"Ayo Bud, kita balik sekarang. Tapi lewat jalan deket pasar aja ya..jauh dikit gak apa asal jangan lewat kebuh pisang pak Jono, serem bro, katanya disitu angker banyak pocong apalgi pas di tikungannya yang pohonnya paling gede..!"
Obrolan 'klasik' bertema horror yang mungkin masih umum terdengar dan mungkin selalu asyik untuk didengar di kalangan orang Indonesia yang mengaitkan hal mistis alias makhluk astral terhadap suatu tempat atau benda.
Salah satu yang paling populer adalah mitos tentang pohon pisang yang identik dengan 'tempat tinggal' hantu pocong. Mengapa pohon pisang? Mari kita kupas dari kacamata awam.
Mitos adalah cerita atau legenda yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam suatu masyarakat dan menjadi bagian dari tradisi budaya mereka. Mitos biasanya mengandung elemen supernatural atau fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh logika dan sains.Â
Meski sering kali sulit untuk diverifikasi kebenarannya, mitos memiliki peran penting dalam memberikan penjelasan terhadap asal-usul dunia, manusia, alam semesta, atau fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar kita
Mitos kali ini datang dari kesadaran budaya bahwa pohon pisang memiliki karakteristik unik yang tidak dimiliki oleh pohon lainnya. Pohon ini memiliki bentuk tabung besar dengan struktur lunak dengan batang-batang menjulur panjang seperti tangan, memberikan nuansa misterius, terutama ketika malam tiba.
Namun setidaknya terdapat 4 alasan yang mungkin sering menjadi dasar kenapa stereotape tersebut bisa menempel pada sosok pohon pisang diantaranya:
#1 Sebagai alas mandi jenazah
Batang dan daun pisang masing sering dijadikan alas untuk memandikan jenazah, terutama di lingkungan yang memang tidak terdapat sarana khusus untuk pemeliharaan kematian.
Masyarakat muslim di lingkungan tersebut biasanya menata batang/ gedebog pisang menjadi beberapa bagian sebagai landasan jenazah sehingga proses memandikan dapat disesuikan dengan perlakuan jenazah secara islami.