Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal of the American Heart Association (2022) menunjukkan bahwa pengguna vape memiliki risiko yang hampir sama dengan perokok tradisional terhadap penyakit jantung, meskipun dalam tingkat yang lebih rendah.
4. Vape dan Perokok Remaja
Vape sering dianggap sebagai "jalan masuk" bagi remaja menuju kebiasaan merokok. Perasa seperti buah-buahan dan manisan menarik bagi generasi muda. Menurut data CDC (Centers for Disease Control and Prevention, 2023), penggunaan vape meningkat drastis di kalangan remaja dalam lima tahun terakhir, dengan risiko kecanduan nikotin yang tinggi.
5. Apakah Vape Membantu Berhenti Merokok?
Bagi perokok yang ingin berhenti, vape sering dianggap sebagai alat transisi. Namun, hasilnya bervariasi:
*Beberapa studi menunjukkan bahwa vape membantu perokok mengurangi konsumsi tembakau.
*Namun, risiko kecanduan nikotin tetap ada, sehingga banyak pengguna yang akhirnya tetap menggunakan vape dalam jangka panjang.
Alternatif yang lebih aman: Terapi pengganti nikotin (seperti permen karet atau patch) dianggap lebih efektif untuk membantu berhenti merokok tanpa menambah risiko kesehatan.
Kesimpulan: Vape Tidak 100% Aman
Meskipun vape memiliki risiko lebih rendah dibandingkan rokok tradisional, vape tetap bukan pilihan yang sepenuhnya aman, terutama bagi non-perokok atau remaja. Bagi perokok berat, vape mungkin menjadi alternatif untuk mengurangi paparan zat beracun, tetapi dampaknya dalam jangka panjang masih perlu diteliti lebih lanjut.
Keputusan untuk menggunakan vape atau rokok harus didasarkan pada pemahaman risiko kesehatan masing-masing. Jika tujuan Anda adalah hidup lebih sehat, pilihan terbaik adalah berhenti sepenuhnya dari produk nikotin.