Mohon tunggu...
Clivia Fasya
Clivia Fasya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahsiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tantangan Pemerataan Akses Internet, Bisakah Kita Segera Menuju Indonesia Maju?

21 Desember 2024   21:41 Diperbarui: 21 Desember 2024   21:41 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era transformasi digital, internet telah menjadi kebutuhan dasar yang tak terelakkan. Di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi, akses internet membuka pintu bagi berbagai peluang yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, Indonesia, sebagai negara kepulauan yang luas, menghadapi tantangan besar dalam pemerataan akses internet. Data terkini menunjukkan bahwa hingga awal 2024, sekitar 21% masyarakat Indonesia, terutama di daerah perdesaan, masih belum menikmati akses internet. Hal ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah mendatang, mengingat pentingnya akses internet untuk mendukung kemajuan bangsa di berbagai bidang.

Menurut laporan terbaru, terdapat 185,3 juta pengguna internet di Indonesia pada Januari 2024, dengan tingkat penetrasi mencapai 66,5% dari total populasi. Meskipun jumlah ini meningkat sebesar 1,5 juta pengguna dibandingkan tahun sebelumnya, masih ada 93,4 juta orang yang belum menggunakan internet. Kompleksitas dalam pengumpulan data juga menunjukkan bahwa angka sebenarnya mungkin lebih besar, mengingat pertumbuhan adopsi teknologi yang terus meningkat.

Namun, kesenjangan ini menjadi lebih nyata ketika membandingkan akses internet antara perkotaan dan perdesaan. Di kota-kota besar, penetrasi internet sudah mencapai lebih dari 80%, sementara di daerah pedesaan angka ini jauh lebih rendah. Ketimpangan ini mempertegas perlunya upaya serius untuk menciptakan konektivitas yang inklusif di seluruh wilayah Indonesia.

            Kesenjangan digital tidak hanya mencerminkan perbedaan akses teknologi, tetapi juga memperlebar ketimpangan ekonomi dan sosial. Di perkotaan, akses internet memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan informasi, mengikuti pelatihan online, dan bahkan menciptakan peluang bisnis. Sebaliknya, di perdesaan, masyarakat sering kali terhambat dalam mengakses informasi pendidikan, kesehatan, atau peluang ekonomi yang dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Beberapa dampak nyata dari kesenjangan digital di perdesaan antara lain sulitnya siswa mengakses sumber belajar daring, terbatasnya informasi kesehatan yang dapat diakses, hingga hambatan bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produk secara online. Ketimpangan ini semakin memperburuk ketertinggalan daerah-daerah tertentu dibandingkan dengan kawasan perkotaan. Pemerataan akses internet memiliki potensi besar untuk mengatasi kesenjangan ini. Dengan akses yang merata, masyarakat pedesaan dapat berpartisipasi dalam ekonomi digital, meningkatkan literasi digital, dan mengakses layanan publik secara lebih baik. Contohnya, internet dapat membantu siswa di daerah terpencil untuk mengikuti kelas online atau mendapatkan sumber belajar yang tidak tersedia di sekolah mereka.

Pemerintah dan sektor swasta memiliki peran penting dalam hal ini. Dengan kolaborasi yang erat, infrastruktur digital dapat diperluas hingga ke daerah-daerah terpencil. Selain itu, penguatan literasi digital di kalangan masyarakat pedesaan juga menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa mereka dapat memanfaatkan internet secara optimal. Namun, pemerataan akses internet di Indonesia bukan tanpa hambatan. Biaya infrastruktur menjadi salah satu kendala terbesar, terutama untuk membangun jaringan di wilayah dengan geografis sulit seperti pegunungan dan pulau-pulau terpencil. Selain itu, regulasi yang kurang mendukung serta keterbatasan sumber daya manusia di sektor teknologi informasi menjadi tantangan yang harus segera diatasi.

Masalah lainnya adalah tingginya biaya layanan internet di beberapa wilayah, yang sering kali tidak terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini menambah beban bagi mereka yang sebenarnya paling membutuhkan akses internet untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.Pemerataan akses internet harus menjadi prioritas utama pemerintah mendatang. Tidak hanya sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang untuk menciptakan pemerataan ekonomi. Dengan internet, masyarakat pedesaan dapat berpartisipasi dalam pasar global, mengembangkan potensi lokal, dan meningkatkan daya saing mereka.

Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk mewujudkan ini. Program subsidi internet, pembangunan infrastruktur bersama, dan pelatihan literasi digital harus menjadi bagian dari strategi nasional. Jika ini dilakukan dengan serius, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih terkoneksi dan inklusif, sesuai dengan visi Indonesia Maju 2045.

Pemerataan akses internet adalah fondasi penting bagi transformasi digital di Indonesia. Dengan mengatasi tantangan geografis, ekonomi, dan regulasi, kita dapat mewujudkan konektivitas yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Maju. Semoga di masa mendatang, tidak ada lagi kesenjangan digital yang menghalangi potensi besar masyarakat Indonesia.

Internet bukan lagi soal kebutuhan individual, tetapi juga fondasi untuk membangun bangsa yang maju. Pemerintah dan swasta harus terus berkomitmen untuk menyediakan infrastruktur digital yang merata, terjangkau, dan inklusif. Dengan begitu, tidak ada lagi masyarakat yang merasa terpinggirkan oleh kemajuan teknologi. Indonesia terkoneksi bukan hanya impian, tetapi juga langkah pasti menuju masa depan yang lebih baik untuk semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun