Mohon tunggu...
Asina Siagian
Asina Siagian Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya bekerja sebagai tenaga IT. Lulusan Fakultas Ilmu Komputer - Universitas Indonesia. Pergi ke tempat-tempat baru dan berbaur dengan budaya lokal menjadi petualangan yang tidak ada habisnya. Menulis adalah hal lain yang membuat hidup saya bergairah. Biasanya saya menulis di http://clickmyjourney.blogspot.com/.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

2. Pertama kali solo traveling

9 Januari 2013   04:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:21 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati kecilku terus berkata bahwa jalan-jalan ke Lombok adalah impianku yang sudah lama sekali terpendam yang bahkan sempat terlupakan. Apa aku nekat saja ya? Aku baca di internet, banyak orang yang mulai melakukan solo backpacker ternyata perjalanan itu tidak semenakutkan seperti yang ada dalam bayangan, malah perjalanan tersebut sangat menyenangkan dan berkesan. Aku berusaha menyemangati diriku sendiri untuk tidak terlalu takut.

Malam sebelum hari H, tepatnya di tanggal 14 Februari, semua orang merayakan hari Kasih Sayang, sementara aku masih berkutat dengan pekerjaanku hingga jam 10 malam. Tidak ada bunga, tidak ada coklat, tidak ada makan malam romatis diterangi dengan lilin-lilin yang indah. Beginilah nasib seorang jomblo dan terperangkap ama kerjaan di malam Valentine's day.

Malam itu aku tidak bisa tidur, aku mengalami pre-departure anxiety syndrome (sindrom rasa cemas dan takut sebelum melakukan perjalanan). Deg-degan, takut, gembira, semuanya bercampur jadi satu. Bahkan aku tidak tahu perasaanku yang mana yang lebih dominan, apakah aku begitu bersemangatnya karena lagi liburan atau begitu takutnya karena ini akan menjadi perjalanan soloku yang pertama.

Aku berangkat dari rumah jam 3 dini hari menuju bandara Soekarno-Hatta karena penerbanganku ke Bali pukul 5. Aku nyampe di bandara pukul 4.45 pagi. Setengah berlari aku segera menuju meja check-in, dan tiketku ditolak dengan alasan check-in sudah ditutup. Petugasnya menyarankanku ke bagian informasi, apakah aku bisa ikut penerbangan besok atau minta refund. Waktu aku ke bagian informasi, ternyata penerbangan besok sudah penuh. Lalu aku tanya mengenai refund, si petugas bilang harus datang ke kantor langsung dan uang yang akan dikembalikan sekitar 15%. Setelah aku hitung-hitung, ongkos yang akan kukeluarkan tidak sebanding dengan uang yang akan kuterima, akhirnya aku iklaskan saja tiket tersebut hangus.

Jujur, sempat terlintas dalam benakku untuk pulang ke rumah. Mungkin aku ditolak check-in merupakan pertanda bahwa aku sebaiknya pulang saja. Tapi di lubuk hatiku yang paling dalam ada perasaan malu, masa belum dimulai sudah menyerah duluan.

Aku cari tempat yang tenang untuk duduk. Aku ingin berpikir dengan jernih apakah benar aku ingin melakukan perjalanan ini? Atau aku pulang saja? Aku takut. Aku belum pernah bepergian seorang diri sebelumnya. Dan aku bingung, apa yang akan kulakukan seorang diri disana. Lalu aku ingat lagi, Lombok adalah impianku sejak lama dan ini adalah saat yang tepat untuk mewujudkannya. Ah... aku dilema.

Setelah cukup lama berpikir dan menimbang-nimbang, akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Aku naik taksi ke terminal B karena disana banyak maskapai penerbangan domestik. Aku pun mulai mencari tiket yang cukup murah ke Bali. Akhirnya aku dapat penerbangan untuk jam 10. Aku masih punya banyak waktu, karena aku masih ngantuk, aku tidur di bangku bandara.

Di bandara aku sempat kenalan dengan seorang wanita asal Sorong. Senang sekali bisa punya teman baru dari Papua. Kukatakan padanya bahwa suatu hari nanti (semoga menjadi kenyataan) aku ingin berlibur ke tanah Papua. Aku ingin melihat langsung keeksotisan pulau tersebut.

Di ruang tunggu sebelum masuk ke ruang boarding, aku melihat seorang pria ganteng. Ternyata kami menuju pesawat yang sama (uhuy, kesempatan nih ^_^).

Di Perjalanan pun dimulai. Pesawat membawaku ke pulau Dewata. Sesampai di bandara Ngurah Rai, aromanya begitu berbeda. Memang beda atau karena karena aku sedang liburan ya? Ah sudahlah, dinikmati saja. Aku coba mencari-cari pria ganteng tadi, namun aku tak juga melihatnya (kemana dia ya?).

Tadinya aku ingin mencoba naik angkutan umum dari terminal Ubung ke Padang Bai, namun supir taksi ini berhasil mempengaruhiku untuk naik taksinya hingga ke pelabuhan Padang Bai. Setelah sepakat mengenai harganya, akhirnya aku setuju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun