Program Doktor Mengabdi UB: Memfasilitasi pembentukan kelompok peternak berbadan hukum dan perbaikan manajemen pemeliharaan domba bagi peternak domba di Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar
Tim Dosen UB yang tergabung dalam Community and Livestock Research Studies (CLSRG) melaksanakan program pengabdian masyarakat melalui program Doktor Mengabdi (DM). Kegiatan ini dilaksanakan di peternak domba di Desa Slorok, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2023. Tim DM terdiri dari dosen dari berbagai fakultas di lingkungan UB yang diketuai oleh Dr. drh. Rositawati Indrati, MP dari Fakultas Peternakan (Fapet) dengan anggota Dr. Achadiah Rachmawati, S.Pt, M.Si dari Fapet; Dr. Ike Wanusmawatie, S.Sos, M.AP dari Fakultas Administrasi (FIA); drh. Dian Vidiastuti, M.Si dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan Anif Mukaromah wati, S.Pt, M.Pt, M.Sc dari Fapet Program Studi Diluar Kampus Utama (PSDKU) Kediri dengan dibantu oleh mahasiswa Kuliah Kernyata Tematik (KKNT) UB.
Tim DM dan pemerintah Desa Slorok melakukan kegiatan dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia (peternak dan masyarakat desa) dengan menfasilitasi pembentukan kelompok peternak berbadan hukum. Selama ini, Desa Slorok dikenal sebagai salah satu sentra peternakan ayam dan itik di Kabupaten Blitar dan beberapa tahun terakhir, peternak mengembangkan usaha peternakan domba dengan mempertimbangkan bahwa domba mudah hidup beradaptasi di dataran rendah, seperti di Desa Slorok, dan harga jual tinggi untuk pemenuhan kebutuhan daging. Kelompok peternak domba sudah terbentuk, tetapi belum memiliki kekuatan hukum, sehingga pembentukan kelompok ternak berbadan hukum nantinya memudahkan kelompok mendapat bantuan dari pemerintah dan swasta. Ketua Tim DM, Dr. drh. Rositawati Indrati, MP, mengatakan bahwa kegiatan DM tahun ini merupakan tindak lanjut dan bentuk kerjasama dari kegiatan DM sebelumnya dengan pemerintah Desa Slorok. Tujuan kegiatan DM ini adalah peternak dan masyarakat Desa Slorok mempunyai kelompok peternak ruminansia, terutama domba, yang berbadan hukum dan peningkatan pengetahuan peternak serta perbaikan manajemen pemeliharaan domba. Usaha peternakan domba ini juga bermanfaat untuk memaksimalkan kapasitas sumber daya manusia dan mengurangi penduduk produktif di Desa Slorok untuk bekerja di luar negeri. Kebanyakan, peternak domba dalam usia produktif merupakan individu-individu potensial untuk dikembangkan kemampuan atau skill yang berbasis wirausaha beternak domba dan berorientasi pada aktivitas bernilai ekonomis.
Permasalahan yang sering dihadapi peternak dalam mengelola usaha peternakan domba adalah pengetahuan tentang manajemen pemeliharaan didapatkan secara turun temurun dan gethok tular atau berdasarkan pengalaman beternak dari peternak lain. Kurangnya tenaga kesehatan hewan di Desa Slorok juga menjadi permasalahan bagi peternak dalam menjalankan usaha peternakan, terutama pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit pada domba. Peternak masih banyak yang belum melakukan pencatatan kegiatan beternak dengan rapi, terutama catatan perkawinan dan kesehatan. Pentingnya pencatatan ini untuk menghindari perkawinan sedarah atau inbreeding pada domba yang berakibat pada sifat-sifat genetik yang buruk yang muncul di keturunan berikutnya. Sistem perkawinan domba mengggunakan kawin alam, karena perkawinan domba menggunakan inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik belum sebanyak IB pada sapi di Indonesia. Limbah hasil cukur bulu domba langsung dibuang oleh peternak dan belum dimanfaatkan secara maksimal, seperti sebagai bahan baku pembuatan souvenir atau peralatan rumah tangga.
Tim DM menfasilitasi pengurusan pembentukan kelompok berbadan hukum serta memberikan hibah dua ekor domba pejantan Texel dan Merino yang dapat digunakan oleh kelompok peternak untuk memperbaiki mutu genetik domba melalui perkawinan alam.Program DM disambut sangat antusias oleh masyarakat Desa Slorok, terutama peternak domba. Ketua kelompok peternak Brawijaya Rojokoyo, Agus Mustofa Lutfi, mewakili anggota kelompok memyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya dengan adanya bantuan dari Tim DM UB dapat meningkatkan pengetahuan tentang manajemen pemeliharaan domba, terutama masalah pencatatan, kesehatan dan perkawinan. Pemerintah desa Slorok sebagai fasilitator program ini melalui Kepala Desa, Muyasaroh, SE, menyampaikan terima kasih atas kerjasama antara akademisi dan pemerintah Slorok serta mengharapkan bahwa program DM ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan usaha peternakan domba yang bepengaruh positif pada peningkatan pendapatan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H