Pada umumnya tubuh manusia secara alami akan merespon tanda-tanda kemarahan dengan cara yang agresif sebagai bentuk perlawanan atau upaya juga pertahanan diri (defense). Namun jika tidak terkendali dan terlalu agresif akan menimbulkan kekerasan fisik maupun verbal.
Orang yang menyimpan dendam cenderung lebih sinis, dan terdorong untuk selalu memicu sikap permusuhan sehingga sulit untuk menjalin hubungan sosial yang baik. Oleh karena itu, kemampuan menerapkan anger management sangat diperlukan sehingga siapapun dapat menyikapi masalah tanpa memicu amarah.
Ciri-Ciri Seseorang Yang Terkena Anger Issue
Kesulitan dalam mengelola emosi terlihat dari ciri-ciri secara fisik dan emosional, diantaranya detak jantung lebih cepat, otot-otot wajah menjadi tegang atau kaku, tekanan darah meningkat secara signifikan, nafas tidak teratur, dan timbul keinginan menyerang secara fisik maupun verbal.
Kondisi fisik orang yang sedang marah dapat menimbulkan frustasi karena stress yang berkepanjangan. Suasana hati (mood) juga berubah karena digayuti oleh perasaan benci. Gejala ini menyebabkan seseorang semakin sulit mengelola emosi sehingga cepat marah bahkan hanya karena hal-hal sepele yang disikapinya secara berlebihan (over thinking).
Faktor Internal Penyebab Anger Issue
Gangguan psikis dapat membuat penderita gejala gangguan anger issue selalu mengulang-ulang kemarahannya karena kesulitan dalam mengelola emosi yang kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, seperti marah-marah tanpa alasan yang jelas, bahkan hanya karena hal-hal sepele.
Faktor lainnya yang memicu seseorang sehingga mengalami kesulitan dalam mengelola amarahnya adalah depresi. Banyak hal yang menjadi Penyebabnya seperti kondisi yang buruk, tekanan yang sangat besar dan ketidakmampuan untuk menghadapinya, kejatuhan kondisi karena faktor finansial atau feaktor ekonomi, dan lain.
Depresi membuat seseorang menjadi mudah tersinggung bahkan terhadap hal-hal yang sebenarnya bukan ditujukan kepadanya, sehingga orang-orang yang memiliki gangguan depresi gampang meledak-ledak, yang diekspresikan bukan hanya dengan kemarahan tetapi juga tangisan.
Faktor Internal Penyebab Anger Issue
Masalah kesulitan dalam mengendalikan amarah juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal, seperti rasa sedih, dimana kesedihan diungkapkan bukan hanya dengan cara menangis, tetapi juga dengan respon alami yang diberikan oleh tubuh yakni marah. Kemarahan timbul akibat kesedihan yang mereka rasakan sebagai luapan emosi karena gangguan anger issue.
Kepergian anggota keluarga atau orang-orang terdekat yang dicintai atau dikasihi dapat membuat seseorang merasa terpukul dan menangis. Ada orang-orang yang berusaha tegar untuk menghadapi, namun kenyataannya tidak benar-benar kuat sehingga perasaan duka cita itu diluapkan dengancara marah-marah.Â
Selain itu, banyak orang yang tidak kuat menghadapi tekanan karena adanya tuntutan atau beban hidup dan memikirkannya terus-menerus karena belum menemukan solusinya. Kondisi tertekan dapat menyebabkan pikirannya terganggu sehingga sulit mengelola amarah.
Lalu Bagaimana Teknik Mengelola Kemarahan?
Ketika kerusakan terjadi akibat kemarahan yang tidak terkendali, orang biasanya menyesali dan ada yang menyalahkan diri sendiri. Dengan demikian, yang perlu disadari adalah kemarahan dapat berdampak buruk untuk kesehatan mental, seperti risiko depresi yang meningkat, yang berdampak terhadap kesehatan fisik misalnya gangguan kesehatan karena tekanan darah tinggi atau menyebabkan penyakit jantung.
Pembahasan tentang bagaimana mengelola kemarahan (anger management) akan dikupas tuntas dalam seminar yang bertajuk "Anger Management 101: Kelola Amarahmu Untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik".Â