B. OPINI
Dalam jurnal penganggaran berbasis kinerja di atas sudah dilakukan dengan pemilihan informan yang tepat, sehingga hasil wawancara sudah dipastikan kemungkinan besar sudah cukup tepat dan akurat. Didapat hampir seluruh pegawai di RS X sudah memahami terkait Penganggaran Berbasis Kinerja serta penyusunan rencana kerja disesuaikan dengan kebutuhan situasi dan kondisi. Ketika pembuatan anggaran juga tetap mempertimbangkan  capaian kerja di RS X.
Pelaksanaan PPK RS X nampaknya berjalan cukup baik. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan berbagai informan di RS X. Para pegawai bukan hanya telah memahami, namun mampu mengimplementasikan pelaksanaan PPK dengan baik, dari mulai perencanaan hingga evaluasi. Selain itu, pelaksanaan PPK di instalasi medis ini juga memiliki kekuatan, mulai dari komunikasi yang baik berupa sosialisasi, hingga etika kerja yang jelas. Walaupun pelaksanaannya berjalan baik, namun pihak RS harus terus melakukan penyempurnaan dan menyelesaikan berbagai kendala yang dihadapi dari sistem penganggaran ini. Harapannya sistem Penganggaran Berbasis Kinerja ini dapat terus dikembangkan dan disempurnakan.
Berdasarkan hasil wawancara pada jurnal tersebut pelaksanaan anggaran RS X berjalan dengan baik, dapat diketahui bahwa RS X mempunyai SPM dan SOP berdasarkan tupoksi yang sudah ditetapkan. SPM dan SOP ini ditetapkan sesuai dengan ukuran kinerja bagi setiap tugas pokok dan fungsi maupun kegiatan-kegiatan tambahan. Standar Operasional Prosedur ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan. Hal ini akan menghasilkan output untuk pembuatan laporan yang diberikan atas pelaksanaan anggaran kemudian diperiksa (diaudit) oleh sebuah lembaga pemeriksaan independen. Hasil pemeriksaan akan menjadi masukan atau umpan balik (feed back) untuk proses penyusunan pada periode berikutnya.Â
Sistem penganggaran berbasis kinerja akan lebih baik jika ditambahkan prinsip-prinsip yang menunjangnya seperti prinsip Value for Money yaitu pemanfaatan belanja dan sumberdaya yang maksimal serta prinsip Good Corporate Governance yaitu menciptakan sistem yang bebas dari KKN. Kedua prinsip itu harus diterapkan pada saat melakukan implementasi penganggaran berbasis kinerja mulai dari perencanaan hingga pelaporan kinerja. Hal ini akan berjalan dengan baik apabila terdapat budaya serta etos kerja yang terarah, pengawasan kinerja dan peran pemimpin dalam setiap kompetensi.
C. PENEGASAN ULANG
Penganggaran berbasis kinerja (performance budgeting) adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Dalam bidang kesehatan, penggunaan penganggaran berbasis kinerja juga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan sasaran dan dana yang akan dibutuhkan. Implementasi dari sistem anggaran ini telah dilakukan di beberapa faskes, salah satunya di instalasi medis X. Dilakukan wawancara langsung pada instansi tersebut dengan hasil secara umum pegawai instalasi medis X sudah mengerti makna Penganggaran Berbasis Kinerja. Ditemukannya hasil lain seperti anggaran yang mempertimbangkan atas capaian kinerja renstra (rencana strategis) pada tahun sebelumnya, pembuat anggaran yang bebas menentukan indikatornya, hingga faktor yang menunjang adanya keberhasilan pada penganggaran berbasis kinerja ini adalah komunikasi, sistem reward dan sanksi serta etika kerja.
Penganggaran berbasis kinerja dari instalasi medis X bisa dikatakan cukup baik, hal ini terlihat dari secara umum kepegawaian sudah mengerti tentang penganggaran tersebut, bahkan implementasinya sudah berjalan dengan lancar. Instansi ini juga memiliki SOP dan SPM yang ditetapkan sesuai dengan ukuran kinerjanya. Anggaran yang dibuat selalu mempertimbangkan capaian kerja dan nantinya akan dijadikan sebuah laporan yang dimonitoring langsung oleh pengawas. Kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar apabila instansi kesehatan memiliki prinsip Value for Money dan Good Corporate Governance. Dimana kedua prinsip ini dapat memberikan pemanfaatan yan maksimal baik dalam segi pembelanjaan maupun sumberdaya serta terhindar dari KKN. Meskipun bisa dikatakan bahwa sistem ini berjalan dengan baik, namun pihak RS harus tetap melakukan penyempurnaan serta mengurangi kendala yang ada agar sistem ini terus berkembang dengan semestinya.
Penulis :
1. Aditia Wahyu Ashari