Aku berjuang bukan hanya untuk diriku sendiri, tetapi untuk setiap jiwa yang telah hilang dalam pertempuran ini. Aku berjuang untuk masa depan adik-adikku yang masih terlalu muda untuk memahami kekejaman ini, tetapi sudah cukup tua untuk merasakan rasa takut dan kehilangan.
Setiap malam, ketika aku menutup mata, aku memimpikan sebuah dunia di mana teror hanyalah bayangan yang telah lama hilang.Â
Aku memimpikan surga di mana keluargaku dan semua martir lainnya telah menemukan kedamaian. Dan dalam mimpiku, aku melihat diriku bergabung dengan mereka, setelah berjuang dengan gigih di jalan yang Allah tentukan.
Dan jika ajalku tiba, aku siap menyongsongnya dengan hati yang penuh keimanan, karena aku tahu syahid adalah panggilan mulia.Â
Aku berdiri tegar di tanah yang telah banyak menyaksikan air mata, dan dengan senyum, aku akan menyambut takdirku, karena dalam setiap tetes darah yang kucurahkan, aku menanam benih kebebasan untuk tanahku, Palestina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H