Mohon tunggu...
Cleo Helena Tampubolon
Cleo Helena Tampubolon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Peran Bank Sentral dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi di Tengah Kepastian Global

10 Oktober 2024   19:45 Diperbarui: 10 Oktober 2024   20:15 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh karena itu, bank sentral perlu lebih terbuka dan proaktif dalam menjelaskan langkah-langkah kebijakan yang mereka ambil, termasuk alasan di balik keputusan tersebut. Hal ini penting untuk mengelola ekspektasi pasar dan masyarakat serta mencegah ketidakstabilan yang disebabkan oleh misinformasi.

Keterbukaan dalam komunikasi ini juga harus diiringi dengan peningkatan literasi ekonomi di kalangan masyarakat. Pemahaman masyarakat terhadap kebijakan moneter dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari cenderung rendah, sehingga sering kali menimbulkan keresahan atau kesalahpahaman. 

Bank sentral, bersama dengan pemerintah, dapat berperan lebih besar dalam meningkatkan literasi ini melalui program edukasi yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. 

Semakin baik masyarakat memahami peran dan tujuan bank sentral, semakin stabil ekspektasi mereka terhadap kondisi ekonomi ke depan, yang pada akhirnya dapat membantu mengurangi volatilitas pasar.

Selanjutnya, tantangan lain yang tak kalah penting adalah bagaimana bank sentral menavigasi kebijakan di tengah meningkatnya ketergantungan pada utang global. Banyak negara, terutama di masa pandemi, telah meningkatkan defisit anggaran mereka dengan meminjam secara besar-besaran.

 Kondisi ini menciptakan dilema bagi bank sentral: di satu sisi, mereka harus menjaga suku bunga tetap rendah untuk membantu pemerintah melunasi utang, namun di sisi lain, mereka harus waspada terhadap risiko inflasi yang bisa timbul dari kebijakan moneter yang terlalu longgar. 

Situasi ini menuntut bank sentral untuk membuat keputusan yang sangat hati-hati, karena kesalahan langkah dapat mengakibatkan krisis utang atau hiperinflasi yang merusak fondasi ekonomi.

Selain itu, dengan berkembangnya teknologi digital, khususnya mata uang kripto dan aset digital lainnya, bank sentral harus lebih adaptif dalam mengembangkan kebijakan yang relevan. 

Mata uang digital, seperti Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, telah menciptakan tantangan baru bagi stabilitas moneter dan sistem pembayaran tradisional. Bank sentral di beberapa negara telah mulai bereksperimen dengan Central Bank Digital Currency (CBDC) sebagai tanggapan terhadap perkembangan ini. 

CBDC, jika diimplementasikan dengan baik, dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan inklusi keuangan, memperkuat sistem pembayaran, dan mengurangi risiko dari penggunaan mata uang kripto yang tidak diatur. Namun, peluncurannya juga harus mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul, seperti keamanan siber dan potensi disintermediasi perbankan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun