Mohon tunggu...
Clint Perdana
Clint Perdana Mohon Tunggu... Penulis - Just an Ordinary Learner

Menulis sebagai media bertukar pikiran, diskusi dan dakwah modern di tengah luas namun sempitnya dunia ini, mari berbagi!

Selanjutnya

Tutup

Financial

Antara Gengsi dan Keresahan Finansial: Jadilah Smart Buyer di Dunia Otomotif

30 Mei 2023   09:33 Diperbarui: 30 Mei 2023   09:51 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakarta Traffic; Source : Dokumen Pribadi

Ada yang menarik perhatian saya tadi pagi, ketika melintas jembatan penyeberangan di bilangan Sudirman Jakarta kearah Area Senayan untuk jogging pagi, yaitu pemandangan kepadatan mobil beraneka brand yang kinclong-kinclong merayap ditengah kemacetan ibukota.

Rata-rata mobil tersebut adalah tipe baru yang terlihat mewah, canggih, dan penuh dengan fitur terkini. Kira-kira harganya berapa ya? Udah pasti untuk kaum mendang-mending akan membuat kantong jadi kempes dalam sekejap.

Atau ada yang jawab, "Kan bisa kredit, ngapain susah?"

Saya bertanya-tanya, apa sih yang membuat orang rela ngutang atau ambil kredit demi memiliki mobil baru?

Mari kita bicara tentang gengsi. Gengsi ini ibarat aroma kopi yang menarik, membuat kita lupa diri dan berani nekat. Bahkan, terkadang kita berani menggadaikan hidup demi gengsi. Ya, gengsi, si bumbu penyedap kehidupan yang kadang bikin panas dan pusing kepala.

Gengsi membuat orang lupa bahwa mampunya sebenarnya hanya motor bukan mobil. Dan menganggap dia mampu dengan memaksa punya mobil dengan modal kredit. Aduh! 

Alkisah seorang tetangga di kampung saya sebutlah bernama Pak Kumbang (bukan nama sebenarnya). Pak Kumbang selalu terlihat berbangga dengan mobil SUV barunya yang kilap, mewah, dan selalu berubah tiap 3 tahun.

Namun, di balik gengsi itu, Pak Kumbang harus menelan pil pahit, yaitu mengalami stres karena hutang. Dia tidak punya pilihan lain selain kerja mati-matian untuk bayar cicilan bulanan atau bakal berhadapan dengan para collector yang siap menarik mobil kapanpun.

Bukan hanya itu, anak-anaknya bahkan terancam hampir tak bisa lanjut sekolah karena biaya yang teralihkan untuk membayar cicilan mobil. Ironis, bukan?

Dari cerita Pak Kumbang, kita belajar bahwa gengsi tak sebanding dengan beban yang harus ditanggung. Kita tidak perlu mengorbankan kehidupan yang bahagia hanya untuk tampil 'wah' di depan orang lain.

Mungkin Anda bertanya, "Lalu, bagaimana cara kita tetap berpenampilan prestis tanpa harus terlilit hutang?" Jangan khawatir, saya punya jawabannya: mobil bekas!

Mobil bekas, bagi sebagian orang, mungkin terdengar seperti barang rongsokan yang dipaksa hidup lagi. Tapi, tunggu dulu! Apakah Anda tahu bahwa dengan memilih mobil bekas, Anda bisa mendapatkan mobil yang berkualitas dengan harga yang jauh lebih murah?

Sebuah solusi yang ekonomis dan tetap prestis jika Anda melakukannya dengan cerdas.

Cerita lain dari Ibu Bunga (nama semaran). Seorang ibu rumah tangga dengan sampingan jualan online serta catering yang berhasil membeli sebuah mobil bekas dengan kondisi yang masih sangat bagus. Dengan telaten dan dibantu suaminya, dia mencari informasi dan membandingkan harga di berbagai situs jual beli online.

Hasilnya? Dia mendapatkan mobil impian dengan harga setengah dari mobil baru serta dia bayar cash karena dia memang mampumembeli di harga itu, tidak memaksa mengambil kredit atau cicilan.

Maka ibu Bunga kana merasakan ketenangan pikiran, tidak khawatir beban cicilan bulanan atau berhadapan dengan para collector, semua kebutuhan mendukung aktivitas terpenuhi (buat angkutan mendukung usaha catering) dan prestis pun tetap didapat.

Bahkan kalaupun ada rizki lebih dan suatu saat mau ganti mobil, dijual lagi pun harga gak jauh beda dengan harga dia beli. Cerdas bukan!

Nah, jika Ibu Bunga bisa, kenapa kita tidak? Mobil bekas bisa menjadi pilihan yang bijaksana bagi Anda yang ingin tetap prestis tanpa harus membebani kantong. Dengan membeli mobil bekas, Anda bisa memiliki kendaraan yang layak dan tidak perlu merasa khawatir akan beban hutang.

Namun, ingatlah bahwa yang terpenting adalah kebijaksanaan kita dalam memilih. Jangan sampai terjebak dalam penampilan luar saja, perhatikan juga kondisi mesin dan layanan purna jualnya. Ingat, penampilan bisa menipu, tapi mesin dan servis tidak pernah berbohong.

Lalu, bagaimana cara memilih mobil bekas yang baik? Berikut beberapa tips dari saya. 

Pertama, tentukan jenis mobil yang Anda inginkan dan sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika ingin yang ekonomis dan "aman" cari model-model yang umurnya 3-5 tahun. Jika diatas 5 tahun, maka pilih tipe-tipe merk yang cukup populer dan melimpah suku cadang dan dukungan service nya.

Kedua, teliti dan bandingkan harga di berbagai tempat melalui browsing dan visit ke showroom-showroom yang sudah terpercaya atau kredibel.

Ketiga, periksa kondisi mesin dan cek riwayat servis dan surat-surat keaslian mobil tersebut.

Dan yang terakhir, jika perlu, bawa seorang mekanik kepercayaan Anda saat akan membeli mobil bekas. Ingat, kebijaksanaan adalah kunci sukses dalam memilih mobil bekas. Jika tidak punya kenalan mekanik, Anda juga bisa menyewa jasa inspector mobil untuk pemeriksaan lebih detail apabila pengetahuan teknis anda terbatas, sehingga risiko dapat ditekan dan sebagai modal untuk negosiasi harga jika cocok dengan barangnya.

Jadi intnya Anda harus memikirkan matang-matang semua aspek sebelum membeli mobil baru dengan mempertimbangkan faktor ekonomi, terutama jika berpotensi menambah beban hutang.

Jangan biarkan gengsi menyeret kita ke dalam lubang hitam stres finansial. Sebaliknya, berusahalah untuk menjadi pribadi yang bijaksana, yang mampu menyeimbangkan keinginan dan kemampuan.

"Price is what you pay; value is what you get" - Warren Buffet

Mari kita berubah menjadi konsumen yang cerdas. Memilih mobil bukanlah tentang menunjukkan gengsi, tapi tentang kebutuhan dan kenyamanan. So, jangan takut untuk memilih mobil bekas.

Siapa tahu, mobil bekas Anda nanti justru bisa bercerita lebih banyak tentang kebijaksanaan dan kemandirian Anda daripada sekedar gengsi belaka.

Sebelum saya menutup artikel ini, ada satu kata bijak yang ingin saya bagikan: "Prestise ada di pikiran, bukan di barang."

Jadi, apakah Anda masih ingin begadang demi gengsi dengan membeli mobil baru, atau lebih memilih tidur nyenyak dengan mobil bekas yang bijaksana dan ekonomis?

Pilihan ada di tangan Anda!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun