[caption id="attachment_384675" align="aligncenter" width="500" caption="Layar Tanjleb FFP 2015 di Desa Jetis"][/caption]
Tidak biasanya, malam itu warga berkumpul di pelataran balai desa. Sebuah layar putih tertancap sejak sore hari. Warga dari berbagai usia pun berbondong-bondong mendatangi balai desa.
Seperti halnya di Desa Panican, layar tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2015 di Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga menggandeng panitia lokal pelajar SMA tepatnya dari ekstrakulikuler sinematografi SMA Bukateja Purbalingga.
Pemutaran film layar tanjleb digelar pada Rabu malam, 20 Mei 2015 di pelataran balai Desa Jetis. Dengan dukungan pemerintah desa, acara mendapat apresiasi dari warga yang memang jarang mendapat hiburan di luar rumah.
"Kami meminta agar jadi panitia loka untuk pemutaran layar tanjleb FFP 2015 di Desa Jetis, karena lokasi suting film pendek kami terpusat di desa ini. Ingin rasanya mempertontonkan pada warga desa," tutur Meinur Diana Irawati, guru pembina ekskul sinematografi SMA Bukateja.
Film pendek yang dimaksud dan turut diputar berjudul "Gugat Pegat". Film yang juga masuk seleksi di Kompetisi Fiksi SMA se-Banyumas Raya FFP 2015 ini berkisah tentang sepasang suami istri. Istri bekerja, sementara suami pengangguran, hal itu menjadi sebab utama retaknya sebuah rumah tangga. Disamping sebab-sebab lain yang semakin memperkeruh suasana. Film ini mengangkat fenomena gugat cerai yang banyak terjadi di Purbalingga.
Selain film pendek produksi Sabuk Sinema itu, juga memutar film pelajar Purbalingga berjudul "Coblosan" produksi SMK Karangreja Purbalingga. Kemudian di sesi pemutaran berikutnya, dengan diselingi pembagian doorprize, diputar film dokumenter "Menonton Penonton" sutradara Ardi Wirda Irawan, film fiksi "Lemantun" sutradara Wregas Bhanuteja, dan film dokumenter "Digdaya Ing Bebaya" sutradara BW Purbanegara, serta memutar pula film panjang "Siti" sutradara Eddie Cahyono.
Pegiat FFP Nanki Nirmanto mengatakan, saat CLC Purbalingga memfasilitasi produksi film "Gugat Pegat" terbesit berbagai pertanyaan dari warga dimana pengambilan gambar dilakukan. "Malam ini terjawab sudah, bahwa yang dilakukan pelajar Purbalingga mengkritisi kondisi sosial masyarakat lewat film," jelasnya.
Desa Jetis menjadi titik ke-15 roadshow layar tanjleb FFP 2015. Akan libur sehari, untuk kemudian melanjutkan titik berikutnya pada Jumat malam, 22 Mei 2015 di pelataran kantor Kecamatan Bukateja, Purbalingga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H