Transportasi massal yang paling banyak digunakan masyarakat di wilayah Jabodetabek adalah Commuter Line. Inilah kendaraan yang paling favorit karena memiliki daya tampung terbesar dengan tarif murah meriah.
Namun operasional Commuter Line sudah hampir mencapai batas maksimal dengan kapasitas lebih dari satu juta orang per hari. Â Padahal kebutuhan transportasi massal semakin tinggi. Rel ganda pun tidak bisa menjadi andalan.
Di sisi lain, kita menghadapi masalah kemacetan yang tidak bisa dipecahkan. Hal ini sangat memengaruhi berjalannya roda ekonomi.
Maka sangat tepat bahwa pemerintah mengupayakan pembangunan sistem transportasi massal lainnya, yaitu MRT dan LRT. Kedua jenis transportasi ini adalah solusi bagi kebutuhan di masa mendatang.
Negara negara maju, telah lama menggunakan MRT dan LRT. Â Sedangkan negara tetangga, juga telah memakai MRT dan LRT, terutama Singapura. Sekarang giliran Indonesia untuk menyediakan transportasi tersebut.
Menurut rencana, MRT mulai dioperasikan untuk masyarakat umum pada bulan Maret. Sedangkan LRT ditarget mulai digunakan pada bulan April.
LRT untuk siapa?
Nah, beberapa hari yang lalu, Warta Kota bekerja sama dengan Kompasiana dan kementerian Perhubungan, menyelenggarakan sebuah diskusi dengan tema; ' FGD, Pembangunan LRT untuk siapa'. Acara berlangsung di gedung Kompas Gramedia Palmerah Barat.
Clickompasiana menghadirkan anggota anggotanya yang memang sejak lama penasaran terhadap keberadaan LRT. Mereka harap harap cemas, adakah LRT mampu menjawab kebutuhan transportasi di masa depan.
Zulfikri memaparkan bahwa kawasan kawasan perbatasan dan daerah penopang Jakarta menjadi padat. Hal itu disebabkan harga hunian di Jakarta semakin tidak terjangkau.