Ditengah lamunan berpikir kemana lagi tarikan garis ini menari diatas kertas meja gambar arsitek saya di suatu siang terik namun ber AC di salah satu Gedung di Jakarta, pikiran saya tiba-tiba mempertanyakan tentang dunia investasi yang sepertinya menjadi "Bahasa Alien" bagi saya.
Hai, sebut saja nama saya Budi ...
Sebagai seorang freelancer arsitek yang mungkin cukup mapan, saya tiba-tiba terusik dengan fakta betapa masih "awam"nya saya kalau bicara tentang investasi, seperti anak SD yang baru belajar berhitung.
Investasi? Selama ini saya hanya mengenal tabungan, deposito, saham dan emas. Tidak sengaja mendengar obrolan client di awal hari tentang Surat Berharga Negara (SBN)? Apa itu SBN? Saya bertanya-tanya seperti itu, kok katanya investasi yang sangat aman dan menguntungan.
Saya sadar bahwa sebagai freelancer yang sukses, saya harus mempelajari tentang investasi lebih dalam khususnya si "alien" SBN ini.
Maka, saya memutuskan untuk melibatkan diri dalam petualangan mempelajari konsep, variasi, dan manfaat SBN.
Gampangnya dan paling umum pasti dimulai saat saya mengetik "Apa itu SBN?" di Google. Di layar komputer muncul definisi SBN. Simpelnya, SBN adalah instrumen investasi berbentuk surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.
Dengan membeli SBN, berarti kita meminjamkan uang kepada pemerintah yang akan dikembalikan dengan bunga. Wah, asyik juga ternyata.
Pertama-tama, saya mencoba memahami konsepnya. Konsepnya terdengar simpel, tetapi percayalah, saya merasa seperti sedang mencoba memahami hieroglif Mesir. Namun, saya tidak menyerah. Saya membaca berbagai artikel, mendengarkan podcast, bahkan mengikuti seminar online.
Banyak sekali orang yang memberikan nasehat bagaimana memilih SBN yang tepat, tetapi semuanya terasa seperti lelucon yang saya tidak mengerti punchlinenya.