Mohon tunggu...
aldridge christian seubelan
aldridge christian seubelan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger dan Marketeers

Aldridge Christian Seubelan, yang biasa dikenal dengan panggilan AL adalah seorang brand dan digital marketers. Ia merupakan mahasiswa dari jurusan teknik komputer / sistem komputer di Universitas Bina Nusantara. Saat ini bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi swasta di Indonesia sebagai Digital Marketing dan juga menulis artikel blog seputar dunia marketing

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Emang Masih Bisa Bikin Viral di TikTok?

20 Desember 2020   16:31 Diperbarui: 20 Desember 2020   16:34 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya semua sudah tahu ya aplikasi social media yang namanya TikTok ini ya mungkin bisa di katakan entertainment application ya sekarang. Saya yakin pasti bos-bos kamu di kantor sudah menyuruh kamu untuk membuat akun brand TikTok atau kamu sendiri yang main TikTok ? , hehe

Nah, sebelum kita membahas #ceritabrand topik kali ini si TikTok, saya ingin share mengenai Vertical Video Entertainment karena saya melihat diluar dari TikTok merupakan aplikasi yang menyajikan konten-konten yang entertaining , creative dan unique, saya jadi penasaran kenapa mereka berani untuk fokus ke vertical video dan saya sadar, kita tanpa sadar suka menyukai konten yang berupa Vertical Video (lebih simpel, enak di lihat, tidak perlu membalikan hape). Dan ini juga di dukung oleh data artikel yang saya baca dari impact/mediabrix

90% of videos watched vertically have a higher completion rate versus videos watched horizontally .It's 2020! Chances are, you're no longer clicking the expand icon and rotating your smartphone horizontally every time you want to watch a video streamed onto your device. Back in 2016, Google found that most people were watching 16:9 landscape videos horizontally on their mobile devices, but research findings from Impact/Mediabrix show that vertical viewing is becoming a much more common way to watch video.

Kalau menurut saya, sekaran verical dan horizontal video mempunyai beberapa karakter :

  • Vertical Treatment : video short duration, yang sifatnya memberikan quick entertaining, quick Tips & Tricks, Quick Fun dan more explore untuk creativity. sebenarnya ini trend ini sudah lama muncul, saat reza oktovian (rezaarap) melakukan gerakan dance hand moving yang dinamai #rapsmash yang User Generated Content -nya cukup banyak sekali.

  • Horizontal Treatment : video long duration, yang objektifnya menceritakan brand story / creator story sehingga bisa memberikan pesan/message yang cukup jelas contohnya Webseries, Film & Series, Drakor di VIU atau NETFLIX. Sehingga social media seperti Youtube tetap kuat di horizontal treatment karena youtube audience-nya lebih mencari hal-hal yang full educate, tidak mungkin kan km cari produk review Handphone di short duration seperti TikTok atau Instagram Story.

Kita kembali lagi ke TikTok ya, kalau di lihat pertumbuhan TikTok lumayan dahsyat ya. bisa di bilang teori yang dulu mengatakan butuh waktu yang lama untuk bisa menjadi market leader untuk saat ini bisa dikatakan anyting is possible, Contohnya kalau produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods) di Indonesia Teh Botol vs Teh Pucuk harum, dalam waktu singkat Teh Pucuk Harum bisa bersaing dengan pemain teh kemasan yang sudah lama di Indonesia.

 Sebelum lanjut kita membuat content atau account brand TikTok kita, kita harus blue print nya dahulu nih, karena tidak semua yang hits , trending & kekinian itu cocok untuk brand atau produk yang kita tawarkan dan bisa jadi reputasi brand (brand equity) yang sudah kita bangun selama ini bisa menurun karena kita salah strategy ataupun sebenarnya tidak cocok melakukan kegiatan marketing di TikTok, jadi kita harus define beberapa point seperti :

  • Apakah TikTok merupakan platform yang cocok dengan Brand Story kita?

  • Apakah Audience TikTok di Indonesia sudah match dengan Target Audience yang ingin kita sasar?

  • Objective/Goal apa yang ingin kita capai di platform ini? Brand Role apa yang ingin kita mainkan platform tersebut?

  • Buatlah Competitive Review dan Trends di TikTok agar content strategy kita bisa stand out di target audience kita

  • Frame work & Measurement : buatlah timeline frame work vs target yang ingin di capai

Sebelum kita masuk ke insight creative TikTok, yuk kita kepoin users TikTok, menurut saya ada 4 karakter TikTok di Indonesia selama COVID-19 ini :

  • Exploration TikTokers : yes termasuk saya, dimana users TikTok yang hanya kepoin creator TikTok, ingin tahu apa yang lagi happening di TikTok

  • Moody TikTokers : mereka ingin mencoba-coba membuat TikTok seperti selebTikTok yang lainnya, dengan impian untuk menjadi terkenal dan mempunyai followers banyak, tapi sayang nya mereka sangat moody dan tidak konsisten dalam membuat content

  • Creator TikTok : users yang benar-benar ingin menjadi creator TikTok baik itu yang masih amatir maupun yang sudah famous, bisa di bilang mereka adalah Rising Star kedepannya untuk Gen Z & Gen Y. dan para creator TikTok ini berusaha untuk leverate exposure nya dengan strategi cross-platform marketing yaitu ke Instagram

  • Quiz Hunter TikTok : semenjak TikTok Indonesia open for paid parnership, banyak brand yang melakukan TikTok Challenge, yang biasa disebut oleh Marketeers adalah "Hashtag Challenge" dengan hadiah-hadiah yang sangat menggiurkan, kenapa para quiz hunter ini ramai di TikTok? karena modal joget dan mengikuti Guideline quiz, mereka bisa berkesempatan untuk mendapatkan hadiah. Menariknya tanpa "merusak" feed di main social media mereka dan banyak teman-teman mereka belum tau mereka main disitu sehingga mereka sangat percaya diri untuk melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun