- Stercobilin (zat pewarna faeces)
- Urobilin (zat pewarna urine)
b. Biliverdin
Merupakan zat pewarna empedu yang akan disalurkan ke vesika urinaria (kantung kemih (kencing) & nantinya masuk ke pembuluh darah)
Nah, setelah kita mengetahui pengertian eritrosit, selanjutnya kita akan memahami lebih dalam lagi mengenai faktor yang lebih kuat yang menyebabkan eritrosit lemah dan berujung pecah. Apakah karena faktor umur eritrosit yang kurang dari 120 hari atau karena faktor aktivitas dan pekerjaan yang menghabiskan energi yang banyak?
Saya lebih setuju bahwa faktor aktivitas dan pekerjaan melemahkan eritrosit kita. Dewasa ini, orang -- orang saling bersaing satu sama lain di berbagai bidang agar dapat bertahan hidup. Ini memicu mereka untuk bekerja ekstra dan lebih cepat. Ini menyebabkan tubuh memerlukan banyak energi dan oksigen.Â
Maka dari itu, sel darah merah harus bekerja ekstra untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Karena tekanan pada eritrosit yang terus -- menerus diberikan, menyebabkan eritrosit pun menjadi lebih cepat pecah. Selain itu, bila tubuh kita kekurangan hemoglobin yang mana digunakan untuk mengikat oksigen, maka peredaran darah dalam tubuh pun menjadi lambat.Â
Ini menyebabkan umur eritrosit tidak lagi mencapai 120 hari. Kematian eritrosit ini menunjukkan bahwa bisa disebabkan oleh stress oksidatif yang adalah kerusakan oksidatif dalam sel , jaringan , organ tubuh yang dapat disebabkan oleh molekul yang disebut spesies oksigen reaktif (termasuk partikel yang disebut radikal bebas). Stress oksidatif disebabkan pula karena tubuh kekurangan antioksidian.
Radikal bebas memang menyebabkan degenerasi kualitas sel darah merah, apalagi yang sudah terlalu banyak terekspos radikal bebas. Dengan menurunnya kualitas sel darah merah, maka umur sel tersebut menjadi memendek. Umur sel darah merah berpengaruh terhadap lemah kuatnya suatu eritrosit. Semakin tua umur sel darah merah, maka daya elastisitas sel darah merah tersebut juga semakin melemah. Elastisitas sel merupakan pusat dari mekanisme penghapusan sel darah merah.Â
Elastisitas sel salah satunya dipengaruhi oleh faktor konsentrasi hemogoblin. Hemoglobin (Hb) adalah protein kompleks yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen hem yang mengandung zat besi ( yang adalah kandungan utama untuk eritrosit dan berpengaruh dalam kepadatan sel darah merah ). Konsentrasi dalam hemoglobin juga dipengaruhi oleh kadar air. Bila di dalam hemoglobin kita kekurangan air dapat menyebabkan penurunan elastisitas sel, sehingga dinding sel darah merah pun juga menjadi rapuh.Â
Eritrosit membawa oksigen dan nutrisi yang diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh kapiler. Terbayang bukan bila eritrosit berkurang sifat elastisnya maka eritrosit akan sangat kesulitan saat melewati pembuluh kapiler yang sempit. Bila eritrosit sudah tidak elastis lagi, maka eritrosit akan tercepit di pembuluh kapiler dan bisa menyebabkan eritrofagositosis ( menelan sel -- sel asing ). Sebagian besar eritrosit pecah di dalam limpa karena terjepit sewaktu melewati merah limpa.Â