Mohon tunggu...
Clint Perdana
Clint Perdana Mohon Tunggu... Penulis - Just an Ordinary Learner

Menulis sebagai media bertukar pikiran, diskusi dan dakwah modern di tengah luas namun sempitnya dunia ini, mari berbagi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Wisuda Tingkat Dini, Kebanggaan atau Beban Sosial?

18 Juni 2023   12:55 Diperbarui: 1 Juli 2023   04:21 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah hak setiap individu, dan dalam mewujudkan hal itu, setiap sekolah berperan penting. Sebagai pusat pendidikan, sekolah perlu memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang setara dan merasa dihargai.

Monetisasi acara wisuda yang berlebihan bisa menciptakan kesenjangan sosial yang berpotensi menghancurkan solidaritas di kalangan siswa dan komunitas sekolah.

Maka, sangat penting bagi sekolah untuk mengambil pendekatan yang lebih inklusif dan egaliter dalam mengatur acara-acara mereka, termasuk wisuda.

Praktek memonetisasi acara wisuda mungkin bisa memberikan keuntungan finansial jangka pendek bagi sekolah, namun dampak jangka panjangnya bisa menjadi biaya sosial yang tinggi.

Sekolah perlu mencari solusi alternatif dalam mendapatkan dana. Baik itu melalui CSR, acara penggalangan dana, kegiatan akademik berbayar, atau pengembangan program online, setiap usaha yang dilakukan harus mempertimbangkan aspek kesetaraan dan keadilan sosial. Sebab, tujuan pendidikan sejatinya adalah mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, beretika, dan adil.

Jadi, mari kita ingat kembali esensi dari pendidikan dan wisuda. Kedua hal ini seharusnya menjadi simbol pencapaian, bukan beban. Melalui pendekatan yang benar dan bijaksana, kita bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang berkesinambungan dan adil bagi semua orang.

Sebagai stakeholders dalam dunia pendidikan, baik sebagai pendidik, orangtua, ataupun siswa, mari kita bersama-sama berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang adil dan inklusif.

Kita semua memiliki peran dalam menciptakan dunia pendidikan yang lebih baik. Dalam hal ini, peran sekolah sangatlah krusial. Sekolah perlu berinovasi dalam mencari sumber pendanaan tanpa merugikan siswa dan orangtua.

Sebab, tujuan pendidikan sejatinya adalah mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, beretika, dan adil.

Pendidikan adalah tentang membentuk individu yang siap berkontribusi dalam masyarakat, bukan tentang menciptakan kesenjangan antara "yang mampu" dan "yang tidak mampu".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun