavone, Daidzein and Genistein Aglycone Content of Selected Foods
Food
Serving
Total Isoflavones (mg)
Daidzein (mg)
Genistein (mg)
Soy protein concentrate, aqueous washed
3.5 oz
102
43
56
Soy protein concentrate, alcohol washed
3.5 oz
12
7
5
Miso
½ cup
59
22
34
Soybeans, boiled
½ cup
47
23
24
Tempeh
3 ounces
37
15
21
Soybeans, dry roasted
1 ounce
37
15
19
Soy milk
1 cup
30
12
17
Tofu yogurt
½ cup
21
7
12
Tofu
3 ounces
20
8
12
Soybeans, green, boiled (Edamame)
½ cup
12
6
6
Meatless (soy) hot dog
1 hot dog
11
3
6
Meatless (soy) sausage
3 links
3
0.6
2
Soy cheese, mozzarella
1 oz
2
0.3
1
Sumber: USDA, 2002
Â
 Sebagai orang Indonesia, kiranya cukup mudah bagi kita untuk menemukan makanan sumber isoflavon seperti kedelai, tahu dan tempe. Sekarang ini juga sudah banyak ditemukan produk-produk susu kedelai di pasaran. So, keep healthy inside our body…!
Â
Referensi
Liu Z-M, Ho S C, Chen Y M, Tomlinson B, Ho S, To K and Woo J. 2015. Effect of whole soy and purified daidzein on ambulatory blood pressure and endothelial function-a 6-month double-blind, randomized controlled trial among Chinese postmenopausal women with prehypertension. 69, 1161-1168, doi: 10.1038/ejcn.2015.24
Maskarinec G, Morimoto Y, Hebshi S, Sharma S, Franke A A, and Stanczyk F Z. 2006. Serum prostate-specific antigen but not testosterone levels decrease in a randomized soy intervention among men. 60, 1423-1429. Doi: 10.1038/sj.ejcn.1602473Â
Cho Y A, Kim J, Park K S, Lim S Y, Shin A, Sung M K and Ro J. 2010. Effect of dietary soy intake on breast cancer risk according to menopause and hormone receptor status. EJCN. 64, 924-932: doi: 10.1038/ejcn.2010.95
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H