Bagi Anda yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, tentu sudah tak asing lagi dengan istilah KRL Commuter Line. Kereta Rel Listrik Commuter Line Jabodetabek atau disingkat KRL Commuter Line adalah angkutan umum milik PT. KAI (Kereta Api Indonesia) yang dioperasikan oleh anak usahanya, PT. KCJ ( KAI Commuter Line), yang melayani rute perjalanan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, meliputi: Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan.
Saat ini, setiap harinya, KRL Commuter Line mampu membawa penumpang sekitar 800.000 per hari. Meningkat dari tahun 2014 yang mampu membawa 700.000 penumpang per hari. Umumnya pengguna KRL Commuter Line adalah pekerja kantoran yang tinggal di luar Jakarta namun berkantor di Jakarta. Tentunya perjalanan dari rumah ke kantor, dan sebaliknya adalah rutinitas harian yang tidak bisa mereka hindari.
Dengan adanya KRL Commuter Line, para pekerja di area Jabodetabek ini setidaknya bisa memangkas separuh waktu perjalanan bila dibandingkan ketika mereka menggunakan angkutan umum lain atau pun berkendara dengan kendaraan pribadi.
Dan sekarang, pengguna KRL Commuter Line tidak saja pekerja kantoran. Masyarakat biasa pun sudah mulai menggunakan transportasi ini untuk bepergian. Entah itu ke rumah saudara, ke pasar, atau sekedar ke tempat wisata atau tempat hiburan lainnya. Anak-anak yang berangkat atau pun pulang sekolah juga banyak terlihat menggunakan KRL Commuter Line. Ini seiring dengan peningkatan mutu layanan dan sosialisasi yang dilakukan oleh PT KCJ kepada masyarakat luas. Karena, selain cepat, saat ini KRL Commuter Line adalah angkutan umum termurah di Jakarta. Pantas bila di favoritkan.
Salah Tapping
Nah, bila Anda sering menggunakan KRL Commuter Line, tentu Anda sudah paham tata cara naik angkutan ini, dari mulai Anda masuk di stasiun keberangkatan hingga keluar di stasiun tujuan.
Tapi masih sering kita temui, penumpang yang tidak tahu cara masuk atau keluar stasiun dengan e-tiket mereka. Biasanya mereka adalah pengguna baru, non regular alias penumpang tidak tetap, yang melakukan perjalanan dengan kereta sesekali saja. Dan biasanya, mereka masih menggunakan e-tiket harian, yang dibeli di loket stasiun saat akan melakukan perjalanan.
Namun tak jarang juga pengguna regular pun salah masuk. Terutama karena faktor tergesa-gesa, setengah lari sehingga tak memperhatikan tanda pada pintu masuk. Padahal itu tak perlu terjadi kalau saja mereka jeli dan melihat serta memahami terhadap tanda-tanda yang ada di setiap gate atau pintu masuk tersebut.
Cara Tapping yang Benar
Memiliki e-tiket adalah syarat mutlak untuk bisa menggunakan transportasi KRL Commuter Line Jabodetabek. Bisa dibeli di loket di setiap stasiun KRL di Jabodetabek. Terdapat 68 stasiun di lintasan KRL Commuter Line Jabodetabek, yang aktif digunakan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Ada beberapa stasiun yang berfungsi ganda sebagai stasiun transit untuk beberapa jalur, seperti: Stasiun Jatinegara, Stasiun Manggarai, Stasiun Tanah Abang, dan Stasiun Duri.
Electronic Ticket atau e-tiket harian ini adalah tiket berjamin, seharga Rp.10.000. Namun jaminanan ini akan dikembalikan bila Anda mengembalikan atau menukar e-tiket di stasiun tujuan, setelah selesai perjalanan tentunya. Jadi praktis hanya membayar biaya perjalanan saja, yang beragam tarifnya sesuai jauh-dekatnya perjalanan yang sudah ditetapkan.
Bila Anda membeli e-tiket harian, pastikan Anda menyebut stasiun tujuan Anda dengan benar dan jelas. Minta struk pembelian dan cek ulang untuk memastikan tujuan tiket benar. Simpan struk tersebut sebagai bukti bila terjadi kejadian yang tak diinginkan dan membutuhkan validitas struk tersebut.
Bagi yang mempunyai KMT (Kartu Multi Trip) maupun kartu non tunai lainnya yang sudah terintegrasi dengan KRL, silakan cek saldo kartu Anda sebelum melakukan tap in. Dapat dilakukan di mesin pembaca saldo yang di sediakan di sekitar loket. Ini untuk mengantisipasi terjadinya suplisi atau penalty diakibatkan nominal saldo tidak mencukupi.
Setelah mengantongi e-tiket, Anda tinggal tapping di pintu masuk untuk menuju peron stasiun dan naik kereta tujuan Anda. Tapping di lakukan pada mesin pembaca, berupa tripod gate, gate berpalang tiga, yang berjejer di area dekat loket. Jejeran gate tersebut secara fungsi dibedakan menjadi dua: gate in dan gate out.
Di stasiun keberangkatan, untuk pintu masuk atau gate in, di tandai dengan nyala lampu hijau bertanda anak panah. Sedangkan gate dengan tanda silang warna merah adalah gate yang diperuntukkan kepada pengguna KRL Commuter Line yang akan keluar dari stasiun tersebut. Masing-masing tanda tersebut terletak di badan gate.
Demikian pula di stasiun tujuan. Untuk keluar dari stasiun, Anda akan melewati jejeran tripod gate. Anda bisa tap out pada gate berwarna hijau bertanda anak panah. Di sebelahnya, gate berwarna merah bertanda silang disediakan untuk tap in calon penumpang KRL Commuter Line.
Nah, yang perlu diperhatikan saat akan tapping pada gate in adalah arah tanda anak panah tersebut. Bila arah anak panah mengarah ke kiri gate, berarti Anda masuk di sebelah kiri gate. Sebaliknya, bila arah anak panah mengarah ke kanan gate, berarti Anda masuk melalui sebelah kanan gate tersebut.
Lakukan tapping dengan benar dengan menempelkan e-tiket pada reader gate. Setelah membaca e-tiket tersebut, lampu warna hijau bersimbol centang pada gate akan menyala. Pastikan lampu menyala. Selanjutnya Anda tinggal mendorong palang besi di depan Anda.
Hal ini juga berlaku bila Anda akan keluar dari stasiun tujuan. Tappinglah pada gate berlampu hijau dan perhatikan arah anak panahnya. Simple, bukan?
Jadi, mulai amati dan pahami tripod gate di stasiun keberangkatan maupun stasiun tujuan Anda, agar tak salah masuk atau keluar gate stasiun.
Jakarta, 21 November 2015. Ditulis oleh Setyaningrum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H