Suasana tenang dan nyaman membuat kami tidur nyenyak semalaman di glamping Bukit Bentang Land. Pagi harinya setelah sarapan, kami bersiap-siap untuk trekking menuju perkebunan kopi Rawadee.
Angin di sekitar perkebunan berhembus kencang menderu-deru, ketika kami tiba di atas untuk ikut memanen buah kopi (cherry).
But, oh! Ternyata memetik cherry tidak sembarangan, loh! Ada tekniknya. Kita harus memelintir hingga bagian ujung pangkalnya yang berwarna hijau benar-benar terpisah dari cherry.
Saya mencoba memetik berkali-kali dengan teknik itu, tapi  gagal, begitu juga dengan rekan-rekan lainnya.Â
Kamipun tertawa tergelak-gelak, ketika guide berkata "Nggak apa-apa, koq! Nggak bakalan dihukum,"
Menurut masbro guide, bulan Agustus adalah saatnya panen raya dan angin bertiup namun tidak begitu kencang. Saat itu, buah kopi yang sudah berwarna merah tua siap dipetik.
Kami turun melalui jalur yang berbeda dibandingkan saat nkami aik tadi. Di sekitar perkebunan terdapat area untuk penempatan proses pengolahan kopi. Saat memasuki ruang pengeringan kopi, guide menjelaskan tentang teknik pengolahan biji kopi.
Di dekat tempat itu ada ruang lain untuk mengolah biji kopi dengan menggunakan mesin. Hasil olahan kopi ini mereka jual ke pabrik dan pengusaha kafe.