Mohon tunggu...
Cletus Nono
Cletus Nono Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling

menulis dan konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemberian Layanan Konseling bagi Peserta Didik yang Mengalami Permasalahan Absensi

7 Desember 2022   11:43 Diperbarui: 7 Desember 2022   11:53 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBERIAN LAYANAN KONSELING BAGI PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERMASALAHAN ABSENSI

 Cletus Nono,S.Pd

Salah satu bentuk pendisiplinan terhadap siswa di sekolah adalah adanya buku pengontrol kehadiran dan ketidakhadiran siswa di sekolah. Istilah yang sering digunakan di sekolah adalah “Buku Absen”. Kata “Absen” diserap dari bahasa belanda ‘Absentie’ yang maknanya ‘Ketidakhadiran’ sedangkan lawan katanya adalah ‘Presentie’ yang bermakna ‘kehadiran’(www.kompasiana.com).

Di SMPN 2 Bajawa, masalah absensi siswa seringkali terjadi. Ini dibuktikan dengan seringnya guru BK mendapat laporan dari guru mata pelajaran maupun wali kelas. Lebih khusus bagi siswa kelas VIII yang menjadi kelas binaan saya. Berdasarkan hasil pengamatan konselor siswa yang seringkali absen, biasanya paling disebabkan oleh beberapa hal yaitu 1). Datang terlambat dan gerbang sudah dikunci; 2) Mengikuti ajakan teman untuk tidak masuk kelas; 3). Bangun terlambat; 4). Malas mengikuti pelajaran pada mata pelajaran yang tidak disukai; 5) Tidak ada laporan dari orang tua/wali.

Hal yang sering dilakukan oleh guru BK dalam menangani masalah absensi ini adalah dengan memberikan Layanan konseling individual. Layanan ini dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara guru BK dan siswa bersangkutan atau konselor dan konseli. Dalam hubungan itu masalah konseli dicermati dan diupayakan pengentasannya secara bersama-sama. Model pelaksanaan yang digunakan dalam layanan konseling ini adalah pelaksanaan konseling untuk penyesuaian diri (Interview for adjustment).   

Langkah-langkah yang dilakukan adalah (a) Membangun hubungan pribadi dengan konseli. Disini konselor menyambutnya di ruangan konseling dan berbasa basi mengajaknya bercerita. Setelah itu menjelaskan kekhususan wawancara konseling dan mempersilahkan konseli mengemukakan hal yang ingin di bicarakan berkaitan dengan tingginya absensi yang dialami oleh konseli;  

(b) Mendengarkan dengan penuh perhatian ungkapan pikiran dan perasaan konseli dan berusaha menentukan jenis masalah dan pendekatan konseling yang diambil. Konseli mengungkapkan penyebab dia sering absen dalam mengikuti KBM yaitu sering terlambat bangun pagi, bingung memilih teman baru di kelas, sulit menyesuaikan diri dengan aturan sekolah yang `menurutnya sangat ketat, bertemu dengan guru yang menurutnya galak, malas mendengarkan pelajaran yang susah dimengerti seperti pelajaran Bahasa Indonesi. 

Dari cerita itu konselor menemukan jenis masalahnya yaitu siswa sulit untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lingkungan yang baru. Konselor memutuskan untuk menerapkan pendekatan konseling untuk penyesuaian diri; (c)Mengadakan analisis kasus sesuai dengan pendekatan konseling. 

Pada langkah ini konselor mulai menggali dan mencari informasi lebih lanjut dan jelas yang berkaitan dengan masalah ini. Pertama tentang dirinya di lingkungan keluarga dan kedua tentang dirinya di lingkungan sekolah. Dari semua hal yang ia kemukakan konselor menganalisis dan  yakin bahwa yang menjadi masalahnya adalah penyesuaian dirinya. ; (d) membantu konseli menemukan sikap dan tindakan yang tepat supaya masalahnya dapat terselesaikan. 

Disini konselor berusaha untuk memberikan beberapa alternatif pemecahan masalah seperti jika sering terlambat bangun pagi maka konseli harus bisa mengatur jadwal aktifitasnya di malam hari tidak boleh sampai larut bila perlu menggunakan penanda waktu/alarm, untuk memilih teman baru pilihlah teman yang menurutmu menyenangkan dan bisa mengerti tentang dirimu, secara perlahan membiasakan diri untuk disiplin dengan membuat jadwal sendiri/ pernyataan diri, berusaha mencari tahu sifat guru dengan jelas jika berhadapan dengan guru yang galak jangan segan atau takut namun berusaha mendekatkan diri dengan melaksanakan setiap tugas yang diberikannya, lebih aktif bertanya kepada guru mata pelajaran tentang mater-materi yang menurutmu sulit; (e) Mengakhiri hubungan pribadi dengan konseli. 

Pada bagian ini konselor memberikan ringkasan hasil konseling yang sudah dibicarakan dan menegaskan kembali keputusan yang diambil serta memberikan semangat kepada konseli untuk menjalankan Misi baru dalam upaya mengatasi masalah yang sedang dialaminya. Tidak lupa konselor menawarkan bantuan bila kelak timbul persoalan baru.

Dari pemberian Layanan Konseling Individual ini sangat jelas terlihat manfaatnya bagi siswa/i SMPN 2 Bajawa khususnya bagi siswa/i yang mendapatkan konseling. Ini dibuktikan dengan perubahan sikap disiplin mereka  yang terjadi dari hari ke hari bahkan sampai mereka berada di kelas VII. Guru BK sudah jarang mengeluarkan Surat Panggilan Orang Tua  bagi siswa yang bermasalah dengan Absensinya.

Seperti yang sudah dilakukan oleh guru BK dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa. Setiap permasalahan yang dialami oleh siswa/i disekolah membutuhkan perhatian dan pendampingan gurunya karena  bentuk perhatian guru sekecil apapun itu akan sangat berguna bagi anak didiknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun